Manajer membisikkan beberapa patah kata di telinga Cheng Ruoxue, lalu dia segera mundur ke belakang panggung.
Cheng Ruoxue melirik Yan Jinyi. Muncul senyuman dingin dan mengejek di dalam hatinya. Sampai saat ini, San Shao tidak kunjung muncul di tempat konferensi pers. Dia pasti mengabaikan Yan Jinyi.
Konferensi pers dimulai dengan kata-kata sambutan dari staf kreatif utama, hingga akhirnya sampai di giliran Yan Jinyi.
Pembawa acara mulai memberinya pertanyaan seputar insiden pemukulannya terhadap Cheng Ruoxue.
"Jin Yi, melihat Ruo Xue duduk di sini dengan keadaan seluruh tubuh dipenuhi luka, apakah ada sesuatu yang ingin kamu katakan padanya?"
Yan Jinyi menguap dengan malas. Dia mengangkat kelopak matanya melihat pembawa acara, lalu mengalihkan pandangannya ke tubuh Cheng Ruoxue.
Cheng Ruoxue segera memasang ekspresi seolah sangat ketakutan, gemetar, dan sedikit menyusutkan tubuhnya ke samping untuk menghindari tatapan Yan Jinyi.
"Jangan takut, Ruoxue. Kita semua ada di sini. Dia tidak akan berani melakukan sesuatu yang buruk terhadapmu."
"Ya, kalau sampai Yan Jinyi berani menindasmu, kami akan membunuhnya!
Cheng Ruoxue menyeka sudut matanya. Begitu dia hendak membuka mulutnya untuk bicara, tiba-tiba dia berseru kesakitan. Dia mengangkat tangannya dan menekan pelipisnya. "Maaf, aku dalam kondisi yang tidak baik hari ini, sehingga telah mempengaruhi suasana hati semua orang."
Dia membungkuk kepada para pemain dan kru drama terlebih dahulu, lalu membungkuk kepada orang-orang yang hadir. Teriakan dukungan untuknya bertambah banyak.
Para penonton ini mungkin tidak tahu yang sebenarnya, tetapi para kru dan pemain lain tahu betul bahwa dibandingkan Yan Jinyi, Cheng Ruoxue tidak lebih dari sekedar sampah tak berguna.
Artis yang serakah dan hanya mengandalkan citranya di hadapan publik untuk memperluas ketenarannya. Tetapi, wanita itu didukung oleh seseorang yang sangat berkuasa di belakangnya. Oleh karena itu, tidak ada seorang pun yang berani melewati batas.
"Ruo Xue, kamu kan sedang terluka. Jangan berdiri, duduklah saja." Pembawa acara segera membantu memegangi tubuh Cheng Ruoxue dengan raut muka kasihan. Setelah mengatakan itu, dia tidak lupa menatap Yan Jinyi.
Wanita itu tampak tidak merasa bersalah sedikit pun. Benar-benar memalukan, dia tak pantas bekerja di industri hiburan.
Yan Jinyi dapat menilai semua yang sebenarnya terjadi di depan matanya. Setelah Cheng Ruoxue menyelesaikan pertunjukkan murahannya, barulah Yan Jinyi berbicara santai, "Oh, dahimu terluka? Apakah karena digigit nyamuk?"
Cheng Ruoxue menyapu kebencian di matanya. Dia menutupi dahinya dengan satu tangan dan menjawab dengan bijaksana, "Jinyi, aku tahu kamu tidak sengaja melakukannya. Kamu memukuliku seperti itu demi mendapatkan hasil adegan drama yang bagus."
Yan Jinyi tiba-tiba berdiri dan berjalan menuju Cheng Ruoxue. Dia menyerahkan mikrofon ke hadapan Cheng Ruoxue, "Ayo, bicara lebih keras."
Entah kenapa, Cheng Ruoxue merasa ketakutan setengah mati. "Ap… apa?"
"Katakan sekali lagi apa yang barusan kamu katakan."Apa yang baru saja dia katakan?
Apa yang akan dilakukan Yan Jinyi?
"Baiklah, tidak apa-apa kalau kamu tidak mau mengatakannya. Biar aku saja yang bertanya padamu," ujar Yan Jinyi sambil tersenyum. "Berdedikasi terhadap pekerjaan adalah hal yang baik bagi seorang artis, bukankah begitu? Kamu baru saja mengklarifikasi bahwa aku memukulimu karena dedikasiku pada drama ini, demi menunjukkan akting yang baik dan terlihat nyata. Jadi, bukankah ucapanmu jelas menunjukkan kalau dirimu sendiri lah yang bersedia melakukannya?"
Wajah Cheng Ruoxue memerah menahan amarah. Dalam hatinya, rasanya dia tidak sabar untuk memotong-motong tubuh Yan Jinyi menjadi seribu bagian.
Wanita ini menjebaknya. Jika dia menjawab tidak, itu berarti bahwa dia mengakui bahwa dirinya bukan aktris yang berdedikasi. Jika dia menjawab iya….
Dia sama saja muncul di sini untuk membersihkan nama Yan Jinyi, namun juga membuat malu manajernya sendiri!
"Kalau begitu, aku akan bertanya dengan cara lain, apakah kamu menyalahkanku karena telah memukulimu?"
Cheng Ruoxue memaksakan senyuman dan tampak bingung. "Tidak, tidak, mana mungkin aku menyalahkanmu?"
Orang ini sungguh munafik. Tentu saja, ada konsekuensi yang harus ditanggung.
Yan Jinyi tersenyum licik, lalu menampar keras wajah Cheng Ruoxue. "Jangan melempar semua kesalahan yang tidak masuk akal terhadapku. Aku sama sekali tidak menyentuh dahimu, apalagi menyakitimu sampai kamu terluka begitu parah!"
Tidak ada yang menyangka kalau Yan Jinyi tiba-tiba melakukan hal ini di hadapan begitu banyak orang, bahkan ada begitu banyak reporter di tempat konferensi pers ini. Dia telah menampar Cheng Ruoxue secara terang-terangan.
Cheng Ruoxue juga tercengang. Dia menutupi wajahnya sambil melihat Yan Jinyi dengan tatapan kosong. Setelah beberapa saat berlalu, dia baru kembali ke akal sehatnya.
Dia mengernyitkan alisnya dengan raut muka menyedihkan, seolah dalam posisi tertindas. "Kamu..."
"Jika ada pertanyaan, tanyakan langsung pada Huo Zixing. Semuanya sudah diarahkan padanya."
Begitu selesai mengatakan ini, Yan Jinyi meninggalkan lokasi konferensi pers dengan tampang angkuh.
Huo Zixing, yang sedang menonton siaran langsung di rumah, langsung mengumpat, "Sialan! Yan Jinyi, aku pasti mengusirmu dari Keluarga Huo!"