Chereads / all About You / Chapter 7 - Chapter 7 : Kehilangan dan Menghilang

Chapter 7 - Chapter 7 : Kehilangan dan Menghilang

Malam ini Jeno memohon kepada ibunya untuk mengajarkannya untuk membuat Cake ulang tahun.

Jeno ke ruang baca tempat ibunya selalu berada untuk membaca beberapa majalah Fashion.

" Ibu, apa kau bisa mengajarkan aku membuat kue ulang tahun?? " Tanya Jeno yang mencoba merayu ibunya.

" Ha, untuk siapa? Besok bukan hari ulang tahunmu dan juga bukan hari ulang tahun ayah dan ibu!! " ibunya sedikit terkejut, karena Jeno tak biasa membuat Kue ataupun berada di dapur meski hanya sekedar memasak air.

" Ini bukan untukku ataupun untuk ayah dan ibu, tapi ini untuk temanku " Ucap Jeno kepada ibunya.

" Teman mana yang bisa merubahmu secepat itu " tanya ibu penasaran.

" temanku ini istimewa, dia sangat istimewa bahkan tuhanpun juga ingin memilikinya " Jawab Jeno dengan nada Pelan dan wajah yang terlihat sedih.

Ibu Jeno sepertinya sudah mengerti dengan Ekspresi Jeno yang begitu sedih, iapun Menyutujui untuk mengajarkan Jeno membuat kue ulang tahun untuk teman istimewanya itu.

" Baiklah, ayo kita buat kue untuk temanmu yang istimewa" ucap ibu Jeno sambil menutup Majalah dan membereskannya.

Jeno sangat Gembira dan Bersemangat lalu menuju ke dapur bersama ibunya.

Merekapun membuat kue bersama dengan sangat bersemangat juga begitu akrab. Di sentuhan akhir kue, Jeno menuliskan nama Lia juga ucapan " Happy Birthday " dengan butter Cream berwarna merah lalu menambahkan sedikit bakat lukisannya di atas kue tersebut.

Mereka berdua sangat senang melihat keberhasilannya membuat kue yang sangat cantik. Jenopun membungkusnya dengan sangat rapi di dalam kotak bening dengan Pita berwarna Pink.

Pagi hari tiba di hari Libur, Lia kehabisan obat dan mencoba untuk pergi disaat ia masih belum sembuh dan masih dalam pengintaian rumah sakit, tapi untung saja neneknya melarangnya.

" Kemana kau akan pergi?? " Tanya Nenek kepada Lia yang masih terlihat lemah dengan wajahnya yang pucat

" Obatku habis, aku harus ke apotik untuk membeli lagi " Jawab Lia.

" Biar nenek saja yang membelinya, kau masih sakit " Ucap Nenek.

" Tapi Nek " ucap Lia.

" Nenek juga sekalian akan ke pasar membeli beberapa sayur dan ikan, tingggallah dirumah " Ucap Nenek.

" Baiklah Nek, hati-hati di jalan " ucap Lia kepada Neneknya.

Lia tak tahu bahwa itu adalah saat terakhir dimana ia berbicara dan bertemu dengan neneknya.

Nenek Lia ketika selesai berbelanja dan juga membeli obat di apotek ia merasa kelelahan karena berjalan kaki, ia ingin beristirahat dan duduk tapi ia terpikirkan oleh Lia yang sedang menunggunya dirumah, iapun menyebrangi jalan lalu dari arah kiri terlihat mobil dengan laju cepat datang dan menabrak nenek Lia, Sehingga Nenek Lia pun meninggal di tempat sebelum ambulance datang. Semua orang mengeremuni nenek Lia yang sudah berlumuran darah di tubuh dan wajahnya.

Kini jenasah neneknya sudah di bawa ke rumah Lia, banyak orang yang datang melihatnya, dan Lia hanya terdiam menangis dalam hati tak bergerak dengan wajah Pucat Dan mata yang memerah. Ia tak dapat menerima kepergian neneknya yang lebih dulu meninggalkannya Sebelum dirinya, padahal dirinyalah yang jelas tak dapat hidup lama lagi.

Jeno dengan gembira menaiki mobilnya dengan membawa kado dan kue ulang tahun untuk Lia, di perjalanan ia menghayalkan bagaimana Ekspresi Lia ketika Jeno datang memberikannya hadiah. Ketika sampai Jeno terkejut melihat banyak orang yang berada dirumah Lia, Jeno pun keluar dari mobilnya dan tak sadar menjatuhkan Kue dan kadonya untuk Lia. Jeno berlari masuk Kerumah Lia dan berfikir Terjadi sesuatu kepada Lia, tapi ketika ia melihat ternyata nenek Lia sudah berada di peti mati dan ia lalu melihat kesana kemari, ia melihat Lia di sudut pintu terdiam dan tak bergerak dengan pakaian serba hitamnya.

