"Jangan berteriak padaku! Aku akan mengurus perceraian kita segera. Dua bulan sudah aku bersabar menjadi seorang suami. Tunggu surat darin pengacaraku secepatnya akan kamu terima. Mommy, aku mau bicara denganmu." Martin mengabaikan Jasmine dan menarik tangan Anna dengan lembut menuju ke ruangan lain.
Anna melihat Jasmine yang wajahnya tertunduk lesu dengan tubuhnya bergetar menahan tangisan.
"Martin, apa yang kamu lakukan? Kamu membuat istrimu menangis." Anna membentak Martin begitu mereka sudah berada di ruang baca.
"Mom, mommy tahu betul kenapa aku menikahinnya." Jawab Martin dengan wajah gusar.
"Tapi tetap saja kamu tidak boleh begitu. Dia sudah menjadi menantu yang baik selama menikah denganmu." Ucap Anna.
"Mommy hanya butuh menantu yang baik tapi aku tidak bahagia atau mommy ingin menantu yang baik dan aku juga bahagia?" Martin mengeluarkan pilihan yang membuat Anna mengerutkan alisnya.
"Apa maksudmu?"
