Tak tahu lagi harus bagaimana, Sita memelas, bergelayutan di bahu Raja dan sontak membuat pria itu tak terkendali, secara tak sengaja ia menepis lengan Sita dan terpojok ke tembok.
Sita pingsan, badannya tak berenergi. Bahkan, sudah lama dia tidak nafsu makan hanya karena hidupnya berantakan.
"Kenapa kamu mukul dia?"
"Lah, aku gak tahu kalau dia selemas ini. Ra, aku gak mukul dia kan?"
Aurora mengangguk, jelas matanya menangkap gesture kakaknya yang memang tidak melakukan kekerasan terhadap Sita.
Tak ada pilihan, akhirnya Ratu membawa Sita ke dalam dan istirahat di ruang tamu, membaringkan tubuh Sita di sana, langsung berbaik hati membuatkan teh hangat.
Aneh, meskipun Ratu tidak tegaan, nyatanya dia sama sekali tak ikhlas Raja punya hubungan apa-apa dengan Sita meskipun hanya sekedar teman kampus.
"Badannya anget banget. Kita bawa dia ke rumah sakit aja, Sayang," usul Anggita.