Chereads / HIGH CLASS JOMBLO / Chapter 3 - SAHABAT LOW BUDGET!

Chapter 3 - SAHABAT LOW BUDGET!

Esok hari nya Agesti, Wilia dan Oliv pergi ke kampus dengan perasaan penuh percaya diri, menatap angkuh para lelaki yang mereka temui sepanjang koridor.

Saat melewati sebuah taman di kampus nya, Agesti tak sengaja melihat Tio dan Lola yang sedang duduk mesra di kursi taman, dikelilingi beberapa teman sekelas nya.

"Kayak nya Tio sama Lola lagi bagiin undangan." Oliv ikut memperhatikan ke arah taman tempat Tio dan Lola duduk bersama.

Agesti yang masih menatap haru itu pun segera memalingkan wajah nya kembali, rasa nya ia tak membayangkan kisah seperti ini sebelum nya.

"Semudah itu Tio ngelupain Gue!" Agesti menghembuskan nafas kekecewaan nya.

Wilia menggandeng tangan Agesti erat, ia khawatir Agesti tiba-tiba lunglai dan jatuh pingsan kembali.

"Gak usah kenceng-kenceng pegang nya, Gue gak bakal pingsan lagi kok!" Agesti melepaskan genggaman tangan Wilia dari tangan nya.

"Udah lah, kan Lo sendiri yang bilang, kalo kita sebenernya juga cantik! cuma gak beruntung aja dapet cowok baik! bener kan? begitu isi pidato Lo kemaren malem ges?." Tanya Oliv meyakinkan.

Agesti mengangguk, mereka bertiga pergi meninggalkan taman dan bergegas menuju kelas nya.

"Biar jomblo asal bahagia!." Wilia terus menyemangati.

***

Dikantin.

"Andre sama cewek baru nya habis ngerayain Anniversary dua tahun mereka. makin lengket aja kayak nya." kata Oliv sambil mengusap-usap layar handphone nya.

"Lo kali yang pacar baru mah! mereka Anniversary ke dua tahun, Lo sama Andre kan baru sembilan bulan!." tepis Wilia.

Oliv yang tersadar ada yang salah dengan ucapan nya itu pun mengangguk pasrah.

"Lagian ngapain masih buka sosmed dia sih Liv." Protes Agesti.

"Bukan gitu Ges, Wil! Kadang gue ngerasa kangen banget sama dia. Gue sama Andre udah ngerasa klop banget, tapi sayang banget baru sembilan bulan udah bubar jalan, padahal setiap ada apa-apa Gue selalu siap siaga bantuin Andre, mulai dari siapin sarapan pagi kalo dia mau berangkat kerja dan lagi gak punya uang, padahal gue sendiri juga belum makan, nyuciin baju nya kalo dia males nyuci baju sendiri. Huh!" Curhat Oliv pada kedua sahabatnya.

"Lah Lo yang klop sendiri, dia enggak!" ledek Agesti.

"Ya emang bener kan, kalo udah sembilan bulan emang udah waktu nya terpisah dari emak nya!." Wilia membalas curhatan Oliv dengan sebuah candaan yang membuat Agesti sampai tersendak air minum mendengar ucapan nya.

"Lo kira Oliv emak nya Andre? Ha ha.." Agesti malah menambah suasana semakin heboh.

"ih! Kalian ngeselin banget sih!." kesal Oliv.

"Um.. Jangan kesal gitu dong Liv! Lo lupa kita udah jadi High Class Jomblo sekarang? Andre mah gak ada apa-apa nya! udah jangan berharap sama Andre lagi."

"Mantap Wil ! Gue setuju sama isi ceramah Lo." Agesti mengacungkan jempol nya sampai menyentuh hidung Wilia yang berada di depan nya.

"Ish!! siapa yang ceramah sih !" Tepis Wilia.

"..."

"Wil, emang Lo gak pernah kepikiran Lim lagi ya? perasaan waktu Lim putusin Lo, kayak nya Lo deh yang paling histeris diantara kita?"

"Kata siapa Gue gak pernah kepikiran dia Liv?.. Lo bayangin aja tiap hari Gue bareng dia terus, Gue gak boleh kemana-mana kalau tanpa dia! bahkan Lim juga sering cemburu kalo Gue lagi jalan sama kalian! tapi sekarang apa? yang paling takut kehilangan Gue justru orang yang ninggalin Gue sekarang!"

Agesti menyimak.

"Gak seberapa dibandingkan sakit hati nya Gue!." Gumam Agesti dalam hati.

