"Sayang, beneran nggak apa?" tanya Noah memastikan, dia tak mau ada masalah lain setelah tugasnya ini selesai, dia sudah mengatakan kalau ini kelas yang di sana da Jovankanya, jelas akan jauh lebih aktif dari mahasiswa yang lain seperti ketika Sofia dan Noah belum menikah waktu itu. "Kamu beneran kan mau temenin aku, sayang?" Noah ulangi sekali, dia percaya tak akan tergoda dengan gadis lain, tapi perasaan wanita siapa yang endak menebaknya, mungkin saja istrinya itu senyum padahal hatinya menangis, bisa saja begitu, namanya perempuan akan selalu sulit ditebak. "Sayang, kamu dengerin aku kan?" Noah tegaskan, dia sampai menakup wajah istrinya, dia belum melangkah ke kelas itu. "Jangan diem, kamu jawab, sayang!"
Sofia tersenyum, dia kemudian bertanya pada Noah, "Abang kalau lihat yang seksi gitu suka nggak sih?"