Abra sangat menyukai ekspresi Sari saat ini yang ketakutan, panik, dan cemas, semenjak Sari menolaknya malam itu, Abra merasa kesal dan dendam kepada Sari, jadi kini perasaannya ingin mendapatkan yang diinginkan pada Sari semakin menggebu-gebu. Abra sangat yakin Sari tak akan bisa menolaknya lagi, karena pilihan ini pilihan yang sangat sulit untuknya.
"Kenapa Sari, kamu kaget?" Tanya Abra dengan nada ejekan.
"Maksud mas apa, hubungan apa?" Sari mencoba berkilah.
Abra langsung tersenyum sini, "Sari.. Sari ternyata kamu setelah putus denganku sudah sangat berubah ya, sekarang kamu sangat berani, dan juga memilih lawan tak main-main," lagi Abra mengejeknya.
Sari masih enggan mengakui dan terus mencoba berkilah, "nggak mas, hubungan apa, aku tidak ada hubungan apa-apa dengan mas Erlan, eh.. maksudku
pak Erlan," sahut Sari.