Chereads / Garuda's Daughter Is THE King / Chapter 16 - Pemimpin tegas melawan anak asuh nya 2.

Chapter 16 - Pemimpin tegas melawan anak asuh nya 2.

Diandra duduk diatas satu pegasus nya sendiri dengan para pengawal mengawalnya. Para pelayan barunya terbang dengan ilmu mereka sendiri. Mengikuti arah pulang pemimpin mereka.

Diandra melihat kanan kirinya. Awan yang bergerak kebelakang nya, angin bertiup bersamanya. Pikiran Diandra melabuh entah kemana. Kembali dengan boneka beruang kesayangannya.

Axenor yang ada dibelakang nya memperhatikan nya. Semua kata-kata Roanne sedang ia rekam ulang agar ingat semua.

Hidung Diandra bergerak pelan, "Hachiiii."

*WUSSSSSHHHHHHHHHHH

Angin mendadak bergerak Agresif. Pegasus yang dinaiki Axenor dan Diandra panik dan bergerak sembarangan.

Para pegasus itupun berlari panik ke sembarang arah dan bukan menuju kastil Axenor.

Pengawal yang melihat itu tidak diam dan berusaha menenangkan kuda majikan nya, namun gagal karena pegasus Axenor malah menendang mereka jatuh kebawah.

Para pelayan hanya terdiam takut bergerak karena mereka tidak tahu harus berbuat apa.

Axenor yang tidak bisa mengendalikan kudanya, mengikuti pergerakan sembarang nya agar ia tidak terluka.

Di sisi lain, Diandra turun dari kuda nya dan menenangkan pegasus yang Axenor bawa untuk nya itu, "Lihat aku.. Semuanya baik-baik saja."

Pegasus itu menatap mata Diandra dan anak itu menatap nya balik. Memberikan kepercayaan penuh pada Pegasus nya itu. Si kuda pun tenang dan tidak melawan Diandra.

Diandra mengelus pelan kepala pegasus itu, "Pegasus baik." Diandra memberi senyum pada kuda itu.

Dari kejauhan, Diandra melihat Axenor terlempar dari pegasus nya. Untung para pengawalnya menangkap nya dengan sigap.

Diandra kembali memunculkan awan buatan nya dan terbang menuju pegasus Axenor yang sedikit jauh darinya.

Melihat Diandra mendekati pegasus nya yang sedang tidak karuan, Axenor berusaha mencegah nya, "Jangan maju Diandraa!!"

Tidak mendengarkan perkataan Axenor, Diandra menatap kuda yang sedang panik dan menjadi agresif itu.

Axenor frustasi melihat itu.

Tubuh mungil Diandra mengeluarkan cahaya kuning keemasan. Ia melepaskan boneka nya dan boneka itu melayang disamping kepala nya.

Diandra melebarkan tangan nya seperti ingin memeluk pegasus Axenor.

Pegasus itu awal nya masih panik dan enggan mendekati Diandra.

Raja mungil itu terus menatap mata kuda Axenor dan terus memberikan nya aura kuning emas yang keluar dari tubuh nya itu.

Si pegasus akhirnya mulai tenang dan terbang nya pun mulai kembali stabil. Diandra mendekati kuda itu dengan menjulurkan tangan kanan nya, "Kemari.." perintah Diandra.

Pegasus itu mendekati Diandra perlahan-lahan, takut diperlakukan tidak baik.

"Aku tidak akan melakukan apa-apa pada mu.."

Pegasus itu menatap mata Diandra lekat-lekat. Memastikan kata-kata anak mungil itu.

Diandra mengangguk pada kuda pengasuh baru nya.

"Aku tidak yakin itu-" Axenor salah tingkah namun ucapan nya terpotong.

Pegasus Axenor mendekati Diandra seperti anak kecil ketakutan mengadu pada ibu nya, "Maaf aku menakuti mu ya.." Diandra mengelus-elus kepala pegasus itu.

Pegasus itu meringkik mengadu.

"Aku tahu aku tahu maaf."

Terdengar ringkikan pengaduan lagi.

Axenor menepuk dahi melihat itu.

