"Kan, kamu ya!"
Andra mengesah lirih, mau tidak mau mereka akan bergantian atau mandi bersama karena Jingga memaksa melakukannya, yang dipaksa berjalan sesuka hati dan dengan ringannya begitu atas perhatian dan rayuan yang ada.
"Kenapa? Kakak kan seneng kalau dibegituin, ahahahahah … lagian adiknya udah bangun itu, salah sendiri pancing aku sampe mau keramas, nggak mau dong aku sendirian susah mandinya, jadi Kakak juga!"
Kan, istrinya ini memang fenomenal sekali menurut Andra, ada saja yang dijadikan alasan untuk kembali menyatu dan menghilangkan rasa sesal juga marah pada diri Andra, urusan pekerjaan lewat di depan Jingga, Andra lantas takup wajah itu, dia kecupi seperti orang yang haus, dia tak melewatkan satu jengkal kulit pun, dia telursuri semuanya, dia mau kulit istrinya itu tak lepas dari pandangannya, apa yang berubah di sana haruslah dia yang tahu lebih dulu, sekalpun itu sekecil jerawat yang selalu mengganggu wajah dan kepercayaan diri seorang wanita.