Chereads / all About You / Chapter 8 - Chapter 8 : Teman Pria baru

Chapter 8 - Chapter 8 : Teman Pria baru

Malam yang dingin di penuhi dengan bumbu kesedihan, Dingin juga menerpa tubuh Yang Luka dan perasaan yang sakit.

Alangkah indahnya jika semua orang berbahagia, menatap sela-sela ruang di sebuah rumah kecil, Namun tak seperti dulu, kini diri kesepian.

Kini diri hanya sebatas angan tanpa kehidupan bahagia, seperti air hujan tak berhenti jatuh dan merasakan sakit.

Lia melihat Jeno terlelap diruangan gelap dalam rumahnya, ia kini telah bersiap untuk meninggalkan dan tak akan menjadi bayangan Jeno lagi. Lia telah menyiapkan barang-barangnya untuk pindah ke kota lain, lalu ia berjalan ke ruang tamu dimana Jeno Tertidur.

" Andai dunia bisa menyatukan kita, Aku pasti bisa bersamamu selamanya " Ucap Lia dalam hati dengan perasaan sedih sambil menatap Jeno yang terlelap.

" Terima kasih atas kebaikanmu, aku akan mengingatmu selamanya " Ucap Lia lagi sambil memegang kotak perhiasan dimana di dalamnya terdapat kalung yang di berikan oleh Jeno saat di taman hiburan, Lia meletakkan kalung itu di meja dekat Sofa Tempat Jeno Tertidur.

Sesekali Lia meneteskan air mata, dan berfikir bagaimana kehidupan Jeno selanjutnya tanpa dirinya, tapi ia juga Berfikir bahwa Jeno akan baik-baik saja dan tak pernah mengingatnya lagi jika waktu terus berlalu.

Lia bergegas pergi membawa Koper putih miliknya, dengan perlahan ia berjalan keluar rumahnya lalu setelah itu menutup pintu rumahnya.

Beberapa Bulan Kemudian, Kini Jeno telah Lulus Dan Melanjutkan Kuliahnya di Amerika, dia juga menggunakan bakatnya sebagai seorang pianis muda agar Lia dapat Melihatnya selalu di TV dan tak melupakan dirinya.

Sedangkan Lia kini tinggal di kota besar, ia menggantungkan hidupnya sebagai pekerja paruh waktu di berbagai tempat dan tanpa henti, Terkadang Penyakitnya kambuh tapi ia bisa menahannya dan terus menjalani hidupnya seorang diri.

4 tahun berlalu, Kini Jeno telah Menyelesaikan kuliahnya dan mendapatkan predikat cumlaude, ia juga menjadi Pianis terkenal di seluruh dunia, bahkan ia selalu di undang Ke sebuah acara Terkenal dan terbesar yang sering di adakan oleh orang-orang hebat di dunia, Tapi ia tak lupa selalu membawa kalung yang harusnya untuk Lia dan kadang menatap foto Lia di layar hpnya.

Jeno sangat di sukai banyak wanita, tapi bagi Jeno, Lia adalah orang yang tetap akan selamanya berada di hatinya.

Lia masih sama seperti dulu, bedanya adalah semakin hari semakin ceria meski Kehidupan tak sesuai harapan.

Pada malam hari ketika Lia akan pulang dengan berjalan kaki, tiba-tiba hujan sangat deras membasahi tubuhnya, Penyakitnya mulai kambuh dan darah keluar dari hidungnya, ia berada di tengah jalan yang sepi dan berusaha untuk terus berjalan, tetapi tiba-tiba ia kehilangan keseimbangan sehingga ia terjatuh dan pingsan.

Sebuah mobil berhenti, sebuah kaki seseorang yang beralaskan sepatu Kets keluar dari mobil tersebut lalu Mendekati Lia yang terbaring di tengah jalan di tengah derasnya hujan, ternyata seorang pria memakai kaos putih dan celana pants panjang berwarna hitam, wajahnya tak begitu terlihat karena kegelapan.

Pagi hari di awali dengan siulan burung yang terdengar begitu indah, membuat Lia terbangun di atas sebuah Kasur yang begitu mewah dan di selimuti dengan selimut Berwarna Putih terang. Lia terkejut karena ia melihat di sekitarnya di penuhi dengan barang-barang mewah, seperti Lemari kaca besar, Sofa dan juga barang mewah lainnya, Lia beranjak keluar dari kamar secara terburu-buru, tapi ia di kejutkan oleh seorang pria tinggi, berkulit putih, alis tebal dan senyum manis dengan memakai Pakaian formal berpaduan warna Putih dan Hitam, seperti seorang Pengusaha muda yang sangat tampan bagaikan pangeran yang akan pergi menuju ke sebuah istana.

Pria itu memegang sebuah gelas susu dan beberapa potong Roti di atas piring.

" Selamat pagi " Ucap pria itu kepada Lia.

Mata Lia hanya Membelalak melihat Pria itu, bukan karena ia terpesona melainkan rasa takut.

Karena hal itu, membuat pria itu mencoba menenangkannya.

