Chereads / Last Emperor / Chapter 27 - Sinto VS Greg

Chapter 27 - Sinto VS Greg

Evelin langsung menjewer telinga sebelah kiri anak itu sambil berkata, "Hayo turun. Biar aku saja yang bawa."

Tanpa rasa berdosa Sinto berkata, "Betulkan. Ini jalan menuju sekolah kita."

"Kita sudah terlalu jauh dari sekolahkan kita. Semoga saja kita berdua tidak terlambat." Ucap Evelin sambil duduk di depan menggantikan Sinto.

Sedangkan anak itu duduk di belakang wali kelasnya.

Setelah Evelin duduk di depan sambil kedua tangannya memegang setang motornya sendiri, "Peganganlah yang kuat tuan muda. Kita akan terbang."

Bersamaan dengan itu motor berkekuatan 800cc itu melaju dengan cepat bak terbang di jalan raya.

"Asyik." Seru Sinto di belakang Evelin.

Wanita itu hanya menggelengkan kepala saja ketika mendengar teriakan tuan mudanya.

Tepat jam tujuh kurang sepuluh mereka berdua sudah tiba di parkiran sekolahan mereka.

"Eh. Kok sepi sekali ya. Padahal sudah jam segini." Ucap Sinto sambil turun dari motornya Evelin.

"Sebaiknya kita harus berhati-hati, Sinto. Takutnya mereka akan menyerang kita secara tiba-tiba." Pesan Evelin sambil turun pula dari motornya sendiri.

Mereka melihat ke kanan dan ke kiri. Tidak ada siapa-siapa. Kendaraan yang biasa dibawa oleh anak-anak lain. Maupun guru pun tidak terlihat sama sekali.

Tak terasa tangan Bu Evelin menggenggam tangan Sinto erat-erat.

Suasana di halaman sekolah terlihat sangat mencekam. Seperti tidak ada kehidupan sama sekali.

Satu siswa pun tidak terlihat sama sekali. Mereka berjalan perlahan-lahan sambil tetap bergandengan tangan menuju ke kelas mereka yang berada di lantai dua.

Ketika langkah mereka sudah hampir dekat dengan anak tangga yang akan menuju kelas mereka. Tiba-tiba dari belakang mereka terdengar suara seseorang.

Suara siapa lagi kalau bukan suara Greg.

"Tunggu. Janganlah buru-buru naik ke atas. Toh di atas sana juga tidak ada siapa-siapa." Ucap Greg dengan nada mengejek.

Evelin dan Sinto segera membalikkan tubuhnya.

Tak lama kemudian secara tiba-tiba entah datang dari mana. Muncul ratusan murid tepat di belakangnya. Mereka semua membawa senjata. Ada yang memegang, parang. Samurai, pedang dan juga pisau dan lain sebagainya.

Sedangkan Greg memakai sarung tangan yang di ujung-ujung jari kepalannya terdapat paku-paku.

"Sinto." Ucap Evelin dengan suara bergetar.

"Mudah saja. Kau lepaskan tanganmu dari tangannya. Maka semua urusan akan selesai." Ucap Greg dengan nada mengejek. Sambil tangannya di tunjukkan dengan kepalan itu ke arah kedua tangan orang itu.

Bukannya di lepaskan, malah Evelin semakin erat memegang tangan anak itu.

"Jangan takut. Ada aku di sini." Ucap Sinto dengan tegas. Menenangkan hati wali kelasnya dan juga sekaligus pengawalnya.

Sinto berlutut. Lalu ia mengambil senjatanya, yaitu double stek.

"Minggirlah." Kata Sinto sambil tangannya dilepaskan dari genggaman tangan wanita itu.

Ketika Sinto maju selangkah demi selangkah mendekati Greg.

Tiba-tiba dari samping kiri dan kanannya. Secara tiba-tiba muncul juga beberapa anak. Banyak juga sih. Sekitar empat puluh anak. Ternyata mereka semua teman-teman sekelas Sinto dan Greg juga.

Melihat itu Greg tampak geram. Lalu katanya dengan nada mengancam, "Kalian telah menghianatiku. Awas saja. Tunggu pembalasanku."

Setelah berkata demikian, ia berteriak kepada para pengikutnya yang berdiri di belakangnya, "Serang!"

Tetapi Sinto dengan suara nyaring dan penuh wibawa berteriak keras, "Tahan. Kalian semua tidak ada sangkut pautnya dengan kami berdua. Ini adalah pertarungan kami. Bukan pertarungan kalian. Walaupun kalian semua sudah mendapatkan bayaran dari dia, tetapi kalianlah yang menentukan jalan hidup kalian. Tetapi jika kalian tetap hendak mengeroyok saya demi uang. Tunggulah setelah aku dan dia menyelesaikan apa yang tidak pernah terjadi sebelumnya."

