Elliana meletakkan pasta saus tomat yang baru dibuatnya di atas meja. Dua piring pasta saus tomat dengan dua gelas jus jeruk. Ini semua merupakan makanan dan minuman kesukaan Kendrick. Karena hari ini mungkin menjadi hari terakhir mereka dapat bersama, Elliana rela melakukan apa saja demi Kendrick.
"Bagaimana?" tanya Elliana.
Setelah menelan pastanya, Kendrick menatap Elliana sambil tersenyum kecil, "Tetap enak seperti biasa. Kau sepertinya memang hanya bisa memasak ini saja, Ell."
Elliana tertawa kecil saat mendengar fakta itu dari mulut Kendrick. Elliana juga ikut menyuap pastanya sendiri. Betapa dia sangat merindukan saat-saat seperti ini. Dulu, mereka sering sekali menghabiskan waktu berdua seperti sekarang. "Ah, aku senang sekali."
"Aku juga. Aku benar-benar merindukanmu," balas Kendrick. Hati pemuda itu benar-benar hangat saat melihat Elliana, bahkan ia bisa memakan masakan Elliana.
Wajah Elliana kembali sendu, "Tapi sebentar lagi kita akan menempuh jalan yang berbeda."
"Maaf, aku tidak memiliki kekuatan untuk melawan ayahku, Ell."
Elliana menggeleng kecil, "Kau masih punya ayah, Kendrick. Sebaiknya kau memang menuruti permintaannya. Mungkin Devika memang gadis yang cocok untukmu."
"Sudah, berhenti membicarakan ini, aku tidak mau melihat wajahmu yang murung itu."
Elliana mengerucutkan bibirnya, "Seperti wajahmu terlihat ceria saja!" balasnya.
Keduanya kemudian saling memandang. Mereka berada dalam posisi yang sama, posisi yang tersakiti karena satu sama lain. Setelah menghela napas, akhirnya mereka melanjutkan acara makan mereka.
Waktu sudah menunjukkan sekitar pukul enam sore ketika Elliana mencuci piring, gelas dan garpu yang mereka berdua gunakan. Selesai mencuci, Elliana segera menghampiri Kendrick dan berdiri di sampingnya.
Pemuda dari keluarga Byantara itu bangun dari posisinya dan memeluk Elliana pelan. "Sudah sore, mungkin sebaiknya kau pulang, Kend," ucap Elliana sambil membalas pelukan mantan kekasihnya itu.
"Ini berarti mulai sekarang kita benar-benar berpisah, Elliana. Kau yakin kau bisa?" tanya Kendrick sambil melepas pelukannya.
Elliana menatap Kendrick dengan matanya yang mulai berkaca-kaca, "Sejujurnya aku tidak bisa. Tapi kau sudah memiliki Devika dan aku juga sudah memiliki... Bagas."
Kendrick mengerutkan dahinya, "Bagas? Kau berpacaran dengannya?" tanya Kendrick seolah tak percaya dengan ucapan Elliana barusan.
Elliana mengangguk pelan, "Itu karena aku sangat marah padamu, Kendrick. Aku bermaksud untuk segera dapat melupakanmu jadi aku memutuskan untuk berpacaran dengan Bagas. Aku..."
"Sudah, Ell. Bukannya ini hari terakhir kita berdua, jadi jangan bicarakan soal Bagas ataupun Devika," pinta Kendrick.
Rasanya air mata Elliana sudah benar-benar akan jatuh saat mendengar ucapan Kendrick. Ini hari terakhir mereka dapat bersama. Dada Elliana benar-benar sesak saat memikirkannya.
Kendrick yang begitu sangat mencintai Elliana sudah tidak bisa menahan diri lagi. Dia tidak suka melihat Elliana dalam keadaan seperti ini. Setidaknya hari ini dia harus bisa membuat Elliana bahagia bersama dirinya. "Elliana..." gumam Kendrick sambil mencium pelan bibir Elliana.
Ciuman kali ini begitu penuh akan emosi. Keduanya meluapkan semua emosi mereka yang tertahan belakangan ini. Emosi yang timbul karena ketidakadilan dunia kepada mereka. Keduanya saling menekan kepala satu sama lain demi memperdalam ciuman mereka.
Ciuman mereka akhirnya merubah menjadi lumatan dan perang lidah. Tanpa sadar, Kendrick mendorong tubuh Elliana hingga membentur dinding. Begitu tidak bisa menahan desakan akan kebutuhan oksigen, mereka melepas pagutan mereka.
Napas mereka terengah-engah dengan dahi mereka yang masih menempel. "Elliana, bolehkah? Aku... menginginkanmu," ucap Kendrick di sela napasnya.
Elliana menatap mata kelam Kendrick. Rasanya dia tidak akan bisa menolak permintaan Kendrick untuk malam ini. Ini untuk hari terakhir mereka jadi biarkan mereka bersenang-senang. "Tentu, Kendrick," sahut Elliana.
Dan mereka kembali berciuman sebelum Kendrick menurunkan ciumannya ke leher Elliana. Sebuah jilatan dan gigitan diberikan oleh Kendrick bersamaan dengan kedua tangannya yang menggerayangi tubuh Elliana.
