" oh pak Bima...,mari ikut saya. soalnya tadi ibu Naura sudah mencari pak Bima dan ternyata bapak belum sampai." kata wanita itu.
"iya kah..." kaget Bima.
"iya pak..." Jawab wanita itu dengan yakin.
"mampus aku..., bisa-bisa aku di marah habis-habisan sama itu wanita gila." ucap Bima.
"siapa yang gila pak..." tanya wanita itu.
"gak ada." kata Bima dengan cepat.
"ya udah mari pak." kata wanita itu.
setelah itu Bima langsung ikut dengan wanita itu untuk menemui Naura yang merupakan bos baru Bima.
"maaf kalo boleh tau siapa nama kamu." tanya Bima kepada wanita itu.
"nama saya Gabriel pak." jawab dia.
"oh ya Gabriel,saya mau nanya apakah Naura itu sangat kejam." tanya Bima tanpa embel-embel bos.
"buk bos sih gak kejam. hanya saja dia sedikit tegas, biasanya kalo ada yang bekerja di sini banyak wanita dan sangat jarang laki-laki di terima." jelas Gabriel.
"kenapa begitu..." tanya Bima.
"gak tau..., katanya sih pak bos besar yang gak terima banyak kariwan laki-laki." jawab Gabriel lagi.
"oh gitu..., terimakasih ya atas informasinya." kata Bima yang di akhiri senyum.
melihat senyum Bima yang manis itu membuat Gabriel tersipu malu karena ketampanan Bima semangkin bertambah.
saat sudah sampai di tempat yang mereka tuju, Gabriel langsung mengetuk pintu ruangan yang di depan pintu itu bertuliskan CEO Frandika grup.
"permisi buk...,ada pak Bima." kata Gabriel.
"tunggu sebentar,saya lagi ada urusan." ucap Naura dengan cepat.
setelah itu terdengar suara desahan yang membuat Gabriel dan Bima melototkan matanya.
"sebaiknya kita duduk dulu pak." ucap Gabriel.
"oke..." kata Bima dengan singkat.
setelah itu Gabriel dan Bima langsung duduk di kursi tunggu yang ada di depan ruangan itu.
"Gabriel..." panggil Bima.
"iya pak...,ada apa." tanya Gabriel.
"kamu bekerja di sini udah lama ya." tanya Bima.
"lumayan sih pak...,dulu saya menjadi asisten ibu Naura." jawab Gabriel yang di akhiri senyum.
"terus kenapa berhenti." tanya Bima.
"karena ibu Naura sudah menemukan pak Bima yang pantas menjadi asisten ibu Naura." jelas Gabriel.
"oh gitu...,tapi kamu gak marah kan sama saya." tanya Bima.
"buat apa saya marah pak, lagian saya juga udah gak bisa lagi jadi asisten ibu Naura." jawab Gabriel.
"emangnya kenapa." tanya Bima lagi.
"karena saya jadi CEO di perusahaan lain." jawab Gabriel.
"oh ya..., keren banget. kalo boleh tau CEO di perusahaan mana." tanya Bima.
"Arjaya Frandika grup, yang merupakan cabang perusahaan Frandika grup. bisa di bilang itu adalah adik perusahaan Frandika grup." kata Gabriel yang di akhiri kekehan.
"wow..., keren juga ya kamu." kata Bima dengan kagum.
"gak juga pak..., lagian pak Frandika itu adalah paman saya, dia Kaka dari ibu." kata Gabriel.
"pantesan...,enak ya kalo jadi keponakan orang kaya. bisa jadi apa aja." kata Bima yang di akhiri senyum.
"sebenarnya sih gak semudah itu pak..., karena saya juga memiliki kakak laki-laki tapi dia gak bisa memiliki kesempatan untuk bekerja di salah satu perusahaan paman." kata Gabriel.
"lah kenapa begitu..." tanya Bima dengan heran.
"gak tau...,paman bilang dia jalan pikiran bocah,gak ada yang menguntungkan dari pola pikirnya itu." jawab Gabriel.
"sadis juga ya kata-katanya." kata Bima yang sedikit takut.
"lumayan...,paman itu orangnya gak memandang orang dari segi apa pun. jika orang itu pantas dan bisa membuat perusahaan dia berkembang maka dia akan menerimanya." jelas Gabriel.
"jadi takut." ucap Bima.
"lah kenapa takut pak..." tanya Gabriel heran.
"takut mengecewakan." jawab Bima.
"santai aja...,nanti pasti ada bimbingan dari ibu Naura." kata Gabriel.
saat Bima ingin menjawab perkataan Gabriel, tiba-tiba pintu ruangan Naura terbuka. ada laki-laki yang menggunakan kemeja dan dasi yang sangatlah berantakan keluar dari ruangan Naura.
tidak hanya kemeja saja yang berantakan, rambutnya juga sangatlah berantakan.
