Jeno berlari keluar kelas dan Melihat Kesana Kemari, Ia Mencari Lia tapi tak menemukannya dimanapun, Jeno Menabrak beberapa temannya tanpa sengaja, dan Berlarian mencari Lia.
Jeno Mencarinya di Taman belakang Sekolah, ia Melihat Lia sedang terduduk dengan wajah yang sangat sedih dan tangisan di matanya. Ia merasa Bahwa Lia tidak baik-baik saja dan ia lalu menghampiri Lia, Tapi Aliska datang dan menarik Tangan Jeno.
" Tunggu " Ucap Aliska Menghentikan Jeno.
" Apa-apaan kau?? " Jeno merasa kesal dan melepaskan Tangan Aliska dari Tangannya.
" Kepala sekolah Memanggilmu!! " Aliska Mencoba Membohongi Jeno agar ia tak Mendekati Lia
Jeno melihat ke arah Lia lalu berfikir bahwa dirinya ingin menghiburnya tapi disisi lain kepala sekolah memanggilnya, dan akhirnya memilih untuk Menuju keruang Kepala sekolah.
Lalu kedua teman Aliska datang dan bertemu dengan Aliska.
" Beraksi " Ucap Nadia dengan wajah jahatnya.
Mereka Bertiga Mendekati Lia, Nadia Memegang Minuman Kaleng dan Sedangkan Dinda memegang Selembar Kertas yang sudah bertuliskan " Aku anak Orang Miskin ".
Nadia sengaja Menumpahkan Minuman kalengnya ke pakaian Lia sehingga pakaian Lia Terlihat Kotor dengan Minuman Yang Nadia Tumpahkan.
" uppss, Maaf Lia, Aku tak sengaja menumpahkannya " Ucap Nadia dengan Nada Lembut Kebohongannya.
Dinda pun datang dan Menepuk Belakang Lia padahal ia sedang menempelkan Kertas di Belakang Lia dengan Sengaja.
" Kenapa kau membuat pakaiannya Kotor?? Harusnya kau berhati-hati " Ucap Dinda kepada Nadia Dengan Berakting satu sama lain.
" apa kau baik-baik saja?? " tanya Dinda.
Lia hanya terdiam dan Menunduk, Ia tak dapat Melawan Mereka dan ia berfikir Dirinya hanya gadis lemah.
Bel masuk pun Berbunyi, Aliska dan kedua temannya Meninggalkan Lia Dan Pergi Ke ruangan Kelas dengan sedikit tawa jahatnya.
Liapun Beranjak Pergi dan Kembali Ke Ruang Kelas, Ketika ia Berjalan Di Koridor Sekolah, Semua Temannya Menatapnya dengan Tawa Dan Ejekan Kepadanya.
" lihatlah, Dia orang Miskin, Hahahaha " Ucap Teman Sekolah Lia
" Lihat Penampilannya, Sangat jelek " Ucap Teman Lainnya.
Lia tak Kuat menahan Ejekan Dari Teman-temannya, iapun Mulai Mengeluarkan Air Mata dan Berjongkok dengan Menutupi Wajahnya, Teman-teman Satu Sekolahnya Mengerumuninya dan Melontarkan Perkataan-perkataan Yang menusuk hatinya.
Jeno Tiba-tiba Datang dan Mendorong beberapa teman sekolahnya dengan rasa Kesal ia Memarahi Teman-temannya itu.
" Ada apa dengan kalian?? Apa kalian tidak bisa Menahan mulut kalian yang kotor dan Penuh kejelekan itu, Haaa!! Jangan Pikir kalian anak orang kaya hanya bisa Menghina orang-orang Yang tak berdaya, Dimana Perasaan Kalian?? Harusnya kalian mendukungnya dan membantunya, apa hati kalian terbuat dari batu" Jeno Meneriaki Teman-teman sekolahnya dengan Penuh Amarah dan Rasa Kesal.
Para Temannya hanya bisa Terdiam dan Pergi Begitu saja.
Jeno Membantu Lia untuk Berdiri dan Melihat kertas tertempel di punggung Lia lalu Mengambilnya, Jeno Berfikir Bahwa ia tahu siapa yang melakukannya. Tapi ia juga berfikir bahwa ia tak dapat Menuduh seseorang dengan sembarangan jika tak ada bukti.
Jeno memakaikan Jaketnya Ke badan Lia, Agar pakaian kotor Lia tertutupi lalu memapah Lia hingga Ke Kelas, Ketika di Kelas Semua Temannya Melihat Ke arah Mereka Berdua termasuk Aliska dengan Rasa Kesal dan Cemburunya melihat kedekatan Lia dan Jeno.
Jeno Memberikan Lia Minuman yang baru ia beli dan Lia hanya menunduk dengan wajah sedih. Jeno Merasa Ikut sedih ketika Melihat Lia Seperti itu.
Waktu Pulang Sekolah Tiba.
Jeno Mengajak Lia Untuk Pulang Bersama.
" Aku akan mengantarmu pulang " Ucap Jeno sambil membereskan Buku-bukunya.
" Tidak Perlu " Ucap Lia sambil berlalu Pergi Meninggalkan Jeno.
Jeno Mengejar Lia dan Mengikuti Lia hingga Ke Tempat Parkir Sekolah.
Terlihat Supir yang akan menjemput Jeno Menunggu Jeno di parkiran. Jeno Menarik Tangan Lia ketika Lia Tak Memperdulikannya.