"Ssssttttt... udah ya galau nya tante-tante! Kita kan udah sepakat buat mendirikan geng High Class Jomblo ini ! Ayo! Jangan klemar-klemer gitu Yok!" Agesti menggenggam erat kedua tangan sahabat nya.

***

Dosen mata kuliah yang tidak bisa hadir di jam terakhir membuat Agesti, Wilia dan Oliv bergegas pulang ke kosan nya yang berjarak tidak terlalu jauh dari kampus nya.

Mereka berjalan kaki menyusuri bahu jalan yang padat oleh para pedagang kaki lima dan mahasiswa yang juga berlalu lalang di sana.

"Aduh! Laper banget Gue Ges! Wil!" Kata Oliv saat berjalan di samping pedagang Siomay langganan mereka.

"Ya sama! Gue juga! emang nya Lo punya duit Liv?" tanya Wilia.

Oliv menggeleng.

"Hmm.. udah, mending kita balik ke kosan aja, kan sisa mie instan kita masih ada!" Ajak Agesti.

"Mie instan terus tiap hari. Lambung gue kalo bisa ngomong udah minta ganti pemilik kayak nya!"

Agesti dan Wilia tertawa mendengar celotehan Oliv yang sudah muak dengan kata Mie instan.

Tiba-tiba seorang lelaki menghampiri ketiga wanita itu.

"Selamat siang neng Oliv! apa kabar?" tanya seorang lelaki berkacamata dengan gaya rambut model tahun sembilan puluhan.

Seketika Oliv terperanjat melirik lelaki itu dan menatapnya dengan tatapan sinis.

"Celo! ngapain sih Lo disini? ngagetin gue aja!" Ketus Oliv.

Celo adalah teman sekelas mereka bertiga yang sudah lama menaruh hati pada Oliv. namun karena gaya nya yang norak, dan culun membuat Oliv bahkan enggan berdekatan dengan nya, padahal Celo adalah anak seorang dosen yang juga mengajar di kampus nya.

"Hmm, Celo denger, Oliv udah putus ya dari Andre?"

"Sembarangan Lo!" bentak Oliv.

"Iya! bener Celo, Oliv baru aja putus sama Andre, sekarang Oliv lagi patah hati banget, lagi galau banget, Oliv jadi pendiem, sering mengurung diri di kosan, gak mau makan, ini juga dia udah lemes banget mau pingsan tuh!.." Agesti menyenggol lutut belakang Oliv menggunakan tangan nya yang panjang, membuat Oliv hampir terjatuh seolah benar-benar akan pingsan.

"Ges! Apaan sih Lo!" Oliv yang sadar diri nya sedang dijadikan tumbal oleh Agesti kemudian berteriak kesal.

Wilia menutup mulut nya menggunakan kedua tangan karena sudah tidak kuat ingin tertawa kencang.

"Udah! udah! jangan ribut lagi, Neng Oliv gak boleh gitu, walaupun lagi patah hati tetep harus makan."

"Bener banget tuh Cel! tapi kita gak punya uang nih! Oliv juga sama." Wilia ikut nimbrung.

Dibelakang punggung Oliv, kedua teman nya itu kompak memberi Tos. mereka sukses menggunakan Oliv sebagai korban supaya Celo bisa mentraktir mereka bertiga.

"Oh gitu! ya udah, Oliv mau makan dimana? nanti Celo bayarin! yuk!" Celo menggandeng tangan Oliv yang sontak membuat Oliv kaget dan segera menepis nya.

"Eiittsss!! Oliv itu satu paket sama kita! kalo Lo traktir Oliv, kita juga ikut!" Agesti menarik kerah belakang baju Celo. dengan tinggi seratus tujuh puluh lima sentimeter, Agesti berhasil membuat kikuk Celo yang hanya memiliki tinggi seperti Oliv, yaitu sekitar seratus enam puluh sentimeter.

"I-iya.. Ges! maksud Celo, kalian juga boleh ikut." Jawab Celo gugup.

Wilia memberi sinyal mata pada Oliv, supaya dia mau menuruti permintaan mereka.

Oliv memutar mengarahkan mata nya pada Agesti, ternyata ia mendapat jawaban yang serupa. Agesti memegang perut nya sambil memelas.

"Oke! Oke! Gue mau!" Oliv akhir nya menyetujui permintaan kedua sahabatnya.

"BAGUS!" kata Agesti setengah mendorong Oliv untuk sedikit lebih dekat dengan Celo.

"Awas ya! Lo pegang gue lagi, gue colok mata Lo!"