Sudah waktunya untuk kembali melakukan percobaan melintasi lubang hitam. dimana kali ini Jopardi akan melakukannya sendirian lagi. setelah portal ke masa lalu baru saja di perbaiki Jopardi diminta untuk segera melakukan percobaan. Dia pun mengerti bahwa ini sudah menjadi kewajiban untuknya. Jopardi hanya bisa pasrah menjalani kehidupan nya saat ini.
Juni yang pada awalnya memang tidak menginginkan Jopardi pergi dia mencoba untuk menyabotase mesin portal yang ada di ruang kendali, akan tetapi usaha nya sia-sia saja karena kapten Santoso berhasil memergokinya. Akhirnya Jopardi melintasi lubang hitam kembali.
Para anak buah kapten Santoso mulai sibuk dengan apa sedang dia lakukan. Mereka mulai mendeteksi keberadaan Jopardi saat ini. Sementara itu, Juni terus memperhatikan apa yang telah terjadi kepada Jopardi dan apakah dia sudah bisa terdeteksi di layar monitor.
Aku yang saat itu baru saja melintasi lubang hitam, mulai merasakan efek samping dalam diriku, dimana aku mulai meraskan sakit kepala yang cukup hebat saat aku baru saja selesai menyebranginya. Aku mulai terdiam sejenak, ku pikir ini hanya efek samping sementara saja. tak lama kemudian akupun semakin membaik. Rasa sakitnya berangsur-angsur menghilang.
Aku mulai melihat sekeliling ku. kali ini aku kembali ke masa dimana aku pernah sebelumnya pergi ke tempat itu. Di sekeliling ku banyak sekali reruntuhan gedung yang tampak tidak asing di penglihatan ku. Aku pun mulai berjalan perlahan-lahan sambil menyusuri sekitar ku. akhirnya aku tersadar bahwa aku sepertinya kembali ke asrama ku.
Disaat aku sedang berjalan, seseorang menabrak ku dari belakang. Aku sangat terkejut sehingga aku langsung memasang kuda-kuda dan mengeluarkan pistol yang ada di saku rompi ku. orang itu pun ikut terkejut melihat ku dan mengangkat kedua tangan nya.
" Siapa kau? Apa yang kau lakukan? " tanya ku kepada orang itu.
Saat menatap orang itu aku seperti mengenal nya. wajahnya terasa tidak asing bagi ku. orang itu pun tampak memperhatikan ku seolah dia mengenal diriku.
" Jo-Jo-Jopardi? " kata orang itu menyebut nama ku.
Aku terdiam sambil memandang heran kewajah nya. dalam pikiran ku berkata, mengapa orang ini mengetahui nama ku? apakah dia mengenal ku? ataukah mungkin dia berasal dari dimensi yang sama dengan ku?
" Si-Siapa kau? " tanya ku kepada orang itu lagi.
" Aku Alex. Apakah kau tidak mengenali ku? " jawab Alex.
" Alex? " sahut ku yang kembali bertanya kepada nya.
Disaat aku mencoba menerka-nerka siapa orang yang ada di hadapan ku, tiba-tiba saja terdengar suara senjata menggema. Terdengar pula suara seorang wanita yang berteriak memanggil orang yang bernama Alex yang saat itu berada di hadapan ku.
" ALEX! CEPAT LARI!!! " teriak seorang wanita yang saat itu sedang berlari ke arah ku.
Orang itu pun langsung menarik tangan ku sehingga aku berlari bersama dengan nya. Aku saat itu tidak mengetahui apa yang sedang terjadi sehingga aku terlihat sangat kebingungan. Apa yang terjadi
sebenarnya? Mengapa mereka berlarian seperti ini? Apa yang terjadi? Kata ku dalam pikiran ku saat itu.
Kemudian aku melihat sinar laser menyentuh tembok reruntuhan sehingga tembok itu pun hancur berkeping-keping. Di situlah aku baru menyadari bahwa saat ini kami sedang di serang oleh sekelompok laba-laba bermata merah.
