"Jangan tertawa! Kami tidak bisa menyewa tempat lebih besar lagi karena pengeluaran kami masih lebih besar dari pendapatan kami." Ucap Luna pilu.
"Aku tidak tertawa. Tapi, tempat ini mengingatkan aku saat aku masih berjuang dari nol." Ucap Billy. Luna mengerutkan keningnya. Namun, perempuan itu tidak ingin bertanya lebih lanjut karena ada sesuatu yang lebih penting dari itu. Yaitu, mencari keberadaan adiknya.
"Alvin, dimana kamu?" Suara Luna yang sedang menelepon adiknya, membuat Billy menghentikan melihat-lihat isi rumah. Tidak ada foto sama sekali di tempat ini.
"Apa? Kapan kamu pulang? Besok sore? Apa kakak Janet tahu ini? Oh baguslah. Kalau begitu hati-hati disana. Jangan merepotkan keluarga teman kamu. Iya iya, kakak juga baik-baik saja. Kamu jangan telat makan ya. Okay, sampai jumpa lagi. KLIK!" Luna mengakhiri telponnya.
"Adik kamu?"