Sebuah lengan putih mulus bak pualam bersih tanpa cacat menjulur ke depan menyambut uluran tangan yang ditawarkan kepadanya. Senyuman manis tak pernah luntur menghiasi bibir tipis berwarna cherry. Menggugah hati pemuda manapun untuk segera menyesap rasa manis. Menyadari keindahan ini miliknya, kedua iris Rey menggelap.
Rasanya ingin segera menyembunyikan keindahan itu. Supaya dunia luar tak dapat mengotorinya. Namun, kekasihnya seperti seekor phoenix yang akan hidup abadi jika terbang tinggi ke angkasa luas. Akan tetapi, phoenix akan kehilangan kemampuan apabila mengurungnya untuk tetap berada di dalam sangkar kecil.
Setelah tangan mereka berdua bersentuhan, Rey dapat merasakan sengatan arus lemah mengalir sepanjang nadinya. Memberi kehangatan hingga sampai ke hati. Hanya sekali sentakan Audy langsung berada dalam pelukan Rey. Aroma manis vanilla menyeruak masuk ke indera penciumannya.