Kini hari ulang tahun Lia menjadi hari Kematian Neneknya dan membuat dirinya memiliki Trauma yang tak dapat ia sembuhkan. Kini dirinya hanyalah anak yatim piatu, tak memiliki ayah dan ibu bahkan orang terakhir yang merawatnya juga sudah mendahuluinya.

Jeno Mendekati Lia lalu memeluknya, Lia Seperti Raga yang hilang, tak memiliki Ekspresi apapun tapi di dalam hatinya ia sangat terpukul. Jeno tak dapat menahan air matanya dan merasa sangat kasihan juga sedih melihat Lia yang sudah kehilangan harapan terakhirnya agar memiliki alasan untuk hidup.

Setelah Nenek Lia di makamkan, Lia kini tinggal sendiri dirumahnya, tak ingin keluar rumah bahkan melanjutkan sekolahnya. Tapi Jeno tak pernah Lupa untuk mengunjungi Lia bahkan sering membujuk Lia untuk Tinggal bersama dirumah Jeno.

" Tinggallah bersamaku, aku akan menjagamu " Ucap Jeno kepada Lia yang sedang terdiam dan duduk di lantai sambil memeluk Foto milik neneknya. Sesekali ia meneteskan air mata, Jeno terus menghapus air matanya dengan tangannya.

Jeno juga tak lupa untuk membersihkan seluruh ruangan Rumah Lia, karena ia merasa kasian dengan Lia. Jeno terus menemani Lia hingga Lia tertidur, Memberinya makan dan mengikat rambut panjang Lia.

Kini satu tahun berlalu, Lia mulai menghadapi dan berusaha untuk mengikhlaskan Kepergian neneknya, tapi ia tetap tak akan melanjutkan sekolahnya dan lebih memilih untuk mencari pekerjaan paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jeno akhir-akhir ini sibuk dengan Ujian sekolahnya dan jarang bertemu dengan Lia, tapi ia tak pernah Lupa dengan Lia, ia sering mengirimkan Makanan untuknya dengan cara menyuruh supirnya.

Lia Risih dengan kebaikan Jeno kepadanya, dan ia berfikir bahwa dirinya hanyalah beban hidup Jeno. Lia kemudian berfikir untuk meninggalkan rumahnya untuk selamanya ketika Di akhir kelulusan Jeno nanti.

Hari dimana Jeno sudah menyelesaikan Ujiannya, ia tak lupa datang dan menemui Lia. Lia merasa senang melihat Jeno Bahagia begitu juga dengan Jeno, Jeno merayakan Akhir ujiannya dan mengajak Lia di malam hari Ke sebuah taman hiburan bersama.

Lia dan Jeno sangat bahagia dan bersenang-senang di taman hiburan, ia tak lupa menaiki Semua permainan di taman hiburan. Jeno selalu melihat Lia dan sangat senang melihat Lia kembali ceria lagi. Setelah selesai bermain, mereka berdua duduk di sebuah kursi taman sambil memakan permen gulali bersama.

" Di hari-hari berikutnya, aku berjanji akan menghabiskan waktu bersamamu " ucap Jeno kepada Lia.

Lia seketika terdiam dan mengingat bahwa dirinya harus meninggalkan Jeno untuk selama-lamanya tanpa harus memberitahu kepada Jeno. Ia berusaha menyembunyikan kesedihannya dan mencoba tersenyum di depan Jeno.

" Tentu saja " ucap Lia.

" Aku sangat senang, karena sekarang kau sudah bisa tersenyum lagi, kau juga sudah lebih baik dari sebelumnya " jelas Jeno.

" Aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu, satu hal yang tak perlu kau jawab sekarang " Ucap Jeno dengan serius di depan Lia.

Jeno Mengeluarkan sebuah kotak di depannya, ia memperlihatkan sebuah kalung kepada Lia sebagai tanda bukti bahwa Jeno akan terus bersamanya dan menjaga juga mencintainya.

Lia yang melihat kalung itu merasa sangat senang dan juga Sedikit sedih.

" Aku menyukaimu, aku berjanji akan terus mencintaimu dan terus melindungimu " Jeno mengungkapkan Perasaannya kepada Lia.

" Kau tak perlu Menjawabnya sekarang, asalkan kau selalu bersamaku, aku tak mengharapkan hal lain lagi " Jeno dengan semangat memberitahukan Lia.

Lia hanya terkejut dan terdiam, ia merasa dirinya tak pantas untuk Jeno yang sempurna, Karena ia takut suatu saat dirinya Meninggalkan Jeno, Jeno akan merasa sangat terpukul dan membencinya. Lia hanya Memeluk Jeno dan mengucapkan terima kasih kepada Jeno, Jenopun membalas pelukan Lia dan tersenyum lebar.