Bertemu dengan Giana di pesta pernikahan Aileen merupakan hal yang tidak pernah Hailee duga sebelumnya.
Dia tidak pernah terpikir kalau Giana akan menghadiri pesta pernikahan tersebut, karena setahunya Aileen dan Giana tidaklah sedekat itu untuk saling mengunjungi satu sama lain, tapi teranyata di sinilah wanita itu, mengobrol dengan sangat akrab dengan kakak angkatnya.
Apa yang sebenarnya ke dua wanita itu bicarakan? Hailee tidak mengerti bagaimana keduanya bisa saling mengenal. Mungkin pada saat hari pernikahannya dengan Ramon? Tapi, Giana bukanlah tipe wanita yang akan akrab dengan siapa saja, terutama orang yang baru dikenalnya, tanpa memikirkan keuntungan.
Dan lagi, kali ini sepertinya Giana tidak mencoba untuk mendekati Ramon. Dia tampak lebih sadar diri mengenai lingkungan sekitarnya dan juga berita miring yang tengah menerpa dirinya.
Baguslah, wanita ini masih memiliki sisi dirinya yang waras, yang masih dapat berpikir jernih, sehingga Hailee tidak perlu meladeninya di saat seperti ini.
"Hailee, temani aku ya," ucap Zia tiba- tiba.
"Eh?" Hailee, yang tengah berada dalam pikirannya sendiri, sepertinya melewatkan apa yang terjadi. "Maaf, aku tidak mendengar apa yang kau katakan. Temani kau kemana?" tanya Hailee, berusaha untuk mengembalikan konsentrasinya.
"Ayah memanggilku dan aku tidak ingin pergi sendiri," Zia berkata dengan suara pelan. Dia tidak mengerti mengapa dirinya merasa seperti ini, tapi rasanya berat sekali untuk hanya sekedar melewati Giana dan Aileen, walaupun itu hanya akan terjadi beberapa detik saja.
Zia pun cukup terkejut ketika melihat Giana berada di sana. Apa yang dilakukan wanita itu? Dan terlebih lagi apa yang dia bicarakan dengan Aileen? Semua ini mengganggunya dan membuatnya tidak nyaman. Kalau bisa, Zia ingin pergi dari tempat ini sesegera mungkin, tapi itu adalah hal yang tidak mungkin dia lakukan.
"Temani dirimu?" Hailee mengerutkan keningnya dengan bingung. "Kenapa?" dia belum pernah melihat Zia tidak percaya diri seperti ini. Dia tampak resah untuk alasan yang Hailee tidak ketahui.
"Itu…" Zia tampak berpikir keras. "Kau belum memberitahu ayahku secara langsung mengenai kehamilanmu, dia pasti ingin mendengarnya sendiri darimu."
Hailee mengangkat alisnya penuh tanya. Alasan aneh apa itu? Tapi, melihat betapa gelisahnya Zia, dia tidak bertanya dan hanya menyanggupinya.
Bicara mengenai kehamilan, Hailee belum memberitahukan hal ini pada Lis juga karena dia tidak bisa dihubungi. Sebenarnya kemana Lis? Dia telah pergi berhari- hari…
"Oh, baiklah. Ayo kita temui paman Diego," Hailee berkata dengan senyum ceria, tapi sebelum itu dia menghampiri Ramon untuk mengatakan kalau dirinya akan pergi. "Aku akan mengawasimu, kalau sampai wanita itu menghampirimu dan kau terlihat senang menanggapi apapun yang dia katakan, jangan harap aku akan bicara denganmu lagi," Hailee berkata dengan nada mengancam.
Tentu saja mereka berdua tahu siapa 'wanita itu' yang Hailee maksud. Ramon pun telah melihat Giana dan cukup penasaran apa yang dilakukan wanita itu di sana.
"Kenapa? Kau cemburu?" Ramon bertanya dengan jahil, tangannya terulur untuk merapihkan anak- anak rambut di sekitar wajah Hailee yang tengah memberengut. "Kau tampak sangat cantik ketika cemburu."
