"Kalau begitu, kenalkan nama ku Raditia Manggala Pradita," ucapnya memperkenalkan diri sekaligus mengulurkan telapak tangan.
Saat Zelsa mendongak tanpa sengaja tatapan mereka kembali bertemu. Zelsa seolah tersihir oleh tatapan matanya yang teduh, tatapan itu seolah mengunci kesadaran Zelsa. Saat Zelsa tersadar, secepat kilat ia pun memutuskan tatapan itu dan membalas uluran telapak tangan Radit dengan mengulas senyum tipis.
"Zelsa"
Sudah setengah jam berlalu, para pengurus Osis sudah berkumpul dan menempati bangku yang sudah di sediakan. Tinggal dari Kepramukaan saja yang belum hadir. Selang lima belas menit ada suara ketukan pintu dan tidak lama pintu terbuka menampakkan seorang cowok dengan ke empat temannya memasuki ruangan rapat.