Kapten Santoso dan aku akhirnya bersepakat untuk meneruskan percobaan di Markas yang berada di Jakarta. Aku berkata kepada kapten Santoso bahwa aku tidak mungkin berpindah tempat seketika. Aku menginginkan percobaan ku kali ini berhasil dengan baik serta rencana ku berjalan dengan lancar. Selama ini aku percaya bahwa aku melakukan hal yang paling terbaik untuk organisasi, namun aku tidak menyangka sama sekali bahwa ternyata mereka menusuk ku dari belakang dan hanya memanfaatkan diriku saja.
Percobaan kali ini, aku akan membawa sebuah mobil tentara yang biasa ku gunakan saat pelatihan. Aku juga sudah menyiapkan banyak bahan bakar cadangan untuk ku bawa nanti, entah bisa atau tidak, aku tetap akan mencoba nya. Aku melakukan hal itu tanpa sepengetahuan kapten Santoso. dia hanya mengetahui bahwa aku hanya membawa mobil tanpa senjata.
Di saat percobaan di mulai, aku berhasil menembus lubang hitam dengan mobil yang ku bawa saat itu. Aku langsung menembus sampai ke reruntuhan asrama ku. ya, saat itu aku berada di Cilandak KKO. Aku mulai memarkirkan mobil yang ku bawa tersebut dan mencari keberadaan Tania. Aku berjalan menyusuri reruntuhan gedung untuk mencari dimana Tania berada.
Aku terkejut melihat basecamp yang tampak berantakan seperti habis di jarah, aku pun mempunyai firasat bahwa basecamp tersebut seperti habis di serang oleh sebuah makhluk asing. Apakah Tania saat ini sedang dalam bahaya? Kata ku berbicara sendiri sambil menerka-nerka. Aku mulai memeriksa di sekitar ku, ku lihat ada sebuah jejak seperti sebuah roda tank yang baru saja melintas.
Apakah ada sebuah tank yang baru saja melintas? Apa yang sebenarnya terjadi saat ini? kata ku bertanya-tanya sendiri. Aku sama sekali tidak menemukan petunjuk. Ku pikir sepertinya ada sebuah kejadian yang terjadi pada saat aku tidak berada di dunia ini. Aku dan Tania sama-sama tidak bisa berkomunikasi. Kami berdua selalu saja bertemu secara kebetulan. Sampai akhirnya terakhir kali pertemuan, kami membuat sebuah kesepakatan, dimana kami akan meninggalkan sebuah jejak yang hanya kami berdua ketahui.
Kami berjanji meninggalkan jejak dengan cara membuat sebuah tanda dari tumpukan batu yang membentuk seperti sebuah simbol penjumlahan ( tanda tambah ) di setiap sudut pojok reruntuhan gedung atau pohon. Tanda tersebut akan menunjukkan bahwa jika salah satu dari kami mengikuti tanda tersebut, kami akan bertemu di akhir dimana tumpukan batu terakhir berada.
Aku menemukan beberapa batu terakhir di dekat reruntuhan rumah sakit yang berada di jarak kurang lebih sekitar 500 km. Aku berpikir sepertinya Tania berada di dalam reruntuhan rumah sakit tersebut. Aku pun mencoba mencari keberadaannya. setelah aku mengelilingi rumah sakit tersebut, aku tidak menemukan sama sekali Tania maupun pengikutnya. Hal ini membuat ku semakin merasa penasaran.
Akhirnya, aku menemukan jalan buntu. Di sekitar rumah sakit aku sama sekali tidak menemukan tanda yang di berikan oleh Tania. Sampai aku menemukan banyak peluru di lantai ruang tengah rumah sakit. Aku pun merasa bahwa sebelumnya aku telah melewati ruangan tersebut, namun aku tidak menemukan apapun. Mengapa setelah kali kedua, aku bisa menemukan peluru tersebut? apakah aku tidak terlalu peka? Aku mencoba meneliti peluru yang ku temukan.