Mendengar seruan itu semua anak yang berada di belakang Greg terdiam. Tidak bergerak sama sekali.

Sekali lagi, Greg teriak, "Serang!"

Tetapi kali ini mereka semua terdiam. Rupanya mereka mencermati perkataan Sinto barusan.

Lalu kata salah satu anak yang tepat berdiri di belakang Greg, "Dia benar. Kau tidak perlu mengancam kami karena sebuah alasan yang tidak jelas."

Greg menoleh ke belakang, "Jadi kalian semua menentangku juga. Baiklah. Setelah aku membunuhnya, kalian akan aku habisi semuanya."

Setelah berkata demikian ia kembali menghadap ke arah Sinto dan Evelin. Tangannya di tunjuk ke arah Evelin sambil berkata, "Jika dia mati. Kau harus jadi pelayanku seumur hidupmu." Kata Greg penuh dengan nada ancaman.

"Sinto, berhati-hatilah." Bisik Evelin dari belakang.

Sinto maju selangkah lagi. Sambil tangannya memutar-mutarkan dobel stek tersebut, dia berkata, "Kita selesaikan dengan jantan."

Selesai berkata demikian ia lebih dulu melakukan serangan dengan melemparkan ujung dobel stek itu tepat ke arah perut Greg.

Teranyata dengan tubuh yang gempal itu Greg dapat bergerak lincah juga, ia mengelak ke samping dan dengan tepat menangkap rantai double stek tersebut dengan sarung tangannya.

Dengan kuat Greg menarik double stek tersebut, sehingga tubuh Sinto ikut tertarik mendekati Greg.

Dengan cepat Greg menghajar wajah Sinto dengan kepalan tangan yang menggunakan sarung tangan yang ada paku-pakunya sambil berkata, "Mati kau."

Melihat serangan tersebut Evelin berteriak histeris, "Awas Sinto." Sambil kedua tangannya menutupi wajahnya sendiri.

Tetapi Sinto tidak takut dan dia dengan gesit merendahkan tubuhnya sehingga serangan kepalan tangan Greg mengenai tempat kosong.

Bersamaan dengan itu, tangan kanan Sinto langsung menghajar perut Greg yang gembul itu.

Pukulan Sinto cukup keras, sehingga Greg harus melepaskan tangannya dari genggaman terhadap rantai double steak tersebut.

Tubuh Greg oleng ke belakang beberapa langkah. Dan Sinto hendak mengejarnya dan menghajarnya lagi dengan double stek tersebut.

Tetapi keburu di cegah oleh Evlin. Pinggang anak itu di peluknya erat-erat dari belakang sambil berkata, "Aku tidak mau kamu menjadi Greg yang kedua."

Mendengar suara Evelin wali kelasnya itu, Sinto tersadar.

Melihat itu para anak buahnya Gerg bukannya malah membantu dia, tetapi malah mundur lagi beberapa langkah.

Walaupun demikian si Greg berhasil menguasai dirinya hingga tidak jatuh.

Ketika ia merasa kalah ia pun segera bergerak maju lagi untuk menyerang Sinto kembali.

Begitu sudah hampir dekat, terdengar suara dari atas melalui pengerah suara.

"Greg. Hentikan. Hentikan semua ini!" teriak suara itu memberi perintah.

Mendengar suara itu, Greg tertegun. Lalu ia mencari-cari.

"Sepertinya dari atas helikopter sana." Kata Sinto sambil menunjuk ke atas.

Perlahan-lahan Greg mengikuti arahan tangan Sinto. Hingga ia memandang ke langit.

"Greg. Sudahlah. Jangan seperti ini lagi. Aku sebagai orang tuamu sudah capek dengan sikapmu seperti ini."

"Tidak ayah. Sebelum anak ini bertekuk lutut di hadapanku. Dan melepaskan Evelin dari kehidupannya. Maka apa pun akan aku lakukan!" ucap Greg dengan berteriak sekeras-kerasnya. Agar Sinto dan Evelin mendengarnya juga.

Tak lama kemudian tampak helikopter itu turun di atas lapangan sekolahan tersebut.

Tampak seorang yang berkulit hitam turun dari helikopter tersebut. Orang itu bertubuh kekar seperti seorang pegulat. Tampaknya seperti orang Afrika.

Setelah mendekati mereka semua, orang itu malah menegur Greg, "Greg. Tidak tahukah kau siapa anak yang kau hadapi ini?"

Si Greg hanya mengangkat kedua bahunya.