Resty mulai penasaran, karena pintu kamarnya kembali di ketuk orang. Dan setiap kali ia mengintip melalui lubang kecil di tengah pintu, tidak terlihat ada orang di depan pintu.
Akhirnya ia membuka pintu kamarnya sendiri. Begitu ia membuka pintu kamar, tetap tidak terlihat satu orang pun di koridor hotel tersebut.
Begitu ia menundukkan kepalanya ke bawah, tampak sebuah amplop berwarna coklat panjang tergeletak di situ.
Mama Resty ragunya untuk mengambil amplop tersebut, ia takut begitu ia menunduk hendak mengambilnya, tiba-tiba nanti ada yang menembak dirinya.
Jadi ia tunggu sesaat, barulah ia cepat-cepat mengambil amplop tersebut dan langsung menutup pintu.
Perlahan-lahan Resty membuka amplop tersebut dan mulai membacanya.
"Surat ini aku tulis agar semua jelas. Kelak kamu pasti akan berhadapan dengan keluargaku."
Resty diam sesaat dan memperhatikan surat itu lagi.
Kemudian ia membolak balik amplop tersebut, tidak ada namanya.