"Sayang, bangun ...." Andra kecupi wajah istrinya itu, sejak malam dia tahu tidur Jingga tak nyenyak sama sekali, dia terus saja berfikir dan teringat kalau ada rasa sakit di perutnya, padahal anaknya itu sudah ke luar dari perut dan dia cari begitu saja. "Sayang, kan udah kempes perutnya."
"Ahahahahah, ya ampun Kak, aku harus gimana ya kayak masih heran gitu kalau anaknya kita udah keluar, pikiran aku tuh dia masih di perut, masih kamu usap, eh perutnya aku tiap bangun kok kempes, aku kaget, dikiranya ilang tuh anak, Kak!" Jingga tergelak sambil menahan sakit di jalan lahir dan perutnya yang masih kencang karena pemikirannya itu, terbawa sendiri dengan pemikiran yang ada sampai seperti itu jadinya. "Mana Sofinya, Kak?"