Chereads / Garuda's Daughter Is THE King / Chapter 2 - 12Dimensi

Chapter 2 - 12Dimensi

Kereta kuda Pegasus milik Axenor sampai di dimensi atas. Tempat dimana Para Roh Tinggi tinggal. Tidak bisa dibilang roh suci juga-

Setelah kereta emas yang ditarik 2 pegasus putih itu berhenti di pintu masuk, seorang pelayan bergegas membukakan pintu kereta emas itu untuk Axenor.

Istana Putih bersih bersinar dimensi atas. Tempat paling megah dan luas diantara 12 istana dan kastil yang ada. Juga titik pusat pemerintahan 12dimensi.

Axenor keluar dari kereta kudanya. Pakaian yang dikenakan nya begitu terlihat mewah dan mahal. Kesan Bangsawan pun langsung terlihat.

Bagaimana tidak?

Axenor memakai atasan tak berlengan tapi berkerah V yang lumayan turun dan memamerkan dada bidang nya, berwarna merah marun dengan motif spiral orange, celana panjang hitam, sepatu kulit ular hitam mengkilat, dan ditangan nya terdapat sarung tangan tak berjari dan hanya menutupi punggung tangan sampai siku nya dengan warna yang sama dengan baju atasan nya.

Tak lupa, mantel hitam berbulu putih dibagian bahu nya yang panjang hingga menyapu lantai.

Tidak pusing dengan rambut putih panjang nya yang hanya ia kesampingkan bagian yang dekat dengan kepala nya. Membuatnya terlihat seperti panjang sebelah.

Pedang bersarung kulit tergantung di pinggang nya.

Beberapa pelayan wanita langsung menghampiri nya. Siap menggiring Axenor sampai ke Aula pertemuan. Diikuti para pengawal juga.

Seketika Axenor seperti dikerumuni banyak sekali roh. Entah ia nyaman atau tidak. Tak mau memikirkan ini, salah satu pengawal langsung menggiring Pemimpin DeepDarkSide itu ke pertemuan penting nya.

_______

Pintu aula utama istana Wallace terbuka. Itu nama istana dimensi atas ini.

Axenor masuk dengan tenang dan seluruh makhluk yang sudah ada di dalam aula tersebut langsung berdiri dari kursi mereka menyambut Axenor. Hanya ada 1 yang tidak bangun dari duduknya.

Axenor membungkuk hormat, "Salam hamba.. Petinggi istana.."

"Cepat juga kau datang kemari axen." ucap salah satu dari mereka meledek nya.

Axenor terkekeh dan senyum miring nya muncul kembali, "Ini lebih menarik daripada urusan ku yang hanya menanda-tangani dokumen tidak jelas."

"Hmm.. Begitukah? Seperti nya kau sudah benar-benar muak melakukan itu-itu saja hmm?" tawa pemimpin Dimensi Aquindra. Dimensi dimana para duyung itu nyata dan hewan mistik perairan lain hidup disana.

Ia sendiri seekor roh duyung berekor biru-keunguan dengan rambut coklat panjang sampai punggungnya saja. telinganya berbentuk seperti 2 sirip ikan berwarna biru pastel. Berpakaian jas fantasi coklat tua dengan kemeja merah didalam nya. Sedang ingin berjalan eh? kakinya terlihat panjang dengan celana merah maruh dan sepatu mengkilat berhak 3sentimeter.

Seluruh petinggi terus basa-basi dengan Axenor kecuali.

Roh yang duduk di singgasana Berlian paling tinggi. Memakai jas hitam, kemeja hitam, celana hitam, dan sepatu hitam. Suasana bersedih?

Tangan nya memegang sebuah tongkat sihir yang panjang dengan bulan sabit putih tranparan, berlian ungu sebesar lampu berputar-putar di tengah sudut bulan sabit nya, dan 4 sayap berbulu putih bersih bersinar ada di kiri dan kanan bulan nya.

Roh itu menatap tajam Axenor tidak tahu kenapa. Amarah tertahan jelas diraut wajahnya dan rahangnya yang tegang.

Roh itu mengangkat tongkat itu dan menyentuhkan nya ke lantai membuat suara keras dan dapat merusak telinga siapapun yang tidak buru-buru menutup telinganya, "DIAM!!" perintahnya menggelegar ke se-isi ruangan.

Seketika kesunyian jatuh di ruangan itu. Semua menanti perintah selanjutnya.

Namun, bukan perintah, Roh yang sedang duduk di singgasana tertinggi itu turun dari sana dengan langkah tenang meski wajahnya merah karna amarah tak bisa ia keluarkan.

Semua pemimpin dan petinggi istana membungkuk hormat pada Roh itu ketika Roh itu sampai di lantai pangkat mereka.

Disini, tingginya posisi suatu makhluk, ditentukan dari tinggi singgasana yang dimiliki nya. Semakin tinggi dan semakin mewah, berarti semakin tinggi pula pangkat makhluk itu ditempat ini.

Termasuk Para Pemimpin Dimensi lain. Hanya saja, posisi mereka ditentukan dari Dimensi mana yang terkuat.

Semua singgasana terisi, kecuali yang paling tinggi karna yang mendudukinya baru saja turun dan 1 singgasana lagi. Singgasana dari batu mulia hitam kemerahan dengan api merah menyala di bagian atasnya, menandakan yang berwewenang atas kursi itu sedang tidak ada. Jadi, siapapun atau apapun yang mencoba menduduki kursi itu akan jadi makhluk garing hidup-hidup. Di dinding belakang singgasana itu tertulis nama pemilik singgasana itu. Disana tertulis, 'Roanne J. Al Catra'.

