Sara begitu bersyukur meskipun jarang ada di rumah, tapi bisa sarapan bersama. Dulu saja hidupnya tidak semewah sekarang, dia sering mengira kebahagiaan yang utama adalah tentang uang dan jabatan.
"Ma, kalau Papa nggak pulang gimana?"
Sara melirik ke arah Ratu, merasa tak enak karena gadis itu harus tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan masalah di rumahnya. Tapi mau bagaimana lagi, cepat atau lambat, Raja pasti akan memberitahu kekasihnya.
"Ya biarkan aja. Papa itu harus sadar, mana yang lebih penting mana yang bisa ditinggal. Semua bisnisnya atau kita keluarganya. Ma, kalau sampai papa maksa lagi, mama harus lapor ke Raja."
Memilih mengangguk. Nafsu makan Sara mendadak hilang. Ia mencintai Jordi, tapi ia juga menyayangi anak-anaknya tak bisa diukur dengan apa pun di dunia. Usai makan, Ratu ikut membantu calon mertuanya.
Dalam hatinya banyak pertanyaan yang sampai hari ini dia simpan. Mungkin sekarang bukanlah waktu yang tepat.