Chereads / Pelukan Sang Mantan / Chapter 1 - Panggil Aku "Mama!"

Pelukan Sang Mantan

🇮🇩Tusya_Ryma
  • 222
    Completed
  • --
    NOT RATINGS
  • 239.7k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Panggil Aku "Mama!"

Malam hari di kota H, seorang wanita cantik mengenakan gaun pengantin yang sangat sederhana dengan belahan punggung dan dada yang sangat rendah, keluar dari dalam mobil seorang pria yang usianya sudah setengah abad.

"Nastya, masuk dan istirahatlah dulu. Kamarku ada di lantai dua, pintu yang menghadap ke arah barat. Nanti, aku akan memberitahumu lagi jika aku tidak pulang," ucap pria tua itu pada Nastya, yang tak lain adalah istri barunya.

Nastya yang sudah berdiri di samping pintu mobil, mengangguk. "Baik. Aku mengerti."

"Pergilah!"

Nastya tidak membuang waktunya lagi. Ia segera menutup pintu mobil dan berjalan menuju pintu masuk rumah.

Langkah demi langkah Nastya membawa sepatu hak tingginya berjalan menuju pintu rumah mewah yang memiliki tiga lantai tersebut. Detak jantungnya tiba-tiba terasa sangat kencang. Keringat mulai membasahi punggungnya.

Ada sebuah perasaan aneh yang ia rasakan di dalam hatinya. Entah itu perasaan marah, dan benci, taukah rasa bersalah? Dirinya sungguh tidak mengerti. Tapi yang jelas, perasaannya saat ini sangat tidak nyaman.

Hingga sampailah di depan pintu rumah, ia segera membenarkan emosinya.

Nastya menarik napas panjang. Dengan kedua tangan, ia memegang kedua pegangan pintu. Dengan tenaga besar, Ia menarik pegangan pintu tersebut, hingga terbukalah kedua pintu rumah mewah diiringi suara nyaring dari langkah kaki yang mengenakan sepatu hak tinggi.

Nastya berjalan dengan punggung yang tegak, wajah cantiknya terangkat dengan tatapan tajam penuh percaya diri. Seolah, wanita yang lemah tadi itu bukanlah dirinya.

Ia terus melangkahkan kakinya hingga menaiki anak tangga. Tidak lupa, ia mencari sebuah pintu kamar yang mengarah ke arah barat, sesuai dengan petunjuk dari Hindra.

Tidak butuh waktu lama baginya mencari pintu kamar tersebut, Nastya segera menemukannya. Dengan cepat ia berjalan ke sana, dan bermaksud untuk membuka pintu kamar.

Sebelum Nastya menyentuh pegangan pintu, terdengar suara seorang pria yang tidak asing di telinganya.

"Nastya! Sedang apa kau di rumahku?"

Tiba-tiba jantungnya berdetak sangat kencang. Ia sangat mengenali suara itu. Suara merdu seorang pria yang sudah menemaninya selama dua tahun.

Nastya segera memutar badannya, melihat pria gagah dan tampan itu berjalan ke arahnya.

Pria yang bernama Narendra Adipraja itu kembali bertanya, "Sedang apa kau di depan kamar ayahku?"

"Aku?" Nastya pura-pura tenang. Ia menunjuk dirinya sendiri.

"Aku berada di sini, karena ini adalah rumah suamiku!" jawabnya dengan senyum samar di bibirnya.

"Rumah suamimu?" Narendra terkejut mendengarnya. "Kita sudah putus dua bulan yang lalu. Mana ada, aku adalah suamimu!" bantahnya.

Ya! Dulu mereka adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Berjanji akan menikah di tahun depan setelah Nastya mendapatkan pekerjaan yang bagus, agar bisa mengimbangi Narendra—pria kaya—anak dari pemilik Raja Hotel yang tersebar di seluruh penjuru negeri ini.

Tapi sekarang, semuanya sudah berakhir. Mereka putus karena Narendra berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Itu yang tidak bisa dimaafkan oleh Nastya.

Tiba-tiba Narendra tersenyum lebar, mendekati Nastya, lalu berkata dengan penuh godaan, "Oh, atau ... jangan-jangan, kau ingin kembali kepadaku, dan ingin menjadi nyonya di rumah ini? Apa begitu?"

Jika itu benar, Narendra akan sangat bahagia Nastya mau memaafkan dirinya dan kembali ke sisinya lagi. Tidak harus berpisah seperti ini.

Waktu dua tahun bukanlah sebentar untuk menjalin sebuah hubungan. Banyak kebahagiaan yang telah mereka rasakan bersama. Tidak mungkin akan hilang dalam waktu dua bulan.

Tapi, jawaban dari Nastya mengejutkan Narendra hingga rasanya bagai disambar petir.

"Aku tidak mungkin mau kembali kepadamu. Karena sekarang ... aku adalah istri dari ayahmu! Aku di sini, karena ini adalah tempat tinggal suamiku, Hindra Adipraja! Sekarang, panggil aku dengan sebutan 'Mama'."

"Nastya, apa kau sudah gila?" sergahnya, tidak terima. "Kau jangan bercanda. Ini sama sekali tidak lucu!"

"Aku tidak bercanda. Aku adalah ibu tirimu!" jelasnya dengan tegas.