"Engg... Ahhh..." erang Elliana saat tubuhnya mulai merespon semua perlakuan Kendrick.
Untuk hari ini saja, lupakan ikatan antara Kendrick dengan Devika, lupakan ikatan antara Elliana dengan Bagas. Karena hari ini hanya ada ikatan antara Kendrick dan Elliana.
Ya, untuk hari ini saja lupakan ikatan antara Elliana dan Bagas. Lupakan pula fakta bahwa Kendrick akan menikahi Devika sebulan lagi. Ya, lupakan semuanya, biarkan mereka egois untuk hari ini saja.
Dengan semua kalimat itu yang terus terngiang di kepalanya, Elliana hanya bisa pasrah menerima perlakuan Kendrick. "Sshh... ahhhnn..." desahnya erotis saat Kendrick menghisap puting payudaranya.
Tubuh Elliana semakin terhimpit ke tembok. Masa bodoh jika mereka melakukan hubungan seks di ruang tamu sekalipun, Elliana benar-benar sudah tidak peduli. Asalkan ia dan Kendrick bisa bahagia sekarang.
"Elliana," gumam Kendrick sambil menempelkan dahinya dengan dahi Elliana. Napas mereka berdua saling memburu. Dengan cepat, Kendrick meraup bibir Elliana kembali. Melumat, menggigit, menghisap, dan membelai isinya dengan lidahnya. Elliana sendiri melingkarkan kedua tangannya pada leher Kendrick agar ciuman mereka semakin intim.
Kedua tangan bebas Kendrick masih setia meremas dan membelai payudara Elliana yang terus membuat si empunya berdesir aneh. "Ah!" erang Elliana saat ciuman mereka terputus. "Kau sudah mengeras," ucap Elliana saat merasakan ada sesuatu yang menusuk vaginanya.
"Ini semua karenamu, Sayang," sahut Kendrick sambil melepaskan celana panjang dan boxer yang ia pakai. Di sisi lain, Elliana juga menyingkap rok yang ia kenakan dan menurunkan celana dalamnya.
"Aku mencintaimu, Kendrick." Kali ini giliran Elliana yang menyerang Kendrick dan mencium pria yang ia cintai itu dengan membabi buta.
Kendrick membiarkan Elliana menguasai permainan mulut mereka karena ia sedang sibuk melakukan hal lain. Salah satu tangannya menaikkan salah satu kaki Elliana agar melingkari pinggangnya.
"Hmm... hnnmm... hmmm..." Elliana masih mendesah kenikmatan dengan ciuman mereka sedangkan Kendrick secara perlahan memasukkan penisnya ke dalam vagina Elliana. "Huh! Akh!"
"Kenapa, Sayang?" tanya Kendrick karena Elliana melepaskan pagutan mereka secara tiba-tiba.
Elliana menatap mata hitam Kendrick yang sudah dipenuhi nafsu itu. "A-aku kaget," jawab Elliana kemudian menenggelamkan wajahnya di dada bidang Kendrick. "Lanjut-"
JLEB!
"Aaakhh! Huhhh~ Kend..." desah Elliana setengah terpekik karena Kendrick memasukkan penisnya dengan tiba-tiba. Penis besar dan panjang Kendrick serasa memenuhi dirinya bahkan sampai membuat perutnya terasa menonjol.
Begitu melihat Elliana mengangkat wajahnya, Kendrick memulai menggerakkan pinggulnya. "Ellianaku," ucapnya sambil terus menggenjot tubuh Elliana. "Aku mencintaimu."
Karena digenjot dengan sangat keras, Elliana sepertinya sudah tidak mampu menahan tubuhnya untuk berdiri. Saat ia akan terjatuh, Kendrick dengan cepat mengangkat kaki Elliana yang satu lagi sehingga membuat kedua kaki Elliana melingkari pinggangnya.
"Akh! Akh! Akh! Kend... sepertinya a-aku akan..." tubuh Elliana melengkung dan bergetar hebat saat ia mencapai puncak orgasme.
Masih dalam pelukan Kendrick, napas Elliana terlihat tersenggal-senggal. Kendrick seakan tidak peduli dengan keadaan Elliana, ia kemudian mencari meja dan meletakkan Elliana di atasnya. Laki-laki itu kembali menggenjot Elliana dengan gerakan yang semakin cepat. "Kau tidak boleh mencapai puncak sendiri, Elliana," bisik Kendrick di telinga mantan pacarnya itu.
Darah Elliana seakan berdesir merasakan napas panas Kendrick di telinganya. Mereka kembali berciuman panas dengan Kendrick yang masih asik memaju-mundurkan penisnya di liang peranakan Elliana.
Saat pria bermarga Byantara itu merasakan puncaknya semakin dekat, gerakan tubuhnya semakin cepat. Elliana bahkan dapat merasakan bahwa penis Kendrick berkedut-kedut di dalam dirinya. "Elliana..." desah Kendrick sambil menenggelamkan kepalanya di lekukan leher gadis itu. "Akh!"
"Ahhh... Kendrick~ Ahhnnn~" desah Elliana lantang saat ia merasakan cairan semen Kendrick menyembur dan memenuhi rahimnya. Rasanya hangat sekali.