" Kau tidak perlu takut, aku menyelamatkanmu semalam dan membawamu Kerumah ku " Jelas Pria itu.

Lia Sedikit merasa tenang dan bernafas lega.

" Aku berada dirumahmu?? " Tanya Lia

" Ia, kau berada dirumahku " jawab Pria itu.

" Oh iya, kenalkan namaku Gebin, em maaf, aku tidak bisa bersalaman denganmu, siapa namamu? " Ucap Gebin si nama pria itu.

" Aku Lia, terima kasih kau sudah menyelamatkanku, aku berhutang Budi padamu, aku pergi dulu " Lia hendak pergi secara terburu-buru, tapi Gebin menghentikannya, karena ia tak berhati-hati, Gebin menjatuhkan Piring dan gelas ke lantai lalu tak sengaja melukai tangannya. Karena hal itu Lia terkejut dan mencoba membantu Gebin, Lia memegang tangan Gebin dengan rasa khawatir, Gebin melihat itu, ia merasa sepertinya dirinya telah jatuh cinta pada Lia, Gebin terbawa suasana sehingga ia terdiam sambil menatap Lia, sedangkan Lia mencoba mengobati tangan Gebin yang terluka dengan kain yang berada di dekatnya.

" Maafkan aku, aku membuatmu terluka " Ucap Lia kepada Gebin.

Gebin tersadar ketika ia terbawa suasana.

" Oh, tidak.. kau tidak salah, aku yang salah " Ucap Gebin kepada Lia sambil menarik tangan Lia dan melepaskannya dari tangannya.

" Biar aku yang membersihkan pecahannya, pergilah duduk " Ucap Gebin lagi.

" Aku saja yang Membersihkannya " Lia dan Gebin terus berdebat agar salah satu dari mereka bisa membersihkan Pecahan kacanya.

" Dengarkan aku, pergilah duduk dan diamlah " Ucap Gebin kepada Lia. Lia akhirnya menurut dan Duduk di sofa sambil melihat Gebin yang memungut Pecahan kaca.

Setelah selesai, Gebin Mendekati Lia dan duduk di sofa sambil membawa segelas susu dan Roti di atas piring lalu menyimpannya di atas meja.

" Bagaimana kau bisa pingsan semalam?? " Tanya Gebin Penasaran.

" Sepertinya aku kelelahan, dan karena kehujanan aku merasa sedikit pusing lalu jatuh pingsan " Jelas Lia kepada Gebin.

" Aku seorang dokter bedah, dan juga tau beberapa cara memeriksa kesehatan seseorang, sepertinya penyakitmu kambuh, sehingga itu memicu tubuhmu menjadi lemah " Gebin ternyata adalah seorang dokter di sebuah Rumah sakit terbesar di Kota Jakarta.

" Kau memeriksaku?? Kau tahu apa penyakitku?? " Tanya Lia Sedikit khawatir, ia takut Seseorang mengetahui penyakitnya.

Dalam hati Gebin, ia tahu Penyakit apa yang di derita oleh Lia, Hanya saja ia menutupinya, karena takut Sepertinya Lia tak membiarkan siapapun tahu tentang penyakitnya.

" Aku tidak tahu, aku hanya seorang dokter bedah, dan ketika aku memeriksamu, aku hanya bisa memeriksa sakit Ringanmu, entah kau sakit apa, sepertinya itu serius " jawab Gebin.

" Aku hanya kelelahan dan kurang istirahat, juga kurang makan, mungkin penyakit lambungku kambuh lagi, itu sudah terbiasa terjadi di kalangan anak muda jaman sekarang " Lia mencoba menutupi penyakitnya dan ia juga mulai berbohong.

" Apa aku bisa pulang ?? " Tanya Lia kepada Gebin.

" Bisa, tapi bukankah kau berhutang budi kepadaku?? " Ucap Gebin.

" Itu benar, apa yang harus aku lakukan?? " Tanya Lia.

" Aku tidak pernah memberi gratis kepada pasienku, jadi kau harus memberikanku sesuatu " Ucap Gebin kepada Lia dengan sedikit serius.

" Aku tidak memiliki uang saat ini, aku akan membayarmu nanti, jika aku sudah memiliki cukup uang " ucap Lia merasa sedikit Gugup dan juga sedikit takut karena ia tak memiliki uang untuk membayar Gebin.

" Berikan aku alamatmu dan nomor Hpmu, kau bisa membayarnya Sedikit demi sedikit, bahkan 10.000/ hari itu sudah bisa melunasi hutangmu selama 10 tahun mungkin " Jelas Gebin mencoba untuk tidak melepaskan Lia begitu saja, ia ingin terus Lia bertemu dengannya setiap hari.

Lia setuju dan memberikan alamat dan juga nomor Hp, bahkan ia berjanji kepada Gebin.

" Aku berjanji akan memberikanmu uang 10 ribu setiap hari selama 10 tahun " Ucap Lia dengan senyuman lebarnya, sehingga membuat Gebin juga ikut tersenyum lebar.