_

Sampai di dinding dalam lingkaran kastil Axenor, Rombongan Axenor langsung dikawal pengawal dalam kastil beserta pengawal Raja.

Axenor masuk dalam dinding kastil nya itu dengan Diandra memegang erat celana nya. Sedikit risih memang. Tapi daripada anak itu memegang tangan nya?

Belum sampai ruang kerja nya, Axenor memberhentikan langkah nya karena ada pelayan pembantu tugas menghampiri nya dan melaporkan tugas-tugas baru nya hari itu.

Axenor menarik nafas dalam lalu meladeni pembantu nya itu dengan sedikit kesal, 'Kenapa ia tidak muncul saat aku sudah duduk??'

Ditengah repot nya Axenor dengan jadwal kerja nya, Diandra menarik-narik celana Axenor.

Axenor tidak menoleh namun menjawab, "Kenapa?"

"Aku ingin pergi ke ruang herbal kastil.."

Bingung, Axenor menoleh, "Ada apa memang? Kau merasa sakit?"

Diandra menggeleng pelan.

"Aku bereskan-.." Axenor hendak menolak..

-Ikuti mau nya, Dan Nyawa Mu Aman.-

#Roanne

Teringat kata-kata Roanne, Axenor menurut sahaja, "Ayo." ia menjulurkan kedua tangan. Seperti mengundang Diandra dalam gendongan nya walau dengan wajah datar.

Diandra kaget melihat itu dan menatap tajam Axenor. Seperti sangat curiga kalau Axenor akan membawa nya kabur entah kemana lalu membunuh nya.

Diandra memeluk erat boneka nya dan berjalan mundur perlahan-lahan.

"Kenapa menatap ku seperti aku ini Pedophilia??" protes Axenor tidak suka pada tatapan mata Diandra.

Diandra menelan ludah.

"Ada-"

"Raja.." panggil sosok makhluk sedikit jauh dibelakang Diandra.

Diandra dan Axenor menoleh ke sumber suara.

Ravenous berdiri tegak beberapa meter di belakang Diandra dengan senyuman terlukis di bibirnya.

Mengenakan pakaian Tugas nya berupa jas putih-kebiruan, dasi biru tua, celana putih, dan sepatu hitam. Rambut hitam-kebiruan nya rapi dan hanya panjang dibagian belakang nya sampai punggung. Telinga elf tidak terlalu panjang nya dipakaikan anting permata kecil.

Mata hijau jambrud Ravenous menatap Diandra dari kepala hingga kaki nya, "Anda terlihat sangat manis hari ini~" puji nya pada Diandra.

Diandra mengambil sedikit gaun nya lalu membungkuk seperti seorang putri.

Ravenous ikut membungkuk bak pangeran lalu berlutut hanya dengan kaki kanan nya.

Dengan tidak peduli, bangun dari membungkuk, Diandra berjalan cepat menghampiri Ravenous.

Meninggalkan Axenor dan tangan nya yang sudah siap.

Namun ia memperhatikan, bagaimana cara Ravenous mendekati Diandra hanya dengan menyapa nya dengan sangat sederhana?

Sebentar..

Kapan Ravenous ada dikastil nya?

Diandra menghampiri Ravenous lalu menyembunyikan mulutnya dibalik kepala boneka, "Ki-kita pernah bertemu k-kan..?"

Ravenous terkekeh pelan, "Iya. Kita bertemu saat pertama kali, Raja manis ini, muncul dari balik portal entah darimana." Walau terlihat raut wajah kesakitan Ravenous saat ia terpental 2meter dan tubuhnya menghantam tangga ketika Diandra baru muncul.

Wajah Diandra sedikit memerah lalu ia tersenyum malu-malu, "I-itu kecelakaan..."

"Hmm? Benarkah?" Ravenous pura-pura tidak percaya.

Diandra membuat wajah meyakinkan Ravenous sambil mengangguk, "I-itu benarrr."

Ravenous kembali terkekeh pelan, "Aku percaya."

Diandra tersenyum dari balik boneka nya.

"Darimana kamu ini hmm?" Ravenous mendekat ke Diandra.

Diandra yang sepertinya mulai nyaman didekat Ravenous, membiarkan nya mendekat, "Habis menemui anne.." jawab nya polos.

"A..nne? Ahh! Roanne maksud mu cantik?"

Diandra mengangguk.

"Begitu hmm~"

Axenor yang melihat itu tidak ingin mengganggu, jadi ia memilih mau pergi. Ia mendekati Ravenous dan Diandra, "Aku boleh titip anak ini sebentar Ra-"

"Jadi sekarang, Raja mau kemana?" Ravenous memotong ucapan Axenor dan mengabaikan nya.

Diandra melirik pelayan yang membawakan bawaan nya lalu kembali pada Ravenous, "Aku ingin ke ruang herbal kastil.. Tapi sepertinya, pengasuh baru ku sangat..sibuk.."

Ravenous melirik sinis Axenor sekilas, "Begitu kah? Mau pergi dengan ku?"

Raut wajah Diandra sedikit lebih cerah, "Be-benarkah??"

Ravenous yang membaca Raja baru nya sudah nyaman bersama nya tersenyum senang, "Tentu saja. Tugas ku, adalah menjaga mu kemana-mana."

Diandra tertawa kecil.

Axenor semakin terheran, 'Anak ini bisa tertawa??'

"Na-nama mu..?" Diandra akhirnya memperlihatkan seluruh wajah nya.

Melihat wajah penuh Diandra, Ravenous semakin dibuat kagum, "Ravenous Magdall Qyora." jawab Ravenous bangga.

"Sulit sekali.."

Ravenous tertawa pelan lagi, "Panggil aku sesuka mu manis." ia menyentuh ujung hidung Diandra.

"Ran! Eheheeheehe~" Diandra tertawa riang sampai matanya tertutup dan tersenyum lebar.

Seperti ada pedang petir menembus hati nya, Ravenous terdiam mendengar nama panggilan nya dari Raja nya. Sebuah bayang-bayang wanita cantik muncul dalam ingatan nya. Wanita yang juga pernah memanggilnya dengan sebutan 'Ran'.

Namun tak ada waktu untuk mengenang kemana wanita kecintaan nya itu, ia menaruh perhatian penuh pada Diandra, "Aku suka itu." Ravenous tersenyum pilu. "Kita pergi sekarang?"

Axenor yang benar-benar tidak memiliki kesempatan bicara, hanya diam sambil menyilangkan tangan didepan dada nya dan menunggu giliran nya bicara. Tak berniat mengganggu moment itu juga. Lagipula ia juga belum terbiasa dengan Diandra. Jadi mungkin Ravenous bisa menggantikan nya sebentar.

Ravenous adalah Ksatria Elite pengawal nomor 1. Raja. Ia sudah berhasil menjadi Ksatria Elite sejak Raja ke-5 menjabat dulu. Cukup tua juga dia dengan wajah seperti manusia berusia 25 tahun padahal usia asli nya hampir lebih dari 100 tahun.

Diandra menoleh ke Axenor. Meminta izin nya hanya dengan menatap wajah selurus air terjun Axenor.

Axenor yang melihat itu sedikit terkejut namun ia bisa apa?. "Pergilah. Aku akan ada diruang kerja ku kalau butuh sesuatu."

Diandra tersenyum lalu kembali pada Ravenous.

Ravenous membalas senyuman Raja nya, "Kalau begitu ayo~"

Ravenous hendak berdiri namun tidak jadi, "Mau memegang tangan ku?" ia membuka tangan kiri nya didepan Diandra.

Diandra menatap tangan putih Ravenous sejenak, sepertinya sedikit ragu.

Namun sepertinya ia ingat. Kalau Ravenous yang ada didepan nya saat ini, telah menangkapnya sewaktu ia mengamuk hari itu dan menyelamatkan pengasuh Darkside nya dari senjata makhluk lain.

Di genggam nya 3 jari Ravenous oleh Diandra denga yakin namun ia gugup.

Ravenous mengelus kepala nya pelan, "Tidak apa-apa." ucap nya tersenyum.