Roh yang baru saja turun Tangga singgasana berjalan pelan kearah Axenor.

Axenor langsung memberi hormat pada makhluk itu. Kelihatan nya Roh itu adalah Elf(?)

"Axen."

"Tuan..?"

"Ikut aku ke ruang rawat bayi pribadi Raja kita."

Axenor menyipitkan matanya, bingung, "Tapi tuan.. Kenapa tidak disini saja?"

"Maaf menyela tuan Apocallypto.." ucap pemimpin Dimensi Forhendangle. Dimensi hutan hidup. "Kami juga berHak tahu ada apa dengan calon Raja kami. kenapa perlu anda rahasiakan dan kenapa Roanne tidak ada disini sejak Calon Raja baru kita datang?" tanya nya panjang lebar.

Apocallypto, Roh Tinggi pemimpin ke2 setelah Raja 12 dimensi nanti. Sifatnya yang arogan dan dingin membuat para pemimpin lain segan namun juga takut disaat yang bersamaan. Kali ini, tidak ada 1 makhluk pun yang tahu ada apa sebenarnya dengan suasana otak nya dan juga apa yang sebenarnya sedang terjadi. Kecuali Axenor karna mata-mata nya(?)?

Apocallypto menatap pemimpin dimensi Forhendangle itu hanya lewat ekor mata kiri nya. Tatapan itu membuat pemimpinnya Forhendangle kaget lalu menunduk dalam.

"Semua bubar! Yang berani bertanya lagi, jangan harap akan tetap menjadi pemimpin atau berpangkat tinggi!" perintah Apocallypto menahan emosinya yang kalau tidak ditahan, sepertinya akan menelan semua makhluk yang ada disana hidup-hidup.

Sontak mendengar perintah pemimpin mereka, semua langsung teleport pergi entah kemana. Mungkin pergi ke ruang pribadi mereka atau ke ruang makan istana atau yeahhh terserah mereka. Tapi sepertinya tidak ada yang berencana pulang ke asal mereka masing-masing.

_____

Setelah menaruh kembali tongkat bulan sabit yang sebenarnya bukan miliknya itu, Apocallypto berjalan resah dengan Axenor disamping kirinya yang LUAR BIASA bingung dengan sikap pemimpinnya itu.

"Sebenarnya ada apa tuan ku?" Axenor susah payah mengikuti langkah Apocallypto yang berjalan cepat seperti istrinya akan melahirkan.

"Katakan dulu pada ku, Syarat Sah suatu makhluk yang Pantas menyandang gelar 'Raja 12 Dimensi'!"

Axenor terdiam karna bingung, 'Perhitungan ku mengatakan kalau Calon Raja masih berumur 5 bulan. Tidak lucu sekali kalau sudah berbuat sebuah kesalahan dan membuat Apocallypto se-frustasi ini..(?)' otak Axenor seperti diputar balik namun ia tetap menyebutkan 216 Urutan Syarat Yang WAJIB dipenuhi suatu makhluk yang sekiranya akan menjadi Pemimpin 12 Dimensi.

"Inilah alasan kenapa aku tak pernah memberi putusan untuk kau turun jabatan Axenor. Aku akan membunuh mu kalau kau sampai berhenti jadi pemimpin bangsa mu." ancam Apocallypto dengan nada serius namun cemas. Siapa yang tahu isi otaknya selain dia sendiri?

"Woah... baik..tuan...?" otak Axenor terus mencari jawaban atas perilaku atasannya ini. Tidak biasanya.

"Sekarang, sebutkan NAMA LENGKAP 6 Raja yang terdahulu dengan Usia terakhir mereka, Jenis Makhluk, dan Jenis Kelamin mereka."

Axenor tertegun. 'Jangan-jangan Apocallypto menuduh salah satu dari Raja pendahulu itu membohongi publik dengan jenis kelamin mereka?' 2000 pertanyaan terus berputar-putar di otak Axenor.

Apocallypto berdecih kesal, "Lakukan saja. Jangan bilang kau lupa?"

"Uh.. Tentu saja tidak tuan.."

"Raja Pertama, Vance Athe Locanee, usia terakhir 218 tahun, berasal dari dimensi Tvita, Lelaki."

"Raja Kedua, Maxye Reblank Fortuna, usia terakhir 312 tahun, berasal dari Gwandolf, Lelaki."

"Raja Ketiga, Geo Olivet Vernam, usia terakhir hanya 108 tahun, dari Aquindra Brightside, Lelaki."

"Ke empat, Ennqu Lélany Dormal, terakhir 211 tahun, dari Ginhall, Lelaki."

"Ke lima, Pyro Dezma Roplar, terakhir 197 tahun, dari Forhendangle Greyside, Lelaki."

"Ke Enam, Yvoran Trevor Malient, kematian aneh, terakhir hanya berusia 75 tahun, berasal dari Elfyora, Elf DeepdarkSide, Lelaki."

"Jawab aku. Semua raja pendahulu kita, pria SEMUA kan? Axenor??" Apocallypto menekan suaranya saat menyebut nama Axenor. Seperti akan memakan nya saat itu juga.

Mereka sampai di ruang perawatan bayi khusus untuk Para Raja.

"Ya tuan ku.. ada apa?" dahi Axenor mengerut.

"Lalu apa kau punya suatu Penjelasan Tentang INI??!!" Apocallypto membuka paksa ruang bayi itu dan..