Chereads / Black Hole Cavalry / Chapter 33 - Mencoba Bertahan

Chapter 33 - Mencoba Bertahan

Sebuah dentuman yang sangat keras membuat telinga ku berdenging bahkan membuat pandangan ku terasa kabur. aku pikir mungkin saat itu tengah di ambang kematian karena penglihatan ku sudah mulai buram. aku sempat melihat pesawat itu berputar di atas ku seperti sedang memperhatikan ku. namun aku tidak memiliki kekuatan lagi karena aku mendapatkan efek dari ledakan.

Aku sempat memastikan apakah tubuh ku mengenai api atau tidak, saat sudah melihat tidak aku aku merasa sedikit lega dan penglihatan ku langsung gelap gulita. ternyata saat itu aku pingsan.

Kapten Santoso yang pada saat itu juga terlihat senang karena keberhasilan nya membawa Jopardi beserta sebuah mobil, langsung beralih keruangan kendali. dia ingin memastikan bahwa Jopardi kembali dengan selamat.

Setelah cukup lama menunggu, kapten Santoso mulai merasa cemas karena Jopardi tidak kunjung ada di dalam radar. Kapten khawatir bahwa Jopardi akan berada dalam kesulitan. kemudian dia memerintahkan anak buah nya untuk menyusuri hutan yang ada di sekitar markas.

Kapten menunggu dengan perasaan yang cemas. sementara itu, Juni yang berada di ruang kontrol ikut menunggu kedatangan Jopardi. Juni hanya bisa berharap bahwa Jopardi akan segera kembali dan tak bernasib seperti Letnan Kim.

Aku mulai bisa bernapas kembali. aku pun langsung membuka kedua mata ku dan melihat bahwa aku berada di dalam hutan. dimana aku? apakah aku masih di masa depan? ucapku bertanya-tanya pada diriku sendiri. aku pun melihat jam tangan ku, dan berfungsi. hal itu menandakan bahwa aku sudah kembali dari masa depan. Aku mulai bangkit berdiri dan mencoba mencari keberadaan markas. karena aku yakin saat itu aku berada cukup jauh dari markas.

Kapten Santoso akhirnya bisa melacak keberadaan Jopardi. dia pun mulai berkomunikasi melalu radio komunikasi yang di miliki. dia juga mengirim titik sinyal dimana keberadaan Jopardi saat itu. beberapa tim pun mulai di sebar untuk menemukan keberadaan Jopardi.

Ah, aku sangat lelah sekali. aku sama sekali tidak kuat lagi berjalan. dimana aku sebenarnya? apakah tidak ada mata air di sekitar sini? keluh ku sambil duduk sejenak di sebuah batang pohon yang besar.

Aku saat itu lupa membawa air maupun makanan. padahal saat itu kapten meminta ku untuk membawanya namun ku tinggalkan di garasi. saat ini aku hanya memiliki sebuah pistol dan dua buah granat. aku mulai kesal saat itu. yang ku lihat di sekitar ku hanyalah hutan belantara.

Lalu, aku melihat sebuah pohon jeruk. aku pun terkejut bisa menemukan pohon jeruk di dalam hutan. aku melihat buahnya berwarna jingga dan sepertinya itu benar-benar buah jeruk. aku mulai memetik nya dan mencoba untuk memakan nya.

" Wah, manis sekali. aku tidak menyangka bisa menemukan nya. kebetulan sekali bisa mengilangkan rasa dahaga ku. " kata ku dengan senang.

Setelah aku memakan beberapa buah jeruk, aku kembali melihat radio komunikasi ku, namun tidak bisa di gunakan sama sekali. ku pikir mungkin karena aku tidak mendapatkan sinyal sama sekali. sementara itu kapten Santoso mulai kehilangan lokasi Jopardi.

