"Dasar Huo Zixing si sialan yang kurang didikan."
Yan Jinyi mematikan televisi tanpa ekspresi.
Bagaimanapun juga, dia adalah seorang tuan muda dari keluarga terkemuka, Keluarga Huo. Sebenarnya apa tujuan mereka menyebarkan berita tak bermutu ini?
Seorang pelayan yang hendak membawakan jus untuk Yan Jinyi menjadi ketakutan karena melihat penampilannya ini. Dia hanya berdiri diam tidak berani bergerak.
Saat si pelayan itu masih kebingungan harus tetap berdiri di situ sampai emosi Yan Jinyi reda atau langsung mengantarkan jusnya, kepala pelayan bergegas masuk.
"Nyonya muda, Tuan Muda sedang berkelahi dengan seseorang di depan pintu gerbang masuk."
"Berkelahi?" tanya Yan Jinyi sambil mengerutkan kening. "Dengan siapa?"
"Pemuda yang tinggal di area vila ini di seberang rumah kita. Tampaknya dia adalah adik laki-laki Wang Jianhang."
"Siapa Wang Jianhang?"
Kepala pelayan menyeka keringat di dahinya. "Bos perusahaan kabel listrik. Dulu, perusahaanya bekerja sama dengan Perusahaan Huo."
Yan Jinyi mengangguk. Tidak peduli seperti apapun hubungannya di masa lalu, dia tidak akan mengizinkan siapapun menindas orangnya.
Dia mengambil kemoceng dan melangkahkan kaki dengan angkuh ke arah pintu. "Tunjukkan jalannya."
Yan Jinyi mengetahui dari pengurus rumah tangga bahwa Wang Qifeng, adik laki-laki Wang Jianhang, seumuran dengan Huo Zixing, dan keduanya juga adalah teman sekelas, namun hubungan mereka berdua tidak pernah akur.
Wang Qifeng juga termasuk anak keluarga konglomerat yang terkenal di Shengjing. Dia adalah tipikal pemuda yang benar-benar bodoh, tidak kompeten dan suka menindas orang lain karena kekuasaannya.
Dulu, Wang Qifeng merasa cukup ketakutan melihat penampilan luar Keluarga Huo. Kali ini, dia memberanikan diri bertarung dengan Huo Zixing, karena perbuatan buruk Huo Zixing sudah kelewat batas hingga membuatnya tidak bisa lagi menahan amarah yang membludak
Baru saja keluar dari gerbang vila, Yan Jinyi sudah melihat dua pria berkelahi di bawah pohon yang berbatang bengkok berjarak puluhan meter darinya. Penampilan mereka berdua sangat kacau.
Kancing kemeja Huo Zixing telah robek dan memperlihatkan dadanya yang kokoh.
Pria yang satunya lagi memiliki tubuh yang agak gemuk, dan pakaiannya sudah compang-camping. Dia terlihat lebih memalukan dibandingkan Huo Zixing.
Yan Jinyi berdiri di tempat dan menonton pertunjukkan itu sebentar, lalu meludah ke rumput di sampingnya. "Bagaimana bisa kedua pria ini bertarung seperti wanita."
Para… banci ini benar-benar….
Sudut mulut kepala pelayan sedikit berkedut menahan tawa.
Huo Zixing biasanya selalu memperhatikan penampilannya. Dia tidak berani memotong rambutnya terlalu pendek untuk menjaga ketampanannya. Wang Qifeng memanfaatkan kesempatan ini untuk menjambak rambutnya.
"Rambut adalah mahkota emas yang sangat berharga bagi seorang tuan muda sepertiku. Singkirkan cakar anjingmu itu. Percaya atau tidak, akan kupotong tanganmu!"
"Kamu itu yang terlalu sering menindas orang lain tanpa memiliki belas kasihan. Huo Zixing, tidak peduli orang lain takut padamu, aku tidak takut padamu sama sekali!"
"..."
Yang benar saja!
Yan Jinyi mengusap-usap hidungnya dan menggenggam erat gagang kemoceng di tangannya sambil bergegas menghampiri mereka.
Huo Zixing merasa kerah belakangnya ditarik oleh seseorang dengan kuat. Sebelum dia sempat menyadari apa yang sedang terjadi, orang itu telah mendorongnya menjauh secara paksa dan kemudian dia melihat kemoceng terayun tepat di depannya.
'Buk~'
Kemoceng itu mendarat dengan mantap di tubuh Wang Qifeng. Setelahnya, langsung terdengar suara wanita yang tidak asing lagi di telinganya. "Beraninya kamu memukul adik dari bos besar. Mau kupatahkan tanganmu dan kurobek mulutmu?"
Rasa sakit yang tiba-tiba dari pukulan keras kemoceng itu membuat seluruh wajah Wang Qifeng terlihat jelek karena menahan sakit.
Dia meringis kesakitan menatap Yan Jinyi, dan kini amarahnya benar-benar meledak. "Dari mana datangnya cecurut menyebalkan ini? Beraninya kau memukul adik Wang Jianhang!"
"Dasar bocah tak tahu malu. Seorang adik dari menantu yang tinggal dan menumpang hidup pada keluarga istri saja sudah belagu. Apa kau benar-benar tidak dapat melihat seberapa rendahnya dirimu itu?"
Yan Jinyi melontarkan kata-kata ini sambil melambaikan tongkat kemoceng lagi.
Persetan!
Dari mana datangnya wanita mengerikan yang memukuli seorang pria tanpa rasa belas kasih ini?
Wang Qifeng melompat-lompat kesakitan sambil menutupi punggungnya dengan satu tangan, sementara tangan yang satunya lagi untuk menutupi kakinya
"Siapa kamu, apa kamu benar-benar berani mencari-cari masalah dengan kakakku?"
"Aku adalah leluhurmu dari generasi kedelapan belas."
Huo Zixing tidak menyangka bahwa Yan Jinyi tiba-tiba dapat muncul di sini. Tatapannya benar-benar sangat terkejut melihat Yan Jinyi begitu beraninya memukuli Wang Qifeng habis-habisan.
"Aku hari ini datang untuk membantu adikku yang tertindas. Aku tidak yakin kakakmu yang lemah gemulai itu bisa dipanggil ke sini untuk bertarung melawanku."
Adik?
Pada saat itu, barulah Wang Qifeng menyadari bahwa adik yang dimaksud wanita ini barusan adalah Huo Zixing.
Tapi bukankah Huo Zixing hanya memiliki dua kakak laki-laki dan satu adik perempuan?