Cukup lama Aubrey berada di tengah tanah lapang. Hingga akhirnya, perempuan malang itu berjalan mendekat ke mobil.
"Terima kasih, anda sudah mau direpotkan olehku. Sekarang, aku lapar." Simon mengerjap-ngerjapkan matanya dan terkekeh mendengar ucapan perempuan itu. Tampaknya Aubrey sudah bisa menerima uluran tangannya ... Meski hanya sebagai teman.
"Ayo, ikuti aku!" Mereka berdua meninggalkan tempat luas tersebut menuju ke sebuah restoran yang menyajikan menu steak. Restoran ini menjadi andalan Simon selama tinggal di kota ini ketika ingin makan di luar. Aubrey membaca buku menu dan memilih beef steak dengan jenis kematangan well done. Begitu juga dengan Simon yang memilih menu yang sama.
Selama mereka makan, tidak ada suara terdengar diantara keduanya. Namun, sesekali Simon menggeser botol saus bolognaise, tempat tissue, atau sekedar menuangkan gelas Aubrey yang telah kosong dengan air mineral. Aubrey menyadari hal itu namun bibirnya masih belum mau bicara apapun.