Ia mengangkat tangannya. Menunjukkan sebuah cincin berlian yang tersemat di jari manisnya.

"Apa kau tidak lihat, apa ini?" Nastya menunjuk cincin di jarinya. "Ini adalah cincin pernikahan. Tadi siang, kami baru menikah secara siri di rumahku, disaksikan oleh ayah dan ibuku. Ada juga beberapa orang dari keluarga ayahmu yang hadir. Kau saja yang tidak tahu," ejeknya, sedikit berbohong.

Ketika mengatakan "Ayah dan ibuku", perasaannya terasa sangat sakit dan juga pedih. Ayahnya baru meninggal dua bulan yang lalu karena kecelakaan mobil. Lebih tepatnya, satu hari sebelum mereka putus. Dan ibunya ... hingga kini masih koma di rumah sakit. Rumah yang tadi ia sebut, sebenarnya sudah dikosongkan karena akan segera dijual untuk menambah biaya perawatan ibunya.

Tentang kecelakaan kedua orang tua Nastya, Narendra sama sekali belum mengetahuinya. Karena setelah kecelakaan itu, keesokan harinya, mereka putus.

Di kala Nastya terpuruk dan sedih karena musibah yang menimpa orang tuanya, bukannya mendapatkan perhatian dan dukungan dari Narendra, ia malah mendapati kekasihnya tersebut berselingkuh dengan Ralin—sabatnya sendiri. Itu semakin membuat hatinya hancur berkeping-keping, dunianya terasa runtuh, dan cahaya dalam hidupnya terasa redup, nyaris menghilang. Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk balas dendam dengan cara ini.

Tidak ingin terlihat lemah di depan Narendra, Nastya segera membenarkan emosinya. Ia melanjutkan.

"Dan ini," ucapnya lagi sambil menunjuk gaunnya sendiri.

Sebuah gaun bermodel kan sabrina yang memiliki belahan dada dan punggung yang sangat rendah, dengan panjang sampai ke lantai.

"Ini adalah gaun pernikahanku. Kami baru melakukan sesi pemotretan sebagai foto pernikahan. Nanti, semua foto pernikahan kami akan dipajang di tiap sudut rumah ini," jelasnya lagi, dengan bangga.

Tentu saja, selain itu, semuanya hanya mengada-ada

Karena, faktanya adalah, Nastya dan Hindra bertemu satu minggu yang lalu ketika Nastya bekerja sebagai pelayan restoran di hotel Raja, dan Hindra sedang makan di restoran bersama dengan teman baiknya—Gandi. Ketika sedang mengantar makanan ke meja Hindra, Nastya tidak sengaja mendengar percakapan mereka. Di sana, Hindra meminta bantuan Gandi untuk mencari seorang wanita yang bersedia untuk menikah kontrak dengannya. Mendengar hal itu, jelas Nastya sangat tertarik. Apalagi ia tahu dari rekan kerjanya di belakang, bahwa pria tua itu adalah pemilik hotel Raja. Itu artinya, dia adalah ayah dari Narendra—pria yang telah menyakitinya. Mendengar pembicaraan Hindra dan Gandi, dengan menebalkan muka, Nastya berdiri di depan mereka setelah menyajikan semua makanannya. Ia menawarkan diri untuk menikah kontrak dengan Hindra.

Ini hanya sebuah pernikahan di atas kertas dengan berbagai syarat di dalamnya, termasuk tidak adanya kontak fisik antara mereka berdua. Tidak ada nikah siri seperti yang tadi ia ucapkan kepada Narendra.

Mendengar semua ucapan Nastya, wajah Narendra terlihat sangat buruk. Ia mengepalkan tinjunya dengan erat. Menahan semua gejolak yang ada di dalam dirinya.

Melihat reaksi Narendra, Nastya tentu sangatlah puas.

Ini yang diharapan dari pernikahan ini. 'Membuat Narendra kecewa!'

"Sekarang ... coba panggil aku 'Mama'," ucapnya lagi, penuh dengan intimidasi.

Itu membuat pria di depannya semakin tidak tahan.

Narendra menarik tubuh Nastya dengan kuat. Membiarkan wanita angkuh itu berada di dalam pelukannya. Ia mencengkram bokongnya dengan satu tangan. Dan satu tangannya lagi meraba wajahnya.

Dengan tubuh yang saling menempel, Narendra menunduk untuk menatap wajah cantik itu, menatapnya dengan tajam.

Ia berkata dengan suara berat, "Mama? Apa kau sungguh ingin aku memanggilmu dengan sebutan mulia itu?"

Narendra menyeringai. Ia mengelus pipi putihnya dengan satu jari.

"Jangan bermimpi!" ucapnya dengan tegas.

Detik kemudian, ia menggendong paksa wanita itu. Membawanya masuk ke dalam kamar yang ada di ujung ruangan. Menghiraukan setiap teriakan dan perlawanan dari Nastya. Narendra terus membawanya, dan melemparnya hingga ke atas tempat tidur.

Bersambung ....

Terima kasih sudah berkenan mampir di karya pertamaku. Jangan lupa untuk meninggalkan jejaknya dengan meramaikan kolom komentar.

Moga kalian tetap setia dengan kisah "N N couple" ini hingga akhir.