"Tapi, aku belum makan malam. Aku bisa lemas mengemudi kalau belum makan." Jawab Ian lagi. Aubrey menghela napas pasrah. Jangan bilang kamu mau kerumah aku? Batin Aubrey.
"Okay, kita ke restoran yang kamu mau saja." Akhirnya, Aubrey pun mengalah dengan pergi ke tempat yang Ian pilih, dibandingkan harus makan malam dirumahnya. Satu-satunya yang pernah kerumahnya hanya Simon.
"Simon. Kenapa dia belum memberi kabar sama sekali? Apa terjadi sesuatu padanya? Apakah aku harus menelponnya lebih dahulu?" Pikiran Aubrey berkecamuk karena dia merasa telah mengecewakan pria sebaik dan sesabar Simon yang telah menunggunya selama lima tahun ini. Aubrey memutuskan untuk menelpon Simon nanti saat sudah berada di restoran.
Sesampainya di restoran yang buka dua puluh empat jam dengan konsep tertutup, Ian memilih meja yang berada di sudut. Pengunjung didalamnya cukup ramai karena memang belum terlalu malam.
"Pilihkan aku makanan apa saja karena aku bisa makan apa saja." Ucap Aubrey.
