Suasana di ruangan terasa sepi, padahal Agesti, Oliv dan Wilia hanya kehilangan satu laki-laki yang menurut mereka tidak berarti.
Kemarin-kemarin, mungkin saja Celo sering membuat mereka kesal bahkan merasa risih karena melihat kehidupan nya. Namun sekarang seperti sebuah karma, mereka malah merindukan Celo yang sudah menjadi bagian dari partner kerja mereka selama lebih dari satu bulan ini.
"Gimana? Kamu ada kesulitan?" Tanya Mbak Helen kepada Agesti. Sang senior duduk di kursi milih Celo dan menggunakan komputer mik cowok itu untuk membantu pekerjaan Agesti.
"Enggak Mbak, sejauh ini, saya masih bisa melakukan nya sendiri."
"Syukur lah kalau begitu, nanti kamu bisa panggil saya atau Mas Jefri kalau kamu perlu sesuatu."
"Baik Mbak, terimakasih."
Mbak Helen melengos pergi setelah mendapat jawaban dari Agesti.
Ia terlihat pergi ke luar ruangan sambil membawa map berwarna biru di tangan nya.
