Ketika aku mulai mendengar suara yang sudah lama tidak ku dengar, tubuhku serasa menjadi kaku. Bahkan bibirku terasa membisu seolah-olah tertutup rapat oleh selotip besar yang membekap penuh seluruh mulut ku. Ya, suara siapa lagi kalau bukan Juni. kudengar suara yang begitu hangat yang tanpa ku sadari telah ku rindukan selama ini. Juni terus saja berbicara memanggil nama ku akan tetapi aku tetap diam seribu bahasa. Sampai pada akhirnya aku menyadari ada suara ketukan pintu kamarku dan membuat ku langsung mengakhiri komunikasi ku dengan Juni begitu saja.
Juni tampak terkejut sekaligus kesal karena Jopardi yang tiba-tiba saja mengakhiri panggilannya. Juni berpikir apakah mungkin dia kehilangan sinyal pada saat itu atau kah ada hal lain yang membuat dia tiba-tiba saja mengakhiri panggilannya begitu saja. Juni termenung tiba-tiba dan membuat semua yang ada di sekitarnya merasa heran melihatnya.