" Tunggu!! Pulanglah Bersamaku " Ucap Jeno sambil memegang Tangan Lia.
Lia tak peduli dan Akhirnya Pergi Meninggalkan Jeno dengan Menaiki Sepedanya.
Jeno Tak Menyerah, Ia Mengikuti Lia dari Belakang dengan Mobilnya secara Perlahan tanpa di ketahui oleh Lia.
Lia terus Mengayuh sepedanya hingga Kerumahnya, Mobil Jeno Berhenti Tepat di depan Rumah Lia yang sederhana. Lia masuk ke dalam Rumahnya tanpa ia tahu bahwa Jeno melihatnya.
Jeno Keluar dari Mobilnya dan Meminta sopirnya untuk Menunggu.
Ia lalu mendekati Pintu Rumah Lia yang sudah Tertutup Rapat lalu Mengetuknya.
Tiba-tiba Pintu Terbuka dan Terlihat Nenek Lia yang membukanya.
" Aku ingin bertemu Lia " Ucap Jeno kepada Nenek Lia
" Siapa Kau?? " tanya Nenek Lia dengan suara Tuanya
" aku teman sekolah Lia " Jawab Jeno.
" Oh, Silahkan Masuk " Nenek Lia akhirnya mengizinkan Jeno untuk masuk.
" aku akan memanggilkan Lia " Ucap nenek Lia
" ia Nek " Ucap Jeno yang terduduk di kursi kayu rumah Lia.
Di dalam Kamar Lia, Lia Sedang Menyisir Rambutnya dan tak sengaja Beberapa Rambutnya Rontok, Ia berfikir Mungkin itu adalah Efek Penyakitnya. Lia menanggapi Penyakitnya itu dengan santai, ia tak peduli kapanpun dia mati, tapi yang ia takutkan adalah Neneknya. Siapa yang akan merawat neneknya, siapa yang akan Memberinya makan?? Siapa yang akan memakaian pakaiannya?? Kata-kata itu terngiang-ngiang di pikirannya.
Nenek masuk ke kamar Lia Lalu menghampiri Lia.
" seorang temanmu datang untuk bertemu denganmu!! " Ucap Nenek.
" Aku tidak memiliki teman nenek, Siapa yang ingin berteman dengan orang yang berpenyakitan sepertiku, siapa yang akan berteman dengan orang yang hanya menunggu kematiannya?? " Ucap Lia Dengan Tegar ia Menahan Tangisnya.
Air mata nenek mengalir mendengar ucapan Lia, Nenek sangat sedih melihat cucunya begitu menderita. Orang tua siapa yang ingin melihat anaknya atau cucunya menderita!! Ketika semua orang bahagia dan berfikir akan hidup hari esok, Tapi Cucunya menderita Mengingat akan datang kematiannya di hari esok atau mungkin hari ini.
Nenek memeluk Lia, Tapi Lia tak senang jika melihat Neneknya Menangis.
" Jangan menangis " Ucap Lia sambil menghapus air mata Neneknya.
Lia akhirnya Keluar dan Melihat Jeno Berada di ruang tamu sedang duduk memandang Kesana Kemari.
" Kenapa kau kemari?? " Tanya Lia dengan wajah dingin.
" Aku ingin Berteman denganmu!! " jawab Jeno.
" Aku tak memerlukan teman !! " tegas Lia.
Nenek Lia datang dan Menghampiri mereka berdua, Nenek Berfikir bahwa ada baiknya jika Lia berteman dengan Jeno, agar Lia bisa di lindungi oleh Jeno.
" Kau harus baik kepada temanmu, Jangan seperti itu, kasian dia, dia sudah datang kemari hanya untuk bertemu denganmu " Ucap Nenek sambil mengajak Lia untuk duduk bersama Jeno.
Lia hanya Terdiam dan menuruti Neneknya.
" aku baru saja membuat bubur kacang ijo kesukaan Lia, Apa kau Mau Mencobanya?? " tanya Nenek Lia kepada Jeno.
" Wah, tentu Nek, aku akan membantumu menyiapkannya! " Jawab Jeno dengan semangat.
" Anak ini sangat baik " Ucap Nenek Lia kepada Lia.
Lia hanya terdiam dan duduk sambil melihat kebersamaan Jeno dan Neneknya di dapur menyiapkan Bubur kacang ijo dan peralatan makan lainnya.
" Terima kasih, kau ingin berteman dengan Lia " Ucap Nenek Lia Kepada Jeno.
" Sama-sama Nek, aku juga sangat senang bisa bersama-sama dengan Nenek dan juga Lia, aku melihat Lia sangat pendiam tapi sebenarnya dia anak yang baik " Ucap Jeno sambil memuji Lia tanpa Lia tahu.
" Kamu adalah teman pertama yang datang menemui Lia, Tak ada kecuali kamu " Ucap Nenek Lia.
" Syukurlah " Jeno merasa senang jika tak ada pria yang dekat dengan Lia.
Mereka pun makan bersama, Lia mulai sedikit akrab dengan Jeno ketika melihat Jeno makan dengan lahap dan membuat ia tersedak, Lia tertawa pelan dan Jeno Melihatnya Begitu senang termasuk Neneknya.
Jeno dan Lia saling memandang satu sama lain Begitu Lama, Seperti Bunga-bunga Cinta mulai tumbuh di hati Lia.
( MOTIVASI )
Jangan memandang Rendah seseorang jika kau tak ingin di pandang sebelah mata, Karena tak selamanya Pikiran selalu di atas.