Sore sudah jatuh.
Usai melewati jalan beraspal kini mobil menyusuri jalan tanah bercampur batu. Tidak ada aspal samasekali. Sepertinya barusan hujan. Jalan tampak becek berkubang. Pada sejumlah tempat mobil harus merenangi genangan lumpur tanah.
"Beginilah jalan ke kampung itu. Belum beraspal. Kalau turun hujan menjadi becek begini," cerita Karim sambil mencari-cari yang aman untuk ditempuh.
Hanjo mencoba menikmati jalan yang membuat mobil mesti meliukkan badan. Atau miring ke kiri atau kanan karena sebelah rodanya masuk lobang yang cukup dalam. Mengasyikkan juga.
Menurut Hanjo jutru lebih enak berjalan di sini ketimbang di jalanan kota Jakarta. Di kota jalannya licin dan bagus. Tetapi sewaktu-waktu atau tiba-tiba saja terhadang kemacetan. Sementara di sini meliuk-liuk seperti penari.
"Jauh lagi?" tanya Hanjo yang duduk di sebelah. Ia berharap masih jauh. Dengan begitu, kenikmatan berada di atas mobil dengan jalan berlobang, dapat dirasakannya lebih lama.