"Kamar nya yang mana ya?" Tanya lelaki itu saat melihat beberapa petak kamar kosan di depan nya.
Oliv yang tidak berkedip sama sekali itu pun akhirnya kembali tersadar dan menunjuk ke arah kamar kosan nya.
"Yang itu, Mas.. itu 2 temen saya lagi di luar." Jawab Oliv sambil nyengir kuda.
Lelaki itu pun berjalan ke arah dua gadis yang di tunjuk oleh Oliv barusan.
Dari arah yang bersebrangan, Agesti yang tengah asik mengemil snack sambil menemani Wilia menonton serial drama pun langsung menghentikan kunyahan nya saat melihat seorang pria tampan berjalan ke arah nya dengan memangku Oliv.
"Wil.. ini Gue gak salah liat?" Tanya Agesti kepada Wilia tanpa menoleh ke arah sahabat nya itu sedikit pun.
"Hm? Maksud Lo?" Wilia pun merespon tanpa mengalihkan pandangan nya dari layar laptop.
"Itu si Oliv bawa cowok ganteng." Ucap Agesti setengah berbisik ke dekat telinga Wilia.
Ucapan Agesti tentu saja mengundang perhatian Wilia yang langsung mem-pause serial drama Korea kesukaan nya demi menyaksikan Oliv di antar oleh seorang lelaki tampan ke kosan mereka.
Kedua gadis itu pun ternganga melihat pemandangan di depan nya dan sesekali saling menatap heran.
"Ini kamar Lo, kan?"
"Hm, iya." Jawab Oliv saat dirinya sampai di depan pintu kamar kosan dengan dua sahabat nya yang masih terlihat bingung.
"Oke, Gue langsung cabut gak apa-apa?"
"Eh, sebentar dulu dong Mas.. jangan pergi dulu! Duduk di sini sebentar ya, saya buatin teh manis."
Tanpa pikir panjang Oliv pun langsung berjalan cepat ke arah dapur umum kosan nya demi menyuguhkan segelas teh manis untuk sang tamu yang di temui nya tanpa sengaja.
Sementara itu, lelaki berambut gondrong tersebut tampan menarik nafas panjang sambil melipat tangan di atas dada.
"Itu cewek keliatan nya gak kenapa-kenapa, kok tadi bilang sama Gue kaki nya sakit ya?" Batin lelaki itu pun bertanya-tanya.
Keheranan nya tidak sampai di sana. Saat ia memutar bola mata nya ke arah samping, dua gadis yang sempat di beritahu Oliv itu tampak memperhatikan dirinya tanpa berkedip. Persis seperti yang di lakukan Oliv saat pertama kali bertemu dengan lelaki tersebut.
"Kalian.. kenapa ya?"
"Eh.. Mas, silahkan duduk.. maaf, s--saya sama temen saya kaget aja, liat temen kita bawa cowok ganteng ke sini." Sahut Agesti sambil tertawa kecil.
Sementara itu, Wilia masih terhipnotis dan tidak mengucapakan sepatah kata pun kepada lelaki tersebut.
Pemuda gondrong dengan gaya nya yang cool itu pun hanya tersenyum dengan kedua tangan yang masuk ke dalam saku celana nya. Ia pun kemudian duduk di sebuah tembok kecil yang menjadi penyekat antara kamar satu dengan yang lain nya.
Untung nya situasi sore hari saat ini tidak begitu ramai. Beberapa orang seperti nya belum pulang bekerja dan beraktivitas lain nya sehingga di sana hanya ada empat orang di teras depan kamar nya yang sempit.
Tidak lama kemudian Oliv pun datang sambil membawakan minuman untuk sang tamu.
Dengan penuh percaya diri, ia memberikan teh manis untuk lelaki yang baru saja di jebak nya.
"Makasih, ya." Ucap lelaki itu sebelum kemudian menyeruput teh manis buatan Oliv.
Oliv pun mengangguk dengan manja sambil duduk di samping lelaki itu.
Agesti dan Wilia yang duduk di teras bawah hanya bengong melihat sikap Oliv yang menjijikan.
"Liv, ini siapa?" Tanya Wilia memberanikan diri.
Oliv dan lelaki di samping nya pun saling menatap bingung karena sebelumnya mereka pun belum berkenalan.
"Oh iya, kenalin.. nama Gue Edro, tadi Gue gak sengaja liat temen kalian kesandung di depan gang sana. Dan tadi dia bilang kaki nya sakit, jadi Gue gendong dia ke sini." Ucap lelaki yang memperkenalkan dirinya sebagai Edro kepada ketiga gadis tersebut.
Mendengar penjelasan Edro, Agesti dan Wilia pun kompak menelan ludah. Mereka sudah bisa membaca isi kepala Oliv yang sempit.
"Drama dimulai." Ucap Agesti dengan nada suara yang hampir tidak bisa di dengar oleh siapapun kecuali Wilia.