Kapten mulai panik dan menghubungi seluruh tim untuk bergegas mencari nya sebelum gelap. Kapten pun berpikir bahwa dia akan ikut serta mencari keberadaan Jopardi sendiri namun sekertaris Jenderal berkata bahwa Jenderal tidak memperbolehkan kapten Santoso pergi mencari Jopardi sendiri. karena jika sesuatu sampai terjadi kepada kapten Santoso tidak ada lagi yang bisa menjalankan proyek lubang hitam. Kapten Santoso merasa sedikit frustasi. dimana dirinya sangat ingin menyelamatkan Letnan Jopardi karena dia merasa bertanggung jawab kepadanya.

" Bagaimana ini? aku tidak bisa pergi begitu saja. dimana Letnan Jo sebenarnya? mengapa dia kembali dengan jarak yang cukup jauh? apakah dia sempat mengendarai mobilnya ketika dia berada di masa depan? " ucap kapten Santoso yang bertanya-tanya sendiri.

Aku melihat bahwa hari semakin gelap. aku pun memutuskan untuk mencari tempat yang mungkin bisa ku tiduri malam ini. aku pun juga mencari beberapa kayu untuk membuat api unggun. ku pikir aku mungkin akan meneruskan perjalanan ku besok setelah fajar tiba.

Aku menemukan sebuah tempat yang kemungkinan bisa untuk tempat ku membuat sebuah tenda dari kayu dan daun-daun kering. aku mengeluarkan pisau lipat ku dan mulai membelah beberapa kayu untuk ku jadikan kerangka tenda. aku memiliki kemampuan untuk bertahan hidup di alam liar seperti sekarang, jadi aku tidak merasa khawatir sama sekali. Aku pun mulai menaru daun-daun kering sebagai atap tenda. setelah tenda nya berhasil berdiri aku mulai mengumpulkan daun-daun kering lagi dan menaruh nya di dalam tenda sebagai alas untuk ku tiduri.

Aku merasa sangat lelah saat itu. jadi aku pun segera tertidur sejenak untuk mengisi tenaga ku. aku pun sudah membuat api unggun sebelumnya sehingga aku tidak pelu khawatir saat malam tiba. kemudian setelah beberapa saat aku tertidur, aku mendengar suara langkah di sekitar tenda ku.

Aku dengan sigap langsung terbangun dan mulai memasang kuda-kuda. aku pun mengeluarkan pistol dan bersiap untuk menembak. saat aku keluar dari tenda, aku pun mengarahkan pistol ku ke arah suara yang ku dengar sebelum nya. dan ternyata saat itu seekor rusa yang ku lihat. tanpa ragu aku langsung menembak nya agar aku bisa memakan dagingnya.

" Kebetulan sekali aku sedang lapar. saat nya makan malam. " ucap ku sambil mengarahkan pistol ku ke arah rusa tersebut.

Door!!! suara pistol berbunyi dan mengenai seekor rusa.

Ketika suara pistol berbunyi, salah satu tim pencari dari Cavalry mendengarnya dan segera menghampiri asal suara tembakan. sebelumnya dia mengabari kapten Santoso lewat radio komunikasi bahwa dia mendengar suara tembakan. kapten pun meminta dia untuk segera menghampiri asal suara tembakan tersebut.

Aku merasa senang bahwa aku akhirnya bisa makan juga malam ini. aku mulai mengeksekusi rusa yang ku dapatkan saat itu dan mulai membakarnya di atas api unggun. saat aku tengah memasak daging rusa tersebut, tiba-tiba terdengar banyak suara langkah kaki yang mendekati tenda ku. aku langsung mengubur api unggun dengan pasir dan mulai memasang kuda-kuda sambil menodongkan pistol ke arah suara langkah kaki yang mulai mendekat itu. aku juga bersembunyi di balik sebuah pohon besar yang ada di dekat tenda yang ku dirikan saat itu.

" Siapa kira-kira yang akan menghampiri ku? apakah tim dari Cavalry atau seorang musuh? " kata ku menerka-nerka di benak ku.

Suara derap langkah kaki mulai semakin mendekat. aku pun semakin penasaran siapa yang akan datang. karena sinar rembulan yang cukup terang aku bisa melihat bayangan dari lima orang yang saat itu tengah mendekati ke arah ku dengan sebuah senjata di tangan mereka. Aku pun bersiap untuk menembak jika mereka melakukan gerakan yang mencurigakan.