Ocha terkejut ketika bibinya tiba-tiba membuka pintu kamarnya, dan membongkar isi kamar Ocha. Mencari sesuatu yang selama ini ia curigai. Ocha tanpa daya membuka laci meja kecilnya dan menyerahkan sebuah map. Bibi menatap nya tajam.
Wajah Ocha masih basah oleh air mata dengan pandangan sendu ia berkata "Aku akan ikut ujian masuk universitas.. tapi aku tidak pernah menggoda nya. Aku bekerja dan mendapatkan uang aku tidak pernah menjual diri untuk uang. Alasanku untuk pindah.. karena paman Johan mengganggu ku bila bibi tidak ada di rumah karena itulah aku.."
PLAK!!
Tamparan keras mendarat di pipi Ocha "Jangan bicara yang aneh!!" teriak bibi penuh kemarahan. "Kau sama saja seperti sampah! Johan mencintai ku! Jika kau tidak diam-diam menggoda nya mengapa dia berani berbuat seperti itu padamu!"
Ocha merasa sakit di hatinya, ia berkata dengan suara lirih "Bibi, kau melihat ku tumbuh besar, kau tahu aku bukanlah orang yang seperti itu!"