Bruk!
Sejenak mereka berdiri, lalu kemudian sudah kembali berbaring dan saling menindih di sini, panggilan Mas untuk Kelana mulai menggema dengan kerasnya, Mentari penuhi apa yang suaminya mau, dia tak menolak sama sekali akan apa yang suaminya kehendaki atas dirinya itu, bajunya sudah terlepas, tersisa hanya balutan tipis penghalang terakhirnya hingga Kelana bisa memilikinya utuh, baik sisi atas maupun bawah.
"Mas, aku sayang sama kamu," ujarnya berbisik, Kelana kecup bibir ranum yang baru saja mengatakan cinta padanya itu, dia pandangi dalam dan dalam sampai bibir mereka menyatu kembali kesekian kalinya tanpa ada rasa letih dan bosan di sana, Kelana pagut dengan begitu lembut dan menggodanya tanpa henti, tangannya pun tak mau diam saja hingga Mentari menggeliat begitu hebat dan semakin memancing gelora di dalam dirinya.