Akhirnya kedua gadis yang tengah duduk di teras depan kosan mereka pun terkekeh-kekeh.
Edro pun menoleh ke arah Oliv karena ia tidak mengerti kenapa kedua sahabat gadis yang di tolong nya itu malah tertawa.
"Oh iya Mas, nama saya Oliv." Gadis itu pun mengulurkan tangan nya untuk berjabat tangan memperkenalkan diri secara langsung kepada Edro.
Lelaki di depan nya pun mengangkat kedua ujung bibir nya sambil menatap manik mata Oliv lekat-lekat.
"Kaku banget sih, manggil nya.. panggil Gue Edro aja. Santai lah, Gue masih seumuran mungkin sama Lo." Pungkas Edro kemudian membalas jabatan tangan Oliv yang mungil.
Gadis di depan nya tampak begitu senang karena akhirnya tangan mungil tersebut bisa bersalaman dengan tangan seorang pria tampan.
"Kenalin, nama Gue Shintya Agesti Munaf.. Lo boleh panggil Gue Agesti, hm.. tapi sayang juga gak masalah, hehehe." Agesti menyodorkan tangan nya dan menggoda Edro dengan genit.
Hal tersebut tentu saja mengundang gelak tawa sahabat nya yang merasa jijik dengan gombalan Agesti yang pasaran.
"Edro." Jawab lelaki itu sambil tersenyum menatap wajah Agesti seperti saat ia menatap wajah Oliv beberapa menit yang lalu.
"Gue.. Gue Wilia, sahabat nya Oliv.. kita tinggal di kosan ini bertiga." Sambung Oliv merebut genggaman tangan Agesti yang di rasa terlalu lama berada di tangan Edro.
Lelaki itu pun berbalik menatap ke arah Wilia yang baru saja memperkenalkan diri.
"Gue Edro.. Edro Wijaya." Ucap lelaki itu dengan masih memberikan ekspresi yang sama.
Seperti nya Edro memang tipikal lelaki yang ramah dan santun. Sejak tadi, ia tidak menghilangkan senyum dari kedua sudut bibir nya yang tipis.
Keramahan Edro membuat Agesti, Wilia dan Oliv seakan terpikat pada pertemuan pertama.
"Oh iya, kalian kuliah atau.."
"Kuliah.. kita masih kuliah semester tiga sekarang." Potong Agesti seketika.
Edro pun mengangguk kemudian menyeruput teh manis nya kembali.
"Lo masih kuliah juga atau udah kerja?" Tanya Oliv penasaran.
"Gue udah kerja.. sebenernya Gue wartawan yang kebetulan lagi ada kerjaan di sekitar sini." Jawab Edro mulai menjelaskan identitas nya satu persatu.
"Wah.. hebat, pasti Lo sering ya ketemu sama artis papan atas gitu?" Tanya Wilia kemudian.
Edro nampak tersenyum saat mendengar pertanyaan Wilia.
"Gue gak pernah pegang job wawancara artis. Kerjaan Gue khusus buat menyelidiki kasus para pejabat di ibu kota." Pungkas Edro.
"Widih.. keren ya, kayak detektif.. hehe." Sahut Oliv dengan polos.
Karena tidak begitu mengerti tentang pekerja Edro, kedua gadis yang duduk di teras itu pun hanya bisa mengangguk mendengarkan Edro bercerita soal pekerjaan nya.
Rupanya Edro baru saja lulus kuliah tahun kemarin dan setelah di selidiki, ternyata Edro satu kampus dan satu angkatan dengan Lim - mantan kekasih Wilia.
Namun karena Wilia enggan membahas mantan kekasih nya tersebut, ia pun malas untuk bercerita kepada Edro bahwa mungkin saja Edro mengenali mantan kekasih nya tersebut.
"Oh iya, Girls.. Sorry Gue harus cabut sekarang.. Thanks ya minuman nya." Pamit Edro kepada ketiga gadis cantik di depan nya.
"Buru-buru banget? Terus, Lo kapan bisa main ke sini lagi? Gue harap sih, Lo gak kapok kenalan sama kita." Sahut Oliv sambil tersenyum manja ke arah Edro yang sudah bersiap untuk pergi.
"Gak dong, masa sih Gue kapok! Next time Gue pasti bakalan main sama kalian! Oliv, Wilia, dan..."
"Agesti." Jawab Agesti dengan lantang saat Edro tampak lupa akan nama nya.
"Oh iya.. Agesti.. Gue cabut ya, Bye."
"Thanks ya, Dro! Udah tolongin Gue." Teriak Oliv sambil melambaikan tangan ke arah punggung Edro yang mulai menjauh.
"Sama-sama." Jawab Edro kemudian membalas lambaian tangan tersebut juga di tambah dengan senyum nya yang manis.