Jeno berlari keluar sambil menangis tanpa suara, ia terus berlari ke tempat yang sepi.
" Mengapa kau memberinya Takdir yang menyedihkan tuhan?? Apa kau ingin memisahkannya dariku??" Teriak Jeno kepada Tuhan sambil melihat ke langit.
Jeno memegang rambutnya karena merasa sangat sakit di dadanya setelah mendengar Lia mengidap penyakit yang bisa membuat dirinya berpisah dengan Lia untuk selamanya, Perlahan-lahan tubuhnya terduduk di atas rumput hijau dan terus menangis, merasakan penyesalan yang sangat dalam.
Kebahagiaan seperti sebuah pasir di telapak tangan, semakin di genggam ia akan semakin menghilang. Kini dunia telah mengacuhkan hidupnya, tak ada kenangan bahagia di dunia ini kecuali bersama orang tua.
Bukankah takdir mempermainkan dirinya? Mengapa semua orang pantas Memiliki kebahagiaan sedangkan dirinya tak memiliki kebahagiaan meski hanya sesaat. Mengapa Tuhan tak memanggilnya dan melihat kedua orangtuanya??
Nenek Lia hanya bisa melihat cucunya yang terbujur kaku, ia melihat sambil meneteskan air mata terus menerus.
" Cucuku, maafkan aku yang tak bisa merawatmu dengan baik " ucap nenek Lia yang terus menyapu kening Lia.
Jeno masuk dan melihat keadaan Lia, Hatinya bagaikan tertusuk duri yang tak mampu dikeluarkan. Perlahan-lahan ia mendekat sambil menatap Wajah Lia dengan mata lebamnya karena ia habis menangis tanpa henti.
Di alam bawah sadar Lia, Lia melihat ibu dan ayahnya yang sedang menunggunya di sebuah taman yang sangat indah, tempat yang sepi dan hanya ada mereka bertiga. Lia menatap kedua orang tuanya itu dari jarak yang agak jauh, orang tuanya tersenyum dengan wajah yang bersinar sambil menatap Lia.
( Lia Meneteskan air mata ketika ia belum sadar di Ruang Rawat )
Perlahan-lahan Orang tua Lia Meninggalkan Lia, Orang tuanya berjalan lurus, sedangkan Lia tak mampu untuk Mendekati mereka, Lia sangat sedih atas meninggalnya orang tuanya.
Jeno dan Nenek Lia melihat Lia begitu khawatir karena Lia Meneteskan air mata ketika Lia belum sadar, Nenek Lia terus menghapus air mata Lia tapi Lia terus saja meneteskan air mata seperti seseorang yang begitu kehilangan.
" Aku mengetahui segalanya " Ucap Jeno kepada nenek Lia.
" Lia mengidap Penyakit kanker jantung, dan masih stadium awal, mengapa ia tak Memberitahukanku?? " Jelas Jeno kepada nenek dengan nada Pelan dan sedih.
" Aku mohon kepadamu " nenek Lia memohon sesuatu kepada Jeno.
" Kau jangan memberitahukannya, jika kau tahu penyakit yang di deritanya " ucap Nenek Lia.
" Kenapa kau tak ingin aku memberitahunya?? " Tanya Jeno Penasaran.
" Dia akan Menyembunyikan dirinya dari dunia luar, karena sebelumnya itu pernah terjadi kepadanya saat ia masih sekolah dasar " Jelas Nenek Lia.
Flashback *
Ketika semua temannya berada di kantin sekolah, Lia datang dan masuk membawa bekal makanannya, ketika ia ingin duduk di samping Teman-temannya, semua orang menghindarinya karena mereka tahu bahwa Lia adalah anak Yang akan mati. Mereka terus mengejeknya dan menghinanya karena tidak memiliki orang tua dan memiliki penyakit.
Pada akhirnya Liapun Terus berada di Dalam Rumah hingga berbulan-bulan, dia tak ingin makan ataupun bermain, dan Neneknya pindah rumah ke rumah yang kecil di kampungnya.
Jeno Menyetujui dan tak akan memberitahukan Lia bahwa dirinya tahu Penyakit yang ia derita dan berjanji akan merawat dan membahagiakan Lia seumur hidupnya.
