Chereads / Bandit Cantik / Chapter 29 - Kepahitan Cinta 

Chapter 29 - Kepahitan Cinta 

Yan Jinyi membuka pintu kamar. Baru saja melangkah keluar, dia melihat puluhan reporter keluar dari lift.

Para reporter tidak menduga akan bertemu Yan Jinyi di sini. Mereka tertegun sejenak.. Sebelum mereka kembali sadar dari rasa terkejut, Yan Jinyi telah mengambil salah satu kamera dari mereka dan meletakkannya di pundak

Reporter itu melihat tangannya yang kosong dengan ekspresi bingung.

"Ayo, aku akan memberi kalian berita utama gratis hari ini!"

Yan Jinyi berseru sambil berjalan dengan langkah lebar menuju kamar 2203, lalu menendang pintunya.

'Bang~'

Pintu yang berat itu ditendang hingga terbuka, dan tekanan udara yang aneh menyebar ke seluruh ruangan.

Yan Jinyi berdiri di pintu sambil memegang kamera dengan kedua tangannya. Sepasang matanya terbelalak lebar begitu melihat pemandangan di dalam ruangan itu, dan ekspresinya terlihat begitu ketakutan.

Ketika para reporter di belakangnya melihat ini, mereka mencondongkan tubuh ke depan.

Sial!

Ini sungguh adegan yang menghebohkan!

Cheng Ruoxue bersandar ke dinding, dan Wang Jianhang berada di depannya, dengan tubuh yang dipenuhi dengan keringat.

Keduanya saling memandang penuh kasih sayang sambil memadu kasih.

Mereka semua tidaklah bodoh, dan pasti mereka mengerti apa yang sedang terjadi di dalam kamar tersebut.

Cheng Ruoxue dan Wang Jianhang tentu saja tidak menduga situasi yang tiba-tiba ini. Mereka berdua sangat terkejut dan hanya menatap ke arah pintu dengan tatapan kosong.

Ada apa ini? Bukankah seharusnya Yan Jinyi dipermainkan oleh Zhao Xinchen dan Wang Qifeng untuk memuaskan mereka di kamar sebelah?

Bagaimana bisa jadi seperti ini!

Dan para reporter itu, itu….

Saat ini juga, Cheng Ruoxue benar-benar ingin mati karena merasa bahwa hidupnya sudah berakhir.

Wang Jianhang juga bereaksi dan segera menutupi bagian-bagian vitalnya semampunya dengan tangannya. Dia menggertakkan gigi dengan marah dan menatap orang-orang yang berdiri di ambang pintu. "Apa yang kalian lakukan? Apa kalian ini ingin hancur dan tidak bisa tinggal di Shengjing lagi, ha?"

Wang Jianhang memang terkenal kejam. Sekelompok reporter itu menjadi ketakutan. Namun, Yan Jinyi justru berjalan masuk dengan tampang angkuh dan tak terkalahkan.

Dia meletakkan kamera di atas meja, "Ya Tuhan, saya tidak menyangka kalau ternyata Direktur Wang menjalin kasih dengan Cheng Ruoxue. Tampaknya Anda lebih suka mengambil risiko dalam pernikahan. Anda menyelingkuhi istri Anda dan memilih untuk menyalurkan nafsu Anda yang tinggi itu di sini."

"Bagaimana kamu bisa ada di sini?"

Ekspresi Wang Jianhang tampak sangat suram. Dengan status Keluarga Wang saat ini, dia pasti akan menutup mulut para reporter ini, tetapi bagaimana dengan wanita bernama Yan Jinyi ini?

Sejak Wang Jianhang tahu bahwa Yan Jinyi bahkan berani melawan Huo Zixing dan Zhao Xinchen, dia tidak yakin apa yang akan dilakukan wanita ini untuk menimbulkan masalah yang menggemparkan hingga sampai mengguncang dunia.

Hanya saja...

Bukankah wanita ini seharusnya berada di kamar sebelah? Kenapa tiba-tiba berada di sini?

Yan Jinyi bersiul memecah keheningan di ruangan ini. Pertama-tama, dia melirik Cheng Ruoxue, yang tampak seolah ingin menebas dirinya dengan seribu pedang, dan kemudian mengalihkan pandangan ke tubuh Wang Jianhang lagi.

"Tidak heran Nona Cheng berpaling dari Huo Sanshao. Meskipun Tuan Wang lebih tua, namun otot-otot tubuhnya tidak bisa dibandingkan dengan Huo Sanshao. Ck ck ck…" Yan Jinyi menggelengkan kepalanya. "Kelihatannya Tuan Wang memiliki keterampilan lebih baik daripada Huo Sanshao dalam hal tertentu."

Huo Zixing, yang baru saja sampai di pintu, mendengar kakak iparnya itu menghinanya.

Apa??

Sial!

Bagaimana bisa dirinya yang perkasa dan kuat begini dibandingkan dengan seorang Wang Jianhang, pria lemah dan tak berguna yang hanya bisa mengandalkan kekayaan istrinya?

Martabatnya sebagai seorang lelaki seolah dicoreng oleh Yan Jinyi lagi.

Di dalam kamar, Yan Jinyi merobek bungkus permen karet di atas meja dan memasukkannya ke mulutnya. Setelah mengunyahnya beberapa kali, dia meludahkannya ke kaki Wang Jianhang, lalu menunjuk ke para reporter yang masih berdiri di ambang pintu. Mereka bingung harus masuk atau tidak. "Hei, ini adalah berita terbaru yang sangat menarik. Mengapa kalian hanya diam saja? Segera ambil gambar mereka."

Para reporter itu saling memandang satu sama lain. Setelah mendengar ancaman Wang Jianhang tadi, mereka ketakutan dan ragu.

"Jika kalian tidak mau mengambil gambar mereka, kalau begitu biar aku saja, ya?"

Yan Jinyi mengambil kamera lagi.

"Ah ah ah, Tuan Wang, hentikan dia. Hentikan wanita jalang itu!"