"Astaga.. mas, mas, kenapa?" Sari langsung menahan tubuh Erlan yang beberapa senti lagi menyentuh lantai, tapi rupanya tumpuan Sari tak sanggup menahan tubuh Erlan hingga akhir badan Welan benar-benar ambruk, begitupun juga dengan Sari.
"Aww…" Sari sedikit merintih saat tangannya tertimpa bagian punggung Erlan.
Sari bersusah payah agar tangannya bisa keluar dari himpitan lantai dan punggung Erlan. Sari melirik jam dinding, sebentar lagi hampir tepat jam tiga pagi, Sari merasakan nafas pada hidung Erlan, dan benar Erlan pingsan.
Sari berusaha untuk membangunkan tubuh Erlan, ia menyelipkan tangan kirinya di sela leher Erlan, namun saat wajah Sari mendekat ke wajah Erlan, Sari mencium jelas aroma minuman keras dari mulut Erlan, membuat Sari refleks menutup hidungnya.
"Mas Erlan, kamu minum ya," ucap Sari yang tentu tak akan didengar oleh Erllan karena ia masih tak sadarkan diri.
*Flashback on*