Sita yang sedang asyik menonton TV merasa terganggu dengan seseorang yang memencet bel villanya.
Ia akhirnya mulai menikmati semua fasilitas dari Ferdi, mungkin suatu saat nanti Sita juga bisa membuka hati agar tidak terlalu membenci dan menganggap anaknya aib setelah lahiran.
Kaget, selama beberapa bulan Sita tak akan menyangka bisa melihat Raja di depannya. Apakah karna berusaha move on, Sita jadi tukang halu begini?
"Apa kabar?"
Melihat makhluk di hadapannya benar- benar bisa bicara barulah Sita sadar bahwa Raja adalah nyata, tidak hayalannya saja.
"Raja?"
"Ya, ini gue. Gak diizinin gue masuk?"
Ah iya, sampai lupa. Mungkin karena masih merespon rasa tak percayanya, Sita jadi kurang aqua gini.
Raja masih seperti pria yang sama, pria yang mengucapkan semoga kamu bahagia, Sita, saat di rumah sakit.
Meskipun Raja baik dan menyemangatinya, nyatanya bukan Sita yang sampai sekarang mendampinginya.
"Hanya sendiri? Pacar kamu di mana?"