Chereads / Reinkarnasi Peri Ikan Koi / Chapter 18 - Kedengarannya Asam

Chapter 18 - Kedengarannya Asam

Kepala pelayan rupanya sudah tidak tahan lagi.

"Tuan Muda Lu, lebih baik Anda tinggalkan gadis kecil ini di sini. Lagipula, sebaik apa pun latar belakang keluarganya, tapi dia bukan anak kandung Anda, jadi, pasti akan ada celah. Lebih baik Anda memeriksa keluarganya, sehingga Anda bisa yakin."

Lu Junhan hanya memandang punggung kecil Lu Li dan tidak berkata apa-apa.

Lu Li tampak sangat marah, bibir kecilnya mengerucut dan cemberut. Ia tidak memandang ayahnya, melainkan menenggelamkan dirinya dalam pelukan Song Qingwan.

Sama seperti sebelumnya, Lu Li menempel pada Song Qingwan.

Jelas-jelas, awalnya, Lu Li adalah harta Lu Junhan yang berharga.

Jelas-jelas ia adalah putrinya ….

Namun, Lu Li kini sangat membencinya.

Lu Junhan tak pernah menjadi orang yang dapat dengan mudahnya mengubah rencananya. Sebelumnya, ia berkata bahwa ia akan menemukan keluarga yang ingin mengadopsi anak ini, sehingga orang lain harus melaksanakan idenya ini.

Hingga saat ini, selalu saja ada yang terjadi.

Tak peduli di keluarga Lu sebelumnya atau saat ini.

Namun, sekarang ….

Kedua alis Lu Junhan terangkat dan bibirnya bergerak-gerak, entah apa yang ingin dikatakannya. Karena ia tak punya pengalaman membujuk dan merayu anak-anak, ia tak tahu apa yang harus dikatakannya.

Kepala pelayan berkata kepada Lu Junhan, "Tuan Muda Lu, lihatlah …. "

Lu Junhan membuang pandangannya ke samping. Untuk sementara waktu, ia tak ingin melihat orang-orang di sekitarnya. Akhirnya, ia membalikkan badan dan berkata kepada kepala pelayan.

"Terserah kau saja! Kalau kau ingin membesarkannya, silakan saja! Lagipula, keluarga Lu juga tidak kekurangan! Tapi, lebih baik kau selalu mengawasinya! Jangan biarkan dia mondar-mandir di depanku!"

Namun, bagi Lu Junhan, gadis kecil itu hanya akan membuat masalah. Jika tidak, ia tidak akan seperti ini.

Setelah menyelesaikan kalimatnya, Lu Junhan membalikkan badan lagi dan merasa sangat kesal.

Kepala pelayan hanya bisa mengangkat bahu dan mengabaikan kata-kata Lu Junhan yang bernada mengancam.

Ah, Tuan Muda Lu rupanya masih bertahan.

Pria ini rupanya seperti seekor bebek cerewet yang sudah mati.

Emosi anak-anak datang dan pergi begitu cepat.

Saat Lu Li melihat ayahnya bersedia menerimanya kembali, emosi di wajahnya langsung menghilang dan berubah menjadi ceria.

Sayang sekali, kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Saat melihat Lu Junhan meninggalkan tempat itu, hati Lu Li kembali cemas dan gelisah. Ia melepaskan pelukan Song Qingwan dan buru-buru mengejar Lu Junhan.

Dari belakang, Lu Li berteriak memanggil ayahnya.

"Ayah! Ayah, tunggu aku! Ayah lupa! Ayah meninggalkan aku di sini!"

Lu Li tak bisa meninggalkan ayahnya. Bagaimana jika ada orang yang ingin melukai ayahnya?

Namun, karena ayahnya akhirnya mau menerimanya, tentu saja ia sangat senang!

Lu Junhan benar-benar tidak menduga bahwa gadis kecil itu akan berlari menyusulnya. Saat ia mendengar apa yang dikatakan gadis kecil itu, untuk beberapa alasan yang tidak bisa dijelaskan, langkah kakinya terhenti dan hatinya bergetar.

Namun, Lu Junhan membatalkan untuk menghentikan langkah kakinya. Ia terus bergerak maju, tapi langkahnya melambat, seolah-olah ia sengaja menunggu Lu Li.

Lu Li mengejar ayahnya dengan cepat. Ia mengulurkan tangannya yang gemuk dan montok untuk menggenggam lengan ayahnya yang yang besar dan kekar.

Tangan gadis kecil itu begitu lembut, seolah bisa dihancurkan dengan cubitan.

Hal itu membuat tubuh Lu Junhan menjadi kaku. Ia tak berani mendorong Lu Li terlalu keras.

Melihat sang ayah tak melepaskan tangannya, mata gadis kecil itu berbinar-binar. Lu Junhan bisa mendengar suaranya yang begitu ceria, "Ayah, aku sangat senang .… " 

Lu Junhan menarik kedua sudut bibirnya. Ia merasa anak kecil itu sangat merepotkan dan menjengkelkan. Wajah anak kecil selalu diliputi dengan kegembiraan dan gadis kecil itu menangis sedetik sebelum ia berterus terang bahwa ia membencinya. Namun, detik berikutnya, gadis kecil itu begitu senang dan mendatanginya. 

Entah kegembiraan apa yang ada di kepala kecilnya yang sederhana.

Sejak kecil, wajah Lu Junhan selalu kaku dan dingin.

Boleh dibilang tak ada hal-hal yang membuatnya bahagia di masa kecilnya.

Meskipun kerajaan bisnis terbesar di Haicheng telah dibangun hari ini dan ia punya uang di tangannya, kemegahan hidupnya sama sekali tak pernah dibayangkan orang lain.

Namun, jangankan bahagia. Lu Junhan masih merasa kurang minat dan tidak berdaya.

Jarang sekali bahwa hari ini ia punya ketertarikan. Alisnya terangkat dan ia bertanya kepada si gadis kecil pembuat onar, "Kenapa kau terlihat begitu bahagia?"