Selamat membaca
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Bangkok
Ruang pertemuan dimana Ken berada tiba-tiba saja sunyi, padahal beberapa waktu lalu terdengar suara obrolan santai. Ken tidak tahu kenapa ia bisa diam seperti ini, yang ia tahu hanya sesuatu tak kasat mata telah berhasil meremas hatinya.
Meski sudah puas dan tahu suatu saat akan mendengar pernyataan ini kembali dari wanita yang dihubunginya, tapi tetap saja rasanya ada celekit dan cubitan yang turut dirasakan hati.
Baiklah, Ken tahu saat ini ia tidak boleh terbawa perasaan, apalagi perjuangannya masih panjang untuk mendapatkan hati si wanita. Jadi, dari pada ia kepikiran dan berujung dengan dirinya sendiri yang kecewa, lebih baik ia mengalah.
Mengalah saat ini, bukan berarti menyerah. Kan?
"Kamu rajin sekali mengingatkanku, aku masih ingat kali soal yang itu," ujar Ken setelah sekian lama terdiam.
[Aku hanya berbaik hati membuatmu semakin ingat perjanjian Ken. Tidak salah dong, huh!]