Aku mengingat bahwa aku memiliki sebuah granat di saku rompi ku. Aku pun mencoba mengambil dan kemudian melemparkan nya kepada laba-laba yang saat itu telah berada tepat di samping ku dan Alex.
BOOM!!! Terdengar suara ledakan yang cukup keras dan membuat aku dan Alex terhempas cukup jauh efek dari ledakan granat yang ku lemparkan saat itu. Aku dan Alex tersungkur hingga berguling di tanah hingga kami terpisah cukup jauh.
Aku pun melihat laba-laba itu melarikan diri. Sementara itu ku lihat juga Alex yang pingsan di dekat sebuah pohon. Aku mencoba untuk menghampirinya. Saat aku hendak meraih tangan nya, seorang wanita menarik tangan ku hingga aku terjatuh kebelakang.
Saat itu aku merasa sangat kesal. Padahal aku berniat untuk membantu Alex. Namun seorang wanita bisa-bisanya menarik tangan ku dan membuat ku terjatuh. Ketika wanita itu berbalik, aku sempat terpana melihat kecantikan nya. wajah yang mungil serta rambut pendek sebahu membuat ku berpikir betapa cantiknya wanita itu.
Saat aku tertegun melihatnya, wanita itu mendatangi ku dan menyadarkan ku dari lamunan. Dia pun tiba-tiba saja menyebut namaku. Aku sama sekali tidak ada ingatan yang terlintas mengenai wanita itu. Siapa dia? Mengapa dia mengenal ku? apakah kami pernah bertemu sebelumnya? itulah yang ada di benak ku saat itu.
" Jopardi kan? Kau Jopardi kan? " tanya wanita itu kepada ku.
" Y-Ya, benar. " kata ku dengan gugup.
" Apakah kau kembali kesini dengan cara yang sama seperti yang kau ceritakan sebelumnya kepada ku? " tanya wanita itu lagi dengan penasaran.
" T-Tunggu sebentar, siapa kau sebenarnya? Apakah kau mengenalku? " jawab ku kepada wanita itu.
" Jadi kau tidak mengingat ku? Aku Tania! " ucap Tania meyakinkan ku.
" Tania? " sahut ku kembali.
Aku mencoba menerka-nerka apa yang ada di dalam pikiran ku. dimana aku merasa begitu mengenal wanita ini sepertinya namun entah kapan aku mulai mengenal nya. aku mencoba mengingat terus apa yang ada di kepala ku, sampai pada akhirnya aku mengetahui bahwa dia adalah Tania, orang yang pernah ku temui sebelum aku pergi ke Papua yaitu markas terbesar Cavalry.
Kemudian aku bertanya kepada Tania di tahun berapa aku berada saat ini. Dia pun mengatakan bahwa aku telah berada di tahun 2418. Aku terkejut mendengar nya. Aku berpikir sepertinya aku berada di masa depan lagi bukan masa lalu.
" Bagaimana cara bisa ke Papua? " tanya ku langsung kepada Juni.
" Apa? Papua? Apa itu Papua? " tanya Tania balik kepada ku.
Aku kemudian berpikir apakah mungkin Papua sudah tidak ada di tahun ini? Ataukah sudah berganti
nama? Atau mungkin dia sama sekali tidak pernah pergi ke Papua? Ku pikir mungkin saja mereka memang belum pernah kesana karena keadaan nya sangat buruk di sini. Saat Tani membantu Alex berdiri, aku pun ikut menghampirinya lalu menyanggah tangan Alex ke punggung nya sehingga dia bisa membawa nya ke dalam tempat yang lebih aman.
Kemudian aku mulai membantu Tania mengobati Alex. Kami membaringkan Alex dan mulai mengobati lukanya. Tania saat itu terus memperhatikan Jopardi. dia merasa sedang bermimpi bisa bertemu Jopardi saat itu. Tania merasa bahwa Jopardi telah berubah, Tania seperti memiliki perasaan khusus kepada Jopardi.
" Apakah aku sedang bermimpi saat ini? mengapa terlihat sangat jelas? Apakah dia benar-benar Jopardi? " ucap Tania sambil menatap Jopardi.