"Benarkah? Tapi sejak kapan seorang William mau meluangkan waktunya bicara denganku? Bukankah sejak dulu kamu alergi jika berada di dekat aku? Apakah semua ini karena kamu ingin melindungi istri dan anak-anakmu, hmm? Oya, selamat yaa atas lahirnya si kembar cantik, Arianna dan Brianna. Kamu sudah menjadi seorang ayah sekarang. Kamu pasti senang. Tapi, sayang sekali ..."
"Sayang sekali?" William mengulangi ucapan perempuan yang kini sudah berdiri di hadapannya itu.
"Sayang sekali ... mereka harus mati hari ini juga!" Seringai sinis Tania membuat William mengerutkan alisnya. Beberapa pria anak buah Tania berjalan mendekati mobil William dengan senjata api terkokang yang siap memuntahkan peluru kapanpun juga.
William melihat kesempatan lainnya. Tubuh Tania di putar hingga membelakanginya dan William mengikat kedua tangan Tania di belakang tubuh perempuan itu dengan senjata yang ada di balik jas Noah, William menodongkan pistol ke dahi Tania.