Sudah beberapa hari ini Lia belum sadar Juga dan Jeno tak pernah menyerah, ia terus berada di samping Lia. Jeno terkadang membacakan cerita kepadanya meski ia tahu bahwa Lia tak mengetahuinya.
Setelah pulang sekolah, Jeno pasti akan datang melihat Lia, dan ia kadang juga membersihkan wajah Lia.
Akhirnya hari dimana Lia Siuman dan membuka matanya secara perlahan, ia melihat Hanya ada Neneknya yang berada di sampingnya tertidur. Ia tak tega membangunkan Neneknya, tapi karena gerakannya membuat nenek Lia terbangun dengan rasa kaget juga bahagia melihat Lia bisa siuman juga.
" Kau bangun juga, kau hampir membuatku putus asa " Ucap Nenek Lia menangis karena rasa bahagia dan terharu melihat cucunya sudah sadar.
" Terima kasih Nek, sudah merawatmu " Ucap Lia.
Dalam hati nenek, Bukan dirinya yang selalu merawatnya ketika ia berada di RS, Melainkan Jeno. Tapi Nenek Tak ingin Lia tahu, karena takut dia akan tahu bahwa Jeno sudah tahu segala tentangnya.
Disaat Nenek Lia merasa bahagia dan Begitu juga dengan Lia, Jeno datang mengunjungi Lia, Hanya saja ia belum masuk ke ruangan, Jeno Menghentikan Langkahnya untuk masuk, karena ia tak mau Lia tahu dia datang, Takut Lia akan Curiga kepadanya.
Jeno terpaksa berdiri depan pintu tanpa diketahui oleh Lia, Ia tersenyum bahagia melihat Lia sadar Kembali. Beberapa hari ini Jeno tak memedulikan Kesehatan dan istirahatnya, karena bagi dirinya Lia adalah segalanya.
Setelah beberapa hari di rumah sakit, Lia akhirnya di perbolehkan pulang dan beristirahat di Rumah.
" 3 hari lagi, kau akan berulang tahun yang ke 17 tahun " ucap nenek sambil mengambil beberapa sendok bubur dan di masukkan ke mangkuk untuk di berikan Lia.
Ternyata di saat itu, Jeno menguping pembicaraan Nenek Dan Lia. Ia terlihat bahagia dan tahu bahwa sebentar lagi Lia akan Berulang tahun, itu berarti dia bisa membuatkan kejutan untuk Lia, agar Lia bisa menjadi akrab lagi dengannya.
Lia terlihat tak bersemangat ketika mendengar tentang ulang tahunnya, ia hanya berharap tak ada lagi ulang tahun berikutnya di dalam hatinya.
" Buat apa merayakan ulang tahun untuk seseorang yang memilki hidup yang singkat?? Ulang tahun bagiku adalah peringatan kematian untukku " Ucap Lia dengan ekspresi datarnya lalu berjalan masuk ke kamar, Sedangkan Neneknya hanya merasa sedih dengan apa yang di katakan oleh Lia.
Jeno juga mendengarnya dan seketika rasa bahagianya yang tadi muncul kini tiba-tiba menjadi kesedihan. Ia pun pergi meninggalkan rumah Lia dengan raut wajah yang terlihat kecewa, akan tetapi dalam dirinya tak ada kata menyerah untuk orang yang dia cintai.
Di kamar, Lia lagi-lagi Terbaring di kasurnya dengan tangis tanpa suara. Dirinya tak bisa berharap banyak lagi, karena semakin hari ia selalu mendapatkan peringatan kematian.
Rasa kehilangan begitu berat untuknya, kini ia akan kehilangan dunianya yang gelap ini sebentar lagi. Mampukah ia melewati hari-hari dengan Hukuman yang sangat berat.
Rasa kehilangan orang tuanya, ternyata sangatlah berdampak buruk untuknya. Kehilangan orang tua, bahkan memiliki penyakit seperti sebuah kutukan untuknya.
Bunga mekar dan setelah itu ia gugur, begitu juga dengan kehidupan, Terkadang Takdir tak jelas datang menghancurkan segalanya.
Lia gadis yang begitu sangat menderita, bahkan Kebahagiaan tak seperti Kebahagiaan orang lain yang menyenangkan, Orang tua direnggut bahkan kesehatan juga di renggut.