Kelana menyembunyikan wajahnya dari sang istri yang terus mengintainya itu, di mana Mentari tahu sebenarnya kalau dia sedang malu karena ketahuan minum kopi karena gelisah semalaman sebelum akhirnya mendapatkan ganti dari cara yang lain yang Mentari lakukan kepadanya, bentuk kerja sama yang sungguh indah untuk mereka semalam, kini tinggal malunya saja dia menghadap sang istri karena semalam dia tak jujur akan kegelisahan yang ada. Sampai makanannya habis di meja itu, Mentari masih terus mengintai wajah malu suaminya yang sangat indah dan dia suka, Kelana begitu menarik dalam segala hal, entah amalan apa yang membuat ada anak seperti Kelana yang tumbuh menjadi pria berhati lembut begini, apa yang dilakukan ayah dan ibunya juga hingga Mentari mendapatkan berkah suami seperti ini.
"Mas nanti pulangnya telat atau enggak?" tanya Mentari.
"Enggak kayaknya, kenapa?"
"Nggak apa, siapa tahu butuh aku buatin kopi lagi."