Chapter 154 - Pemikiran Sebagai Kakak

Jangan salahkan Andra kalau dia sampai betah dia betah di sini karena di sinilah semua yang dia jalankan dimulai dengan begitu baiknya. Jauh sebelum dia bertemu dengan Jingga di tempat inilah dia menjadi kawanan yang berlaku sesukanya saja, tak akan yang mengikat dan mengontrolnya. Dia bisa tertawa keras dengan mulut terbuka lebar dan sejenak melupakan bagaimana dia harus bekerja keras selama ini di kota seberang, jaraknya tak jauh tapi dia bisa merasakan kembali beratnya ketika untuk pertama kalinya dia pergi dari unit lama itu. Andra belum sadar kalau banyhak fotonya yang bermunculan di halaman media sosial dan tentu tak sedikit waniata yang menyebut namanya itu, dia juga bukan berniat mlupakan istrinya, hanya saja percakapan mereka sangat asik di sini sampai dia enggan membuka notif di ponselnya.