"Jangan memujiku untuk alasan yang tidak masuk akal," Hailee berkata dengan tegas. "Aku selalu cantik apapun yang terjadi."
Dan pernyataan terakhir Hailee yang penuh percaya diri membuat Ramon tertawa ketika mendengarnya. Dia sangat menyukai bagaimana Hailee selalu tampak berani mengutarakan apa yang dia pikirkan.
"Hm, kurasa kau benar." Ramon lalu mengecup kening Hailee dengan lembut. "Pergilah, aku juga akan memperhatikanmu, jangan sampai kau bicara dengan pria lain dan terlihat senang, karena aku tidak akan menanggapinya dengan baik." Ramon membalikkan kata- kata istrinya tadi dan kali ini Hailee tertawa.
"Hei, kalian berdua, bisa tidak acara bisik- bisiknya dilanjutkan nanti saja?" Zia menegur keduanya dengan tidak sabar.
Tawa Hailee semakin lebar ketika mendengar apa yang Zia katakan, dia lalu mendekat ke arah sepepunya tersebut dan menggandeng tangannya. "Ayo."
Acara pernikahan tersebut dilangsungkan outdoor, jadi ketika matahari hampir tenggelam di ufuk barat, lampu- lampu mulai dinyalakan untuk memberi penerangan di tempat tersebut.
Dan walaupun tidak banyak orang yang hadir karena pesta pernikahan tersebut sangatlah tertutup dan dilangsungkan di rumah kediaman keluarga Gevano, tapi bisa dikatakan acara tersebut berlangsung dengan lancar dan untuk pertama kalinya Mrs. Gevano tidak mencari gara- gara dengan Aileen, walaupun bisa dibilang dia tidak bersikap manis padanya juga.
Setiap tamu di sana tampaknya menikmati acara tersebut dengan senyum formalitas yang tersungging di bibir mereka, karena tidak akan bisa dihindari kalau pernikahan semacam ini akan menjadi buah bibir orang- orang nantinya. Terutama karena keluarga Gevano termasuk keluarga terpandang di kota ini.
Tapi, tidak semua orang dapat memperlihatkan senyuman palsu mereka, karena Zia sama sekali tidak bisa menutupi rasa gelisahnya, terutama ketika dirinya berjalan melewati Giana dan Aileen untuk menghampiri ayahnya.
"Jadi ini 'wanita' itu," ucap Giana ketika Zia berjalan melewatinya, dia sengaja menekankan kata 'wanita' dalam kalimatnya, sehingga Zia dapat mendengarnya. "Aku tidak menyangka kalau dia datang dari keluarga terpandang juga. Aku ingin tahu bagaimana reaksi keluarganya ketika mengetahui hal ini."
Tubuh Zia menegang ketika dia mendengar hal itu. Dia segera tahu siapa yang Giana maksudkan. Jadi, istri Aidan telah mengetahuinya? Dia tahu kalau Zia adalah wanita yang telah berselingkuh dengan suaminya?
Di sisi lain, Hailee dapat merasakan tubuh Zia yang menegang dan gemetar. Dia menatap bingung pada sepupunya.
Perselingkuhan? Hailee tidak mengerti apa yang Giana katakan, tapi dia mendapat firasat kalau wanita ini tengah membicarakan Zia.
"Cantik, tapi sayang tidak memiliki harga diri sama sekali," Giana berkata dengan suara yang lebih keras sehingga beberapa orang dapat mendengarnya dan mengalihkan perhatian mereka terhadap Giana.
Untuk alasan yang tidak diketahui dan mungkin Zia akan menyesali hal ini nantinya, tapi dia menghentikan langkahnya dan membalik tubuhnya sehingga dia bisa berhadapan dengan Giana.
Sementara itu, Hailee masih berusaha untuk mencerna situasi ini. Apa yang sebenarnya terjadi? Ketika dirinya masih menebak- nebak, Zia mulai berkata.
"Kenapa? Kau datang ke sini untuk menangisi perpisahanmu dengan suamimu dan menyalahkanku?" tanyanya dengan suara rendah, yang hanya mereka berempat dapat mendengarnya.