Sari berhasil di keluarkan dari lubang persembunyian. Tetapi terlambat, dia tidak pernah bangun kembali.
Melihat itu si pemuda bertopi merah itu berteriak sekuat tenaga, "Sariiii!"
Semua orang yang menyaksikan dan mendengarnya turut merasakan apa yang di rasakan oleh si pemuda bertopi merah. Termasuk Sinto.
Ia ingin sekali keluar dari tempat persembunyiannya. Tetapi ia tidak bisa, karena termakan omongannya sendiri.
Yaitu, kalau dia belum mau di temui dengan mereka semua.
Rasa sesal di hati membuat Sinto semakin tersiksa.
Tersiksa tidak dapat memeluk Evelin yang masih ada di hadapannya. Sedangkan si pemuda bertopi merah dapat memeluk Sari tetapi tidak bisa selamanya.
Tampak Sinto merasa takut. Pemuda itu sungguh-sungguh terlihat takut, takut tidak bisa memeluk Evelin lagi selamanya. Tetapi keputusannya itu telah membuat dirinya sungguh-sungguh tersiksa.
Semua orang terlihat merasa iba. Iba terhadap si pemuda bertopi merah.