"kalo pake lipstik itu yang bener jangan belepotan." kata Bima dengan nada sindiran.
laki-laki itu hanya melihat Bima sekilas, setelah itu laki-laki tersebut langsung pergi dari hadapan Bima dan Gabriel.
"mari pak masuk..." ucap Gabriel.
mereka pun langsung masuk ruangan Naura. terlihat Naura sedang duduk santai menghadap komputer yang ada di depannya.
"buk..,ini pak Bima." kata Gabriel.
"ya terimakasih...,kamu boleh keluar." ucap Naura dengan tegas.
"baik buk..." ucap Gabriel dengan lembut.
"good luck ya pak" kata Gabriel saat dia hendak keluar.
saat Gabriel sudah keluar Naura langsung berdiri.
"astaga..." ucap Bima dan langsung membalikkan badannya.
"hey kenapa kamu..." tanya Naura dengan heran.
"kalo habis berhubungan seks itu perhatikan baik-baik pakaiannya." ucap Bima dengan sindiran.
Naura langsung memperhatikan penampilannya, ternyata kacung bajunya terlupa di kancing sehingga membuat buah dada Naura sedikit keluar.
"hanya ini saja, sudah seperti melihat setan." ucap Naura.
"ya emang setan, ups..." kata Bima dengan cepat menutup mulutnya.
"sialan..., beraninya ya kamu ngatain aku setan." kata Naura dalam hati.
"kalo hanya ingin menghadap tembok gak usah ke kantor." sindir Naura.
Bima pun langsung membalikkan badannya.
"duduk."perintah Naura.
Bima pun langsung duduk di depan Naura. sebenarnya Bima sangatlah deg-degan dia takut Naura akan marah dengan dirinya. apa lagi Naura begitu sinis saat melihat dia sehingga membuat Bima semangkin takut akan di semprot sama Naura.
"kemana aja kamu." tanya Naura dengan ketus.
Naura yang fokus sama komputernya membuat Bima seperti sedang di interogasi sama polisi.
"bangun kesiangan." jawab Bima dengan jujur.
"kenapa bisa." tanya Naura lagi.
"ya bisa lah,ini semua karena semalam yang terlalu capek." jawab Bima dengan nyerocos.
"emangnya kamu ngapain samalam." tanya Naura heran.
"habis main kuda-kudaan." jawab Bima tanpa dosa.
"hah...,mesum sekali anda." kata Naura dengan shock.
"apaan sih buk...,saya itu main kuda-kuda beneran sama ponakan saya." bohong Bima.
"buk...,kamu panggil saya ibu." tanya Naura dengan menggoda.
"terus saya harus panggil Tante gitu,atau wanita gila yang ambil keperjakaan saya." tanya Bima dengan kesal.
jujur sampai sekarang Bima masih belum terima dengan kelakuan Naura kepadanya dirinya waktu itu,ingin rasanya Bima mengacak-acak rambut Naura dan menarik rambut Naura karena telah berani menyentuhnya.
"kami bisa sopan gak sih sama bos..,oke sekarang aku mau serius sama kamu." ucap Naura dengan tegas sehingga membuat Bima diam.
"sekarang kamu tanda tangan kontrak nya." kata Naura menyerahkan map yang berisikan berkas-berkas di sana.
Bima pun langsung mengambil berkas itu,dia berniat ingin membacanya tapi dengan cepat Naura menghentikan niat Bima itu.
"gak usah di baca kalo niat kerja di sini." kata Naura.
Bima pun langsung menandatangani berkas itu dengan cepat, setelah itu Naura menyerahkan berkas lagi sehingga membuat Bima heran.
"kok banyak..." tanya Bima dengan heran.
"itu persyaratannya,jika ingin semuanya cepat selesai cepat tanda tangan." kata Naura dengan tegas.
"oke..." jawab Bima.
setelah itu Bima langsung menandantangani semuanya dengan cepat.
sedangkan Naura dia tersenyum bak iblis yang sedang berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan.
"akhirnya kamu jadi milik aku juga,mulai besok kehidupan kamu sudah tidak normal lagi Bima. aku pastikan kamu akan menjadi peliharaan yang baik." ucap Naura dalam hatinya.
"udah nih...,ada lagi." tanya Bima.
"gak ada...,kamu cukup pelajari jadwal saya. kamu tau kan apa-apa aja tugas manager." tanya Naura.
"iya saya tau." jawab Bima dengan cepat.
"ingat aku bos kamu,jadi saya berharap kamu sopan dan menuruti apa yang sudah menjadi ketentuan perusahaan ini. dan satu lagi mulai besok kerjaan kamu berat ada dua kerjaan yang akan kamu tangani." kata Naura dengan serius.
"siap bos..." kata Bima dengan serius juga.
"ya sudah silahkan keluar,kasih tau aku nanti jam berapa kita meeting. oh satu lagi ruangan kamu ada di samping ruangan ku." kata Naura.
"siap...,kalo begitu saya keluar dulu." kata Bima.