Chereads / Unexpected Surprise / Chapter 2 - Chp. 2

Chapter 2 - Chp. 2

"Katanya bukan urusan kita, tapi kok malah ngikutin jejaknya lebih dulu," sindir Rigel kepada temannya yang berjalan didepan guna mempertajam indera penglihatan agar tidak kehilangan jejak-jejak kaki tersebut.

"Diem!"

"Lupa sama tujuan pertama kita kenapa datang kesini hm?" ucapan dari Hoshi berhasil membuat langkah keduanya terhenti sejenak dan menoleh kearahnya.

"Ah iya benar juga ya. Putar balik yuk!" balas Rigel.

"Tapi, kan udah sejauh ini masa balik lagi?" Erion mendesah kecewa.

Hoshi pun menangkap sebuah objek melalui sudut matanya lalu langsung memalingkan wajahnya ke segala arah. Rigel yang sadar dengan tingkah Hoshi menyadari sesuatu.

"Udah buruan, habis ini kita cari buah untuk dimakan. Perutku udah mulai bergetar daritadi," Rigel menyeret lengan Erion yang hanya pasrah saja.

"Aku bisa jalan sendiri. Lepas! Emang perutmu ada nada deringnya apa bergetar segala," balas Erion.

Akhirnya mereka memutuskan untuk meninggalkan area yang dikatakan bahaya itu dengan dituntun jejak langkah mereka sebelumnya, itu salah satu cara agar mereka tidak tersesat.

"Aduh!"

"Heh kenapa berhenti tiba-tiba, sih? Kepalaku terbentur nih!" Erion dan Rigel menggerutu kesal sembari mengelus kepala masing-masing.

"Jejaknya hilang."

Bertepatan dengan ucapan Hoshi, tanpa sadar seseorang perlahan melangkah mendekat dari belakang dengan menyeringai kecil. Rigel yang diurutan paling terakhir merasa pundaknya ditepuk halus, tapi ia enggan untuk sekedar menoleh dan malah menarik-narik ujung baju Erion didepannya.

"Eri, coba tolong periksa apa yang ada dibelakang ku," pinta Rigel kemudian.

"Emang kenapa?"

"Coba lihat dulu!"

"Iya deh iya, bentar."

Secepat kilat cowok itu menoleh untuk memeriksa, akan tetapi Erion tidak menemukan apapun di sana, mungkin hanya perasaan Rigel saja yang terlalu khawatir. "Mana? Gada apapun disana,"

"Itu tadi ada yang nepuk bahu aku," adu Rigel yang langsung ditoyor oleh Erion.

"Perasaan mu saja," ah mungkin saja, kan ditengah hutan jadi wajar jika salah-salah gitu. Hm.

"Maksudmu dia pelaku yang nyentuh kamu, Rigel?" tunjuk Hoshi pada sesosok pria yang terlihat sudah umur 20an. "Setan!" pekik Rigel dan Erion kompak. Eh, bukan, Erion hanya ikut berteriak gegara suara Rigel yang lebih dahulu mengagetkannya.

Pasti kalian penasaran kan apa yang dilihat Hoshi sebelum berbalik? Ya, pria itu lah yang dilihatnya dan mengusulkan kepada temannya untuk segera pergi karena rupanya yang menyeramkan. Dia tidak menyangka bahwa mereka akan diikuti seperti ini. Mana mereka tidak membawa senjata tajam untuk berjaga-jaga lagi.

Seorang pria yang berpenampilan acak-acakan itu dengan baju lusuh beserta rambut yang sedikit panjang sampai ceruk lehernya berantakan. Bahkan dia tidak menggunakan sendal saat berjalan. Dan satu kata yang terbesit di benak Erion, 'Apa dia Tarzan?'

Lama berdiam diri, pria itu pun langsung meloncat mendekati Rigel karena ditatap terus.

"Tuh kan dia persis kayak Tarzan!" batin Erion ketika melihat sikap itu.

Pertama-tama pria tak dikenal itu mencium aroma mereka entah untuk apa. Dengan wajah yang hampir ditutupi rambut sedikit panjangnya itu, mereka tidak dapat mengenali siapa sosok itu.

Tangan Rigel sudah gatal ingin menyingkap rambut yang menutupi sebagian wajah pria itu dikarenakan, sangat penasaran dengan rupa orang itu.

"Hm. Kalian ingin dijadikan budak? Kenapa datang kesini? Ingin jadi korban kedua dalam hari ini?" tutur pria itu setelah selesai dengan urusannya tadi.

Garis muncul antara alis Erion merasa bingung akan perkataan orang tanpa nama itu atau lebih tepat pria tak dikenal itu.

"Hah budak? Kau pasti bercanda,"

Menghela napas panjang, padahal dirinya paling malas menjelaskan sesuatu. Ya saking malasnya. Ia tidak tau bagaimana caranya agar rasa malasnya hilang. Orang-orang disekitarnya hanya mengatakan jika tidak mau malas ya jadi rajin. Gampang tapi sulit, kalau dilakukan. Etdah malah curhat, lanjut!

"Namaku Alpha--"

"Kau Manusia setengah serigala kah? Lalu dimana Beta sama Gama nya?" tanya Rigel antusias, selain mempunyai hobby melacak Rigel juga menyukai hal berbau Fantasi. Lemari khusus bukunya hanya full dengan Novel Fantasi.

"Eh maksudku kau Werewolf kah? Hahahaha!"

Erion dan Hoshi menatap aneh Rigel yang terlihat bodoh. Harus diapakan ya supaya temannya itu tidak sinting?

"Tolong jangan potong kalimat ku." gumam pria yang bernama Alpha itu.

______________

Ruangan yang pengap dan sempit yang tidak ada satupun benda didalamnya, hanya terdapat empat gadis cantik yang diam membeku. Rasanya seluruh tenaga mereka terkuras habis akibat dikejar lalu berakhir ditangkap dan dikurung ditempat yang gelap.

"Seandainya Ankaa bisa ngalahin rasa penasarannya, pasti kita tidak berakhir ditempat seperti ini," sindir Adara.

"Iya, sorry deh,"

"Sudah terlambat!"

Yaps, Para gadis itu adalah Allura dan kawan-kawannya. Sungguh mereka tidak menyangka bahwa ada tempat seperti ini ditengah hutan. Bagaimana tidak? Ada bangunan yang lumayan luas dengan orang-orang berpakaian baju sobek-sobek khas pembantu atau budak difilm kebanyakan.

"Dasar sialan!" maki Alhena masih merasa kesal dengan perlakuan orang-orang asing yang menyeret mereka ketempat ini. Apalagi ada bercak-bercak darah disudut ruangan. Jangan-jangan... Tidak mungkin kanibal ya'kan? Jaman sekarang mana ada lagi begituan, mending positif thinking ajalah.

Brak!

"Eh buset!" kaget Allura ketika pintu didobrak dengan kasar.

Orang itu masuk kemudian menarik keluar Ankaa bersama Adara tapi sebelum menutup pintu salah satu dari mereka menodongkan benda tajam kearah Allura yang berniat menghentikan aksi tersebut.

"Ampun bos!" Allura meringis pelan lalu mengangkat kedua tangannya.

"Heh apa lu, jangan macem-macem sama sahabat gue ya!" ancam Adara kesal tapi tenaganya tidak cukup kuat melawan orang-orang yang tak berperikemanusiaan itu.

Brak!

Lagi, pintu dibanting membuat dua gadis yang tersisa didalam ruangan itu tersentak saat mendengar dentuman keras.

"Untung aku orangnya sabar,"

"Pokoknya kita harus cari jalan keluar! Heran kok ada tempat kek gini di hutan. Kalau ada bom udah aku ledakin dari tadi!" cerocos Alhena tanpa berpikir lebih dulu.

"Astaga kamu berdosa banget nak, ibu gak ngajarin kamu berpikir seperti itu ya," tambah Allura.

"Kapan aku jadi anakmu? Amit-amit deh!"

Dan bukannya mereka membicarakan solusi agar keluar dari tempat itu dengan selamat, mereka malah membahas hal yang tidak perlu. Sampai seseorang memanggil mereka di luar jendela kayu.

"Permisi," ujar seorang cowok diluar sana yang tidak dikenal itu. Berserta pertengkaran kecil memenuhi Indra pendengaran mereka.

"Idih sok sopan nih anak!"

"Heh diem ya Lo!"

"Udah-udah Rigel, Hoshi, kalian berdua berisik nanti ketahuan terus kita dijadikan sandera kan gak lucu tau." lerai Erion yang mendapat tatapan datar. Sok kelihatan normal dia padahal kan absurb, eh gak deng.

"Siapa kalian? Team penyelamat kah?" tanya Alhena. Alpha mengangkat tangan pertanda minta perhatiannya sebentar karena ia ingin menjelaskan situasi tersebut.

"Jadi gini---"

"Aku Erion kalau yang ini namanya Rigel dan yang sedang berjongkok itu namanya Hoshi. Kami tadi gak sengaja berpapasan dengan cowok ini saat mengikuti jejak kaki kalian. Namanya Alpha." ucap Erion panjang kali lebar.

Allura tersenyum tipis melihat cowok yang bernama Alpha itu terdiam gegara ucapannya dipotong begitu saja. Ini kali kedua dia diperlakukan seperti itu, lho.

Cahaya matahari perlahan berubah menjadi oranye pertanda bahwa hari sudah sore dan sebentar lagi menjelang malam. Merekapun bergegas membantu dua gadis itu keluar dari ruangan sempit itu. Dengan melalui jendela tadi. Mudah saja, Alpha barusan mengambil alat yang bisa memotong kayu yang menghalangi jendelanya.

"Tunggu!" Erion, Rigel dan Hoshi menatap mereka heran saat hendak berlari. "Ada apa?" tanya Hoshi.

"Ankaa dan Adara teman kami bagaimana? Mereka diseret paksa oleh beberapa orang. Aku takut terjadi sesuatu pada mereka," mata Allura nampak berkaca-kaca. Pikirannya melayang ke dua temannya yang lain yang mungkin disiksa. Memikirkan hal itu saja membuat kepalanya terasa pening!

"Aku tahu dimana mereka berada, ayo!" Alpha menunjukkan jalan yang bisa membawah mereka ketempat Ankaa dan Adara berada dengan dituntun olehnya.