"Temen kamu itu yang salah, sayang." Andra mendekati istrinya yang marah tadi, dia mendekap dan tak membiarkan istrinya menjauh darinya lagi, hanya karena masalah di mana dia tak membaca lebih jelas lagi apa yang Sigit katakan di sini, dia menjadi orang yang kurang cermat sekarang. Apa dia semakin tua sekarang, Andra tak mengerti, kalau itu benar adanya, sekarang dia masih punya anak satu dan itu masih sangat kecil, bagaimana kalau dia pergi sedangkan anak dan istrinya masih butuh akan dirinya. "Sayang, doain aku ya." Pintanya mendadak, Jingga yang terkejut sontak berbalik dan menatap wajah suaminya itu, baru saja dia mendapatkan pelukan dan emosinya itu pergi lenyap dari depannya itu. "Sayang, doain aku!" pintanya lagi sambil mencium pipi Jingga, anaknya melipir dulu di kereta bayi itu, begitu juga orang tua Andra yang langsung masuk ke dapur bersama maid, takut mengganggu begitu. "Sayang-"