Kemana lagi harus ku cari Tania? Bagaimana mungkin aku sama sekali tidak bisa menemukan nya? dan, peluru apakah yang ku temukan ini? kata ku dalam benakku. Kini aku tidak tahu kemana aku harus mencari nya lagi. aku sudah mencari ke seluruh penjuru namun tidak bisa ku temukan dimana
pun. Sampai akhirnya aku menemukan sebuah bunker besar yang ada di lantai bawah yang ada di dalam rumah sakit tersebut. aku tidak menyangka bisa menemukan nya. aku pun mencoba untuk masuk kedalam nya namun tidak bisa karena terkunci. Aku memikirkan bagaimana cara ku bisa masuk ke sana. Bunker tersebut memiliki sebuah kode sandi untuk dapat memasuki nya. Aku memikirkan beberapa kode dalam pikiran ku. sebelumnya aku pernah seperti ini, memecahkan kode untuk membuka sebuah brangkas. Ku pikir aku akan mendapatkan kode nya dengan mudah hanya dengan kemampuan berpikir ku.
Setelah dua kali percobaan yang gagal, aku berhenti sejenak. Aku pikir sepertinya kode dari alogaritma yang ku masukkan kurang tepat. Aku berpikir jika aku melakukannya lagi dan gagal kemungkinan untuk ku bisa masuk ke dalam sana sudah tidak mungkin. Aku kembali menemukan jalan buntu.
Aku tidak bisa menemukan cara lain untuk memecahkan kode tersebut. Aku pun mulai merasa frustasi dan tidak bisa menemukan jalan keluar untuk saat ini. sempat aku berpikir untuk menyerah dan kembali mencari di tempat lain. Namun entah mengapa perasaan ku mengatakan bahwa ada sesuatu yang sangat penting di dalam bunker tersebut.
Sebelum mencoba kembali, aku berusaha untuk memikirkan kode sandi yang mungkin bisa ku gunakan untuk membuka pintu bunker tersebut. kemudian aku memasukkan kode tanggal dari terbentuk nya anggota angkatan darat dan di gabung dengan tanggal terbentuknya angkatan laut. Aku mulai mengkombinasikan tanggalan tersebut hingga membentuk menjadi empat digit kode sandi. Saat aku mulai memasukkan nya, tiba-tiba pintu bunker tersebut mulai terbuka.
Aku sangat terkejut melihatnya. Kurasa kode sandi ku kali ini berhasil. Aku tidak menyangka bahwa saat itu aku telah berhasil membukanya. Entah karena aku yang hebat atau karena keberuntungan ku. aku tidak banyak berpikir dan memutuskan untuk masuk ke dalam bunker tersebut. Ketika aku melihat pintu bunker otomatis itu terbuka, aku merasa terkejut. Baru sekali ini aku merasakan seperti masuk ke dalam dunia lain.
Aku memasuki sebuah jalan setepak dengan di kelilingi dengan tanaman rambat yaitu morning glory. Kemudian saat aku mulai melangkahkan kaki ku menyusuri jalan tersebut, tiba-tiba saja muncul bunga tiba-tiba dari samping ku sehingga membuat ku sedikit terkejut. Dimana aku sebenarnya? Tempat apa ini? apakah aku akan di hubungkan ke suatu tempat? Kata ku dalam hati.
Aku terus saja berjalan sambil melihat ke sekeliling ku. Sampai akhirnya aku menemukan sebuah jalan yang membuat ku tampak ragu untuk melangkah. Aku melihat tanaman berduri di samping jalan tersebut, dan sebelah jalan yang lain tampak cahaya yang begitu terang. Akhirnya aku memilih untuk menyusuri jalan yang memiliki cahaya yang cukup terang.
Dan setelah aku mulai memasuki jalan itu, kedua mata ku tidak bisa terbuka dengan baik, bahkan penglihatan ku tidak terlalu jelas dan silau karena pantulan cahaya di setiap sisi. Aku pun mencoba menutupi nya dengan telapak tangan ku. samar-samar aku melihat seseorang yang perlahan menghampiri diriku. Aku masih meragukan apakah itu adalah orang atau hanya ilusi ku saja. semakin mendekat semakin menunjukkan bahwa itu adalah sesosok perempuan. Aku semakin penasaran dan terus mendekatinya. Dan akhirnya ...