Chereads / Reinkarnasi Peri Ikan Koi / Chapter 21 - Menggendong Anak dalam Pelukan

Chapter 21 - Menggendong Anak dalam Pelukan

Anak-anak yang berusia 3,5 tahun masih berada dalam tahap pertumbuhan. Mereka biasanya tidur lebih awal di malam hari dan secara bertahap akan tidur pukul 19.00.

Setelah semua keributan itu terjadi, waktu pertemuan ini berlangsung hingga pukul 21.30.

Tak lama kemudian, Lu Li tenggelam dalam pelukan Lu Junhan. Ia menggosok matanya dan selalu menguap. Di bawah bulu matanya yang lentik, matanya dipenuhi uap air, tapi ia masih menolak tidur.

Ia masih ingin bersama ayahnya lebih lama. 

Namun, pada akhirnya, Lu Li tak tahan lagi.

Seperti seekor ayam yang mematuk beras, kepala kecil Lu Li membentur bahu Lu Junhan beberapa kali. Sesekali ia mendengkur dan mengigau.

Suara bising yang ada di sekitarnya tak mampu membangunkannya. Ia tertidur dengan nyaman di pelukan ayahnya.

Sikap tubuh gadis kecil yang pasrah begitu saja membuat alis Lu Junhan terangkat.

Nyali anak kecil ini begitu besar, sehingga ia berani tidur di pelukan Lu Junhan.

Gadis kecil itu tidur nyenyak seperti seekor babi.

Bahkan ia tidak takut Lu Junhan akan menjualnya.

"Ayah .… "

Tiba-tiba sjaa gadis kecil yang gemuk dan lembut itu menggosok bahu dan leher ayahnya. Ia menutup mata dan memanggil ayahnya, sedangkan lengan yang dilingkarkannya di leher Lu Junhan mengencang.

Kedua mata Lu Junhan mengerjap, "Hah?"

Mendengar suara ayahnya dan mengetahui sang ayah tidak meninggalkannya, gadis kecil itu akhirnya merasa lega. Ia meletakkan kepalanya di bahu sang ayah dan ayahnya membiarkannya tertidur lelap.

Helaan napas gadis kecil itu menyentuh kulit Lu Junhan, rasanya seperti tergores bulu. Pipinya memerah, cantik, dan manis saat tidur.

Saat melihatnya, Lu Junhan yang awalnya dingin dan kaku berubah melunak.

Lu Junhan muncul di lobi sambil menggendong Lu Li. Banyak orang menahan napas saat mereka melihat ayah dan anak ini. Mereka tidak percaya dengan apa yang mereka lihat, seolah ada kejutan di dalam mata mereka.

Bukankah ini Lu Junhan dari Haicheng?

Yang dipeluknya di tangannya … mainan?

Tunggu! Benda itu bergerak! Yang dipeluknya adalah anak! Anak yang hidup!

Apakah mereka yang buta, ataukah orang ini yang gila?

Ini adalah pertama kalinya mereka melihat Lu Junhan begitu dekat dengan seorang anak. Lu Junhan tidak hanya tidak membuang anak itu, tapi juga memeluknya!

Sedangkan nyali anak ini juga cukup besar untuk tidur senyenyak ini. Apa dia tidak takut mati?

Para tamu undangan yang hadir tak bisa mempercayai apa yang mereka lihat!

Seseorang segera bereaksi dan secara pribadi bertanya kepada para pelayan. Umumnya, mereka menanyakan asal usul anak ini.

Kepala pelayan berharap mereka menyebarkan berita ini, sehingga wajar saja jika ia mengatakan yang sejujurnya.

Jadi, hanya dalam beberapa saat saja, suasana Kota Haicheng meledak dan semua warga kota itu tahu akan berita ini.

Lu Junhan punya seorang putri kandung!

Benar! Lu Junhan yang sangat membenci anak-anak!

Dia sudah punya anak kandung!

Dia juga sangat memanjakan dan mencintainya!

Bahkan Lu Junhan tetap memeluknya saat bersosialisasi dan menyapa orang lain. Ia sama sekali tak melepaskan gadis kecil itu sedikit pun, seolah-olah hendak memberikan nyawa dan hidupnya kepadanya.

Sebenarnya, Lu Junhan sama sekali tak tahu jelas. Untuk sementara, entah hantu macam apa yang melewatinya di luar.

Acara perjamuan di rumah keluarga Lu masih belum selesai. Sebagai tuan rumah, masih ada banyak hal yang harus diurus dan dilakukan Lu Junhan. Ini juga merupakan tujuan utamanya mengadakan acara perjamuan ini.

Ia menyerahkan Lu Li kepada seorang pelayan yang kebetulan lewat dan memintanya membawa Lu Li naik ke atas untuk mandi dan menidurkannya.

"Ayah .… "

Begitu Lu Junhan melepaskan pelukannya, gadis kecil itu langsung terbangun.

Lu Li berusaha keras menahan kantuknya. Sepasang matanya yang besar terbuka. Sambil menahan kantuk, ia berkata dengan cemberut.

"Aku tidak mau naik ke atas. Aku hanya ingin bersama Ayah!"

"Kau harus menurut!"

Gadis kecil itu terlihat menyedihkan, "Aku memang tidak mau …. "

Jika ia tidak ada di sisi ayahnya, maka ayahnya akan berada dalam bahaya! Dan ia tidak mau hal itu terjadi!

Kedua alis Lu Junhan saling bertaut dan ia menatap Lu Li dalam-dalam. Penampilannya yang tak terduga itu terlihat berbahaya dan menakutkan.