"Tidak salah lagi,"
Raka Kamandaka langsung membungkam. Bicara sampai di situ, pikirannya kembali teringat dengan kejadian tadi pagi. Dia masih belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
Apakah dia dan Purba Asih sudah melakukan perbuatan terlarang?
Semakin di pikir malah semakin memusingkan. Pada akhirnya Raka memutuskan untuk menghilangkan segala macam pikiran buruk.
Apapun yang telah dilakukan di antara mereka berdua, toh semuanya sudah berlalu. Lagi pula, keduanya sedang berada dalam keadaan setengah sadar.
Kalau sudah seperti itu, siapa yang pantas untuk disalahkan?
"Sekarang mumpung hari masih pagi, apakah kau akan pergi ke suatu tempat, atau akan berdiam di sini?" tanya Raka dengan wajah serius.
Gadis itu tidak mengerti. Dia bertanya dengan kening berkerut, "Memangnya apa yang akan kau lakukan sekarang?"