Tepat pukul 2 malam, Qiara menerobos masuk ke dalam rumah Tya. Bak maling, mengagetkan Tya yang saat itu baru saja mau tidur.
"Lo kenapa ngendap-ngendap gitu sih?!" tanya Tya serasa jantungan.
Ia yang barulah memejamkan mata melihat sebuah kepala muncul di sela pintu kamar. Seperti melihat kuntilanak. Lihat saja rambut Qiara yang di gerai begitu.
"Mentang-mentang Lo punya kunci rumah gue," omel Tya
Qiara tertawa jenaka. Ia ikut naik ke atas tempat tidur setengah berbaring.
"Gue beli martabak manis," katanya dengan alis turun naik.
"Tunggu gue ambil piring," balas Tya lalu beranjak ke dapur. Ia membawa piring masuk ke kamar. "Lo tuh kemana aja sih seharian, Qi?" tanya Tya sembari naik ketempat tidur.
"Biasalah bokap nyokap gue berantem," ujar Qiara dengan wajah tenang damai dan penuh ketidak pedulian.
"Terus?" tanya Tya lagi yang terlanjur kepo.
"Ada deh," balas Qiara sekenanya.
Tya mengerutkan keningnya. "Kalo Lo ada masalah